Pidato tentang zakat fitrah pasti kerap kali didengar saat menjelang bulan Ramadhan. Pidato seputar zakat sangatlah penting untuk disampaikan pada masyarakat sehingga seluruh Muslim dapat memahami kewajiban mereka.
Pidato keagamaan merupakan elemen penting dari aktivitas bulan Ramadhan yang dimaksudkan untuk menyampaikan pengetahuan, mendorong semangat, serta membimbing umat agar dapat mengikuti jalannya hidup sesuai dengan aturan agama.
Pidato ini biasanya disampaikan mendekati waktu buka puasa, usai melakukan salat Tarawih, pasca shalat Subuh bersama-sama, atau pada acara lain yang dihadiri sejumlah besar pendengar. Pidato agama tersebut dapat menutupi berbagai tema yang berkaitan dengan bulan Ramadhan, seperti misalnya zakat fitrah.
Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan diwajibkan pada setiap Muslim yang berkemampuan serta memenuhi syarat tertentu. Untuk jenis zakat seperti zakat fitrah, pengeluarannya harus dilakukan selama bulan Ramadhan dengan menggunakan sediaan pangan utama (seperti beras) atau sejumlah uang tunai sebagai gantinya.
Menurut informasi dari situs web BAZNAS, kuantitas zakat fitrah yang dianjurkan adalah antara 2,5 hingga 3 kilogram makanan utama. Apabila disetorkan dalam wujud tunai, nilai tersebut harus sesuai dengan harga beras di tiap-tiap lokasi. Sebagai contoh, untuk area Jabodetabek, BAZNAS telah mensetting nominal zakat fitrah menjadi Rp47.000 per individu (pada tahun 2025).
Detail-detail tentang
zakat fitrah
Inilah pesan yang perlu disebar luaskan ke kalangan masyarakat besar. Karena alasan tersebut, sebuah pidato pendek mengenai zakat fitrah tak boleh diremehkan lantaran memuat petunjuk dan data esensial supaya Muslim dapat menunaikannya dengan tepat.
Contoh Sertakan Khotbah Bulan Ramadhan Tentang Zakat Fitrah
Ada beberapa contoh
ceramah
Tentang zakat fitrah yang bisa digunakan sebagai rujukan.Pidato ini dapat menekankan satu topik pokok seputar zakat fitrah,misalnya peraturannya,golongan yang menerimanya,atau kebaikan serta faedah dari berzakat.
Berikut adalah sejumlah contoh khotbah mengenai zakat fitrah saat bulan Ramadhan tiba.
Ramadhan
:
1.Pidato mengenai Zakat Fitrah serta Orang-Orang yang Harus Membayarnya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semua pujian untuk Allah SWT yang telah menghadirkan kami di Bulan Suci Ramadhan. Ayo kita ungkapkan rasa terima kasih ini, antara lain dengan melaksanakan kewajiban zakat.
Tamu-tamu yang dikaruniai Tuhan, zakat merupakan suatu kewajiban yang wajib dipenuhi oleh seluruh Muslim.
Dalil
Tentang zakat juga dapat ditemukan di dalam kitab suci Al-Quran, seperti yang termaktub dalam firman Allah SWT pada Surah Al-Baqarah Ayat 43:
“Bangunlah untuk solat, beri zakat kepada yang membutuhkan, dan bersujudlah bersama mereka yang sujud.” (QS Al Baqarah: 43)
Satu jenis zakat yang menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin ialah zakat fitrah. Zakat ini perlu diselesaikan pada bulan Ramadhan dan lebih spesifik lagi, sebelum menyambut hari Idul Fitri.
Idul Fitri
.
Zakat fitrah adalah wujud peduli sosial dalam agama Islam dengan tujuan membersihkan diri serta melengkapi ibadah puasa. Di samping itu, zakat ini pun dimaksudkan untuk mendukung mereka yang kurang mampu sehingga bisa menikmati kegembiraan pada saat Idul Fitri.
Zakat fitrah merupakan kewajiban untuk setiap Muslim yang mampu menunaikannya. Ini didasari pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diberitahukan oleh Ibn Umar RA:
“Rasulullah SAW mengharuskan Zakat Fitrah untuk membersihkan seseorang yang berpuasa dari tindakan tidak berguna dan perkataan kotor, selain itu juga bertujuan memberi makan kepada kaum dhuafa.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah)
Berikutnya, siapakah yang harus membayar zakat fitrah? Zakat fitrah menjadi kewajiban bagi seluruh Muslim, tanpa memandang jenis kelamin atau usia, termasuk pria dan wanita serta orang dewasa dan anak-anak, hingga
bayi yang baru lahir
sebelum matahari tenggelam di malam hari Idul Fitri.
Persyaratan tambahan untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah kemampuan finansial atau telah mencapai kesejahteraan dengan menggunakan harta yang sah. Zakat fitrah menjadi kewajiban bagi individu yang memiliki sisa rezeki lebih pada malam dan hari raya Idul Fitri sesudah memenuhi semua keperluan dasarnya.
Pada kasus tersebut, semua individu yang telah dewasa berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah, sementara itu bagi anak-anak serta bayi yang belum mencapai usia baligh dan tidak mempunyai hartanya sendiri, pastinya tanggung jawabnya menjadi beban orangtuanya.
Jumlah zakat fitrah yang perlu disetorkan sebanyak satu sha’ dari jenis makanan utama. Apabila di wilayah itu biasanya mengonsumsi nasi sebagai pangan pokok, maka zakatnya pun harus dalam bentuk beras. Sebaliknya, jika sumber makanan dasar mereka adalah gandum, maka zakatnya juga wajib berupa gandum.
Satu sha’ setara dengan kira-kira 2,5 sampai 3 kilogram beras. Di luar berbentuk pangan, zakat fitrah pun dapat disalurkan melalui bentuk uang dengan nilai yang sama.
Kepada semua hadirin, melaksanakan zakat fitrah tidak hanya berarti menjalankan suatu kewajiban, tetapi juga mencerminkan perhatian kita kepada orang lain. Melalui zakat ini, kita turut serta mendukung mereka yang lebih membutuhkan sehingga dapat merasakan kegembiraan pada hari besar tersebut.
Islam
menyampaikan bahwa kegembiraan sesungguhnya tidak hanya terjadi pada waktu perayaan Idul Fitri, tetapi juga ketika kita dapat membantu dan berbagi dengan para saudara kita yang sedang mengalami kesusahan.
Maka dari itu, mari kita laksanakan tanggung jawab ini dengan pemahaman dan kerelaan hati. Mudah-mudahan Allah SWT akan menerimanya dan menjadikannya amalan baik bagi diri kita sebagai hamba-Nya yang peka terhadap orang lain. Amin Ya Rabbi Al-‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2.Pidato Pendek Tentang Zakat Fitrah: Orang yang Menerima Zakat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semua pujian kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan kita anugerah iman, agama Islam, serta peluang untuk melaksanakan kewajiban zakat.
Tamu yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sama halnya dengan apa yang telah kita pahami bersama, zakat fitrah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh Muslim yang memenuhi syarat dan wajib diselesaikan sebelum shalat Ied Fitri. Akan tetapi, terdapat peraturan tertentu tentang orang-orang yang layak untuk mendapatkan zakat tersebut.
Secara keseluruhan, terdapat 8 kategori individu yang memiliki hak untuk mendapatkan zakat, atau sering juga dikenal dengan istilah tersebut.
asnaf zakat
. Siapa saja mereka?
Kategori pertama terdiri dari orang-orang miskin, yakni mereka yang tak memiliki harta sama sekali, tidak mendapatkan pendapatan apapun, serta kurang memiliki sesuatu untuk memenuhi keperluan dasar hidup sehari-hari. Mereka amat mengandalkan dukungan guna dapat menjalani hidup secara layak.
Kedua, kategori orang-orang dengan kondisi ekonomi terbatas. Orang-orang ini dikenal sebagai miskin jika mereka memiliki aset atau pendapatan namun jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan pokok dirinya sendiri maupun keluarga.
Golongan ketiga adalah
amil zakat
, yaitu individu yang ditugaskan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat. Mereka berhak mendapatkan sebagian dari zakat tersebut sebagai tanda terima kasih atas upaya mereka dalam mengurus zakat.
Peran petugas pengumpul zakat sangat penting. Mereka memiliki tugas yang signifikan untuk merawarkan dan membagi zakat dengan tepat. Ini melibatkan bantuan kepada para pendonor dalam proses pembayaran zakat serta penentuan calon penerimanya secara akurat sehingga manfaatnya dapat tersalurkan sesuai kebutuhan. Karena peranan tersebutlah petugas ini layak mendapatkan zakat fitrah.
Golongan keempat adalah
mualaf
, yakni individu-individu yang baru memeluk Islam. Seseorang yang baru masuk agama ini kerap menghadapi hambatan atau tantangan dalam kehidupan, entah itu di bidang sosial ataupun ekonomi. Oleh karena itu, mereka layak menerima zakat sebagai wujud dukungan dari sesama Muslim serta guna meningkatkan keyakinan mereka terhadap agama tersebut.
Kelompok kelima disebut gharimin, yakni mereka yang memiliki hutang namun tak sanggup membayarnya. Di sini, individu-individu itu dipaksa mengambil pinjaman guna memenuhi keperluan pokok sehari-hari atau berhutang demi kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu, apabila seseorang berhutang untuk hal-hal yang buruk seperti bertaruh atau membeli barang-barang mewah yang tidak termasuk dalam keperluan pokok hidup, mereka tidak layak mendapatkan bantuan zakat.
Kategori keenam terdiri dari orang-orang yang masih menjadi budak dan bercita-cita untuk merdeka. Sementara itu, kategori ketujuh mencakup mereka yang berperang demi agama Allah, termasuk juga para dai yang berusaha menyempurnakan hidup masyarakat melalui pengajaran-Nya.
Kategori terakhir ialah ibnu sabil, yaitu orang-orang yang sudah kehilangan persediaan makanan atau uang selama di jalan. Kumpulan tersebut mencakup
musafir
Yang melakukan perjalanan dengan maksud mulia, seperti mencari penghidupan, menuntut ilmu, atau bertualang guna menyebarkan agama.
Kemudian, apa jadinya bila terdapat anggota keluarga kita yang kurang mampu? Apakah boleh kita menggunakan Zakat untuk membantu mereka?
Harus diingat bahwa zakat fitrah tidak boleh disalurkan ke anggota keluarga yang menjadi kewajiban kami untuk mendukungnya, seperti ibu bapak, anak-anak, atau suami/istri Kami.
Akan tetapi, bagi keluarga yang jauh seperti paman, bibi, atau orang-orang yang bukan menjadi tanggung jawab finansial kita dan termasuk ke dalam 8 kategori penerima zakat, kami diperbolehkan memberikan Zakat kepada mereka.
Saudara-saudaraku semua, memahami siapa saja yang menerima zakat fitrah itu sungguh perlu supaya pengumpulan zakat bisa dilakukan secara akurat dan sesuai aturan. Ketika anda menyampaikan zakat ke orang-orang pantas mendapatkannya, maka selain melaksanakan tuntutan agama, Anda turut serta dalam membantu keluarga atau komunitas kita yang sedang menghadapi kesulitan.
InsyaAllah Allah SWT akan menerima derma zakat kita dan menjadikannya penambah berat scales ketaatan di hari akher. Amin Ya Rabbi al-‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3.Pidato tentang Zakat Fitrah: Kapan dan Bagaimana Melakukan Zakat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tamu yang dikaruniai Tuhan, zakat fitrah sudah menjadi suatu keharusan untuk setiap orang.
muslim
yang dapat dijalankan sebagai metode pembersihan diri serta perhatian pada orang lain. Karena itu, kita perlu mengerti kapan dan seperti apa caranya untuk melaksanakannya dengan tepat.
Allah SWT berkata dalam Surah At-Taubah ayat 103:
“Ambilah Zakat dari hartanya untuk memurnikan dan mensucikannya, lalu berdoalah demi mereka karena sesungguhnya doa Anda memberi ketenangan kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengudang lagi Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah: 103).
Melaksanakan zakat fitrah sebenarnya cukup sederhana asalkasanya kita mematuhi peraturan yang telah diwasiatkan Allah SWT. Salah satunya berkaitan dengan jadwal pelaksanaannya. Kapan tepatnya waktunya untuk membayarkan zakat fitrah ini?
Zakat fitrah harus dibayarkan pada bulan Ramadhan. Ada beberapa kemungkinan hukum mengenai kapan tepatnya membayarnya, yakni sebagai berikut:
- Masa waktu yang diizinkan untuk pembayaran zakat fitrah adalah mulai dari awal bulan Ramadhan sampai dengan akhir bulannya. Oleh karena itu, sebelum Ramadhan tiba, kita tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan Zakat Fitrah.
- Waktu yang diwajibkan adalah ketika berakhirnya bulan Ramadhan dan memasuki awal Syawal.
- Sunah tersebut terjadi mulai dari waktu takbiran hingga pagi hari menjelang shalat Idul Fitri, baik sebelum pelaksanaan shalat Id atau selama masa tersebut.
- Makruh terjadi ketika pembayaran zakat fitrah dilakukan sesudah salat Idul Fitri selesai atau tepatnya saat magrib dihari Idul Fitri.
- Waktu terlarang, yaitu setelah melampaui tanggal 1 Syawal atau ketika Idul Fitri telah berlalu.
Oleh karena itu, apabila kita menunaikan zakat setelah hari raya Idul Fitri usai, pembayarannya tidak akan dianggap sebagai zakat fitrah lagi, tetapi hanya sekadar sedekah biasa.
Tentang bagaimana melaksanakan zakat fitrah, Rasulullah SAW memberi teladan bahwa zakat tersebut sebaiknya diserahkan dalam wujud pangan utama yang lazim dimakan di wilayah setiap orang.
Ukuran atau
takaran
Zakat Fitrah setara dengan satu sha’ seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut:
“Ibnu Umar RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW menetapkan wajibnya memberikan Zakat Fitri dengan jumlah satu sa’ kurma atau satu sa’ gandum untuk setiap individu—baik budak maupun bebas, pria ataupun wanita, anak kecil hingga dewasa—dalam lingkungan ummat Islam. Rasulullah SAW juga menyuruh agar Zakat tersebut dibayarkan sebelum para jamaah meninggalkan rumah mereka menuju tempat Sholat Ied” (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Terdapat diskusi mengenai ukuran tepat dari satu sha’, namun perselisihan pandangan ini tak perlu membuat kami berpecah belahan. Umumnya, di kalangan masyarakat Indonesia, jumlah beras yang dikenal untuk zakat fitrah adalah sekitar 2,5 kilogram.
Meski demikian, beberapa
mazhab
Mempunyai pandangan lain mengenai besarnya satu sha’. Berdasarkan Mazhab Syafi’i yang banyak diikuti oleh Muslim di Indonesia, satu sha’ setara dengan 2,75 kilogram.
Oleh karena itu, demi keamanan, kami menyarankan untuk membayar zakat fitrah dengan beras yang paling sedikit beratnya adalah 2,75 kg dan bisa ditambah lebih banyak lagi. Apabila menggunakan uang tunai, jumlahnya harus sesuai dengan nilai pasar dari beras tersebut.
Sebagai warga Muslim, kita perlu mengonfirmasi bahwa zakat fitrah yang disalurkan tidak hanya tepat pada waktunya tetapi juga besarnya mencapai standar agama. Hendaklah dihindari penangguhan sehingga melampaui periode yang sudah ditetapkan.
Saudara-saudariku semua, zakat fitrah tidak hanya merupakan suatu kewajiban tetapi juga ungkapan rasa terima kasih kami kepada Tuhan karena limpahan karunia selama bulan Ramadhan.
Dengan melaksanakan zakat fitrah secara tepat, kita bukan saja menyucikan diri tetapi juga mendukung saudara-saudara kita yang membutuhkan untuk dapat ikut merasakan kegembiraan saat idulfitri.
InsyaAllah SWT terima amalan ibadah kami, termasuk zakat fitrah yang telah disetorkan. Amin Ya Rabbi al-‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4.Pidato Pendek Tentang Zakat Fitrah Dan Manfaatnya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebagai orang beragama Islam, kita memiliki sejumlah kewajiban yang termasuk dalam rukun-rukun Islam, satu di antaranya ialah pengumpulan zakat fitrah. Zakat fitrah merupakan ragam zakat yang harus dibayarkan pada bulan suci Ramadhan untuk membersihkan diri atau rohani kita.
Zakat fitrah pada dasarnya mempunyai berbagai macam kebaikan. Salah satunya adalah untuk meraih reward.
pahala
sebesar yang dijanjikan Allah SWT dalam surah An Nisa ayat 4:162:
“Tetapi para ahli ilmu di antara mereka serta kaum mukmin pun percaya pada Al-Quran ini beserta kitab-kitab suci yang sebelumnya, dan mereka juga rajin menjaga salat, membayar zakat, serta yakin dengan Allah dan hari akhir. Mereka-lah yang nantinya kami anugerahkan ganjaran yang melimpah.” (QS An Nisa: 162)
Kedua pentingnya ialah untuk menerima pengampun dosa serta ganjarannya.
surga
Janji Tuhan Yang Maha Esa tersebut juga terdapat di dalam Al-Quran:
“…Allah berkata, ‘Sekali-kali AKU tidak sendiri dengan kamu. Jika kamu melaksanakan sholat, menyediakan zakat, percaya pada para RasulKu dan membantunya, serta memberikan hibah yang baik kepada ALLAH, tentu Aku akan melenyapkan dosa-dosamu dan menjadikanmu tinggal di surga yang terdapat sungai-sungainya.’ (QS Ali Imran: 16).”
Perlu diperhatikan bahwa ayat yang Anda sebutkan adalah dari QS Al-Maidah pasal 12, tetapi kutipan saya menggunakan referensi QS Ali Imran ayat 16 karena ada sedikit perbedaan konteks antara kedua ayat tersebut. Harap verifikasi kembali untuk memastikannya sesuai dengan sumber asli Anda.
Ketiga, kekayaan yang kami miliki semakin memberkat diri sendiri, mungkin juga bertambah atau melimpah. Nabi Muhammad SAW telah menasihati ummatnya bahwa derma dan zakat tak akan menyusut dari harta yang dimiliki.
Zakat sebenarnya dapat membersihkan harta seseorang dan bahkan bisa membuka berbagai peluang.
rezeki
untuk mereka yang membayar dengan sepenuh hati.
Keempat, zakat fitrah bertindak sebagai pelengkap dari ibadah puasa. Sepanjang bulan Ramadhan, kita mungkin secara tidak sengaja telah melaksanakan perbuatan salah seperti berkata-kata kosong atau mengambil tindakan buruk.
Dengan melaksanakan zakat fitrah, kita mensucikan ibadah.
puasa
kita sampai diterima oleh Allah SWT. Sebuah hadis menyatakan:
“Rasulullah SAW mengharuskan zakat fitrah untuk membersihkan orang berpuasa dari semua tindakan kosong, perkataan buruk, serta menjadi sumber makanan bagi kaum fakir. Barangsiapa membayarnya sebelum salat Idul Fitri, maka akan dianggap sah; dan bila dibayar sesudah salat tersebut, itu masuk kategori hibahan biasa.” (HR Abu Daud)
Kelimanya ialah memelihara kesetabilan bersosial. Zakat fitrah disalurkan pada penerima yang tepat, antara lain orang-orang kurang mampu dan fakir-miskin. Ini semua mencerminkan semangat persaudaraan dalam agama Islam.
Dengan memberikan bantuan kepada orang lain, kita turut serta dalam menghadirkan kegembiraan untuk mereka. Zakat fitrah tidak hanya bisa mendukung secara ekonomi mereka yang kurang mampu, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan di antara umat Muslim.
Saudara-saudaraku semua, mengingat segala kelebihan ini, mari kita penuhi kewajiban zakat fitrah secara tepat waktu serta sesuai dengan aturan yang sudah diperintahkan dalam agama Islam. Melalui tindakan ini, bukan saja batin kita akan menjadi suci, tetapi kita juga ikut mendukung saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Mari kita sampaikan zakat fitrah secara lengkap dan tepat.
keikhlasan
Supaya kita meraih berkah di dunia serta akherat. Mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan ibadah puasa dan zakat fitrah yang telah kita lakukan. Amiin Ya Rabbi ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5.Pidato mengenai Zakat dan Infaq
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tamu-tamu Yang Diberkahi Allah, pada kesempatan istimewa ini, saya ingin menyampaikan penjelasan mengenai zakat fitrah serta hal-hal terkait lainnya.
sedekah
. Kedua ibadah tersebut sama-sama menekankan pentingnya berbagi dengan orang lain, namun mereka berbeda dalam aspek hukum serta cara melakukannya.
Zakat fitrah merupakan tanggung jawab bagi seluruh Muslim yang sudah mencapai persyaratan tertentu, sementara sedekah bersifat optional namun sangat direkomendasikan serta bisa dilaksanakan sewaktu-waktu, dimana pun berada, dan dengan berbagai macam bentuk pemberian.
Zakat fitrah dianggap sebagai kewajiban dan termasuk dalam salah satu from the list.
rukun Islam
Yang menjadi fondasi agama. Di dalam Al-Quran, Allah SWT berbicara:
“Sediakanlah sembahyang, bayarkanlah zakat, dan sujudlah bersama dengan mereka yang sujud.” (QS Al Baqarah: 43)
Oleh karena itu, aturan mengenai zakat fitrah telah ditetapkan dengan tegas sebagai kewajiban. Orang-orang yang diminta untuk menunaikan zakat fitrah ini haruslah individu Muslim atau penganut agama Islam serta mempunyai kemampuan finansial, yakni mereka yang pada saat Malam dan Hari Raya Idul Fitri memiliki lebih dari cukup barang bawaan material dasar setelah semua keperluannya dipenuhi.
Zakat fitrah juga memiliki ketentuan mengenai kapan waktunya serta berapa jumlah yang perlu disetorkan. Pengorbanannya sebaiknya diberikan dalam bentuk bahan pangan utama, seperti contohnya
beras
, atau dalam wujud uang yang nilainya sama dengan harga beras.
Besaran zakat fitrah yaitu sekitar satu sha’, yang setara dengan antara 2,5 sampai 3 kilogram pangan utama. Zakat fitrah dapat disalurkan melalui bentuk uang dan nilainya harus sesuai dengan harga beras di wilayah tersebut.
Sebaliknya, sedekah tidak terikat oleh peraturan spesifik layaknya zakat fitrah yang wajib dibayarkan. Meskipun demikian, berbagi sedekah tetap menjadiilihan baik.
amalan
Yang sungguh disarankan dan memberi ganjaran besar, khususnya pada bulan Ramadhan seperti saat ini.
Macam-macam bentuk derma bantuan dapat ditemui, termasuk uang, pangan, kekuatan fisik, pengetahuan, dan hingga tersenyum juga diakui sebagai derma. Baginda Rasululloh SAW pernah menyebutnya dengan firman-Nya:
“Smile yang kamu tunjukkan kepada keluargamu merupakan sebuah sedekah untukmu.” (HR. Tirmidzi)
Ini mengindikasikan bahwa berbagi hanyalah satu dari banyak bentuk ibadah yang sederhana serta dapat dijalankan setiap saat. Tidak hanya itu, mereka yang kurang mampu sekalipun memiliki kesempatan untuk memberi dan meraih imbalan kebaikan yang besar.
Zakat serta sedekah mempunyai manfaat luar biasa. Kedua praktik ini dapat memberikan ganjaran berkali-kali lipat apabila disertai niat tulus. Selain itu, keduanya mencerminkan rasa cinta dan perhatian kita kepada orang lain.
Bukan hanya itu saja, zakat serta sedekah mampu untuk meniadakan
dosa
dan kesalahan-kesalahan kita.
Rasulullah SAW bersabda:
“Berbagi sedekah dapat melenyapkan dosa seolah-olah air meredam api.” (HR. Tirmidzi)
Saudara-saudariku semua, di tengah kehidupan kita ini, harta hanya merupakan pinjaman dari Allah SWT. Melalui pembagian Zakat dan Sedekah, bukannya menjadi orang miskin, sebaliknya, Allah akan memberikan kepada kita rezeki yang lebih besar dan lebih berkualitas.
Zakat serta sedekah tak akan berkurang dari hartamu, justru membawa berkah dalam kehidupanmu. Karena alasan ini, mari kita senantiasa melaksanakan zakat sebagai kewajiban dan meningkatkan sedekah untuk menyampaikan perhatian kita kepada orang lain.
Jangan risau tentang kerugian materi, sebab Allah SWT berjanji memberikan ganjaran yang jauh lebih baik kepada orang-orang yang suka bersedekah serta melaksanakan zakat dengan tulus.
Semoga Allah SWT menjadikan kami sebagai hamba-hambaNya yang murah hati, senantiasa membagi kebaikan dan prihatin atas nasib orang lain. Mudah-mudahan zakat serta infak yang kami sertakan akan tetap memberikan ganjaran sampai hari kiamat nanti. Ya Alloh dunia dan ukhrawi, semoga doanya dikabulkan. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Berikut adalah contoh pidato mengenai zakat fitrah yang mungkin berguna sebagai rujukan. Mudah-mudahan pembicaraan ini dapat memperluas pengetahuan kita tentang betapa pentingnya zakat fitrah tidak hanya sebagai suatu kewajiban tetapi juga sebagai ungkapan peduli terhadap sesama dan penuh perbaikan dalam menjalankan ibadah pada Bulan Suci Ramadan.
