Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Selasa, 8 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    51 Pasien Covid-19 di NTT Dinyatakan Sembuh

    Oleh Angga Maulana

    Bawaslu Majalengka Ingatkan ASN Jaga Netralitas Saat Tahapan Pemilu

    Oleh Angga Maulana

    Pengacara Keluarga Debora: Kami Hanya Tuntut RS Akui Salah

    Oleh Angga Maulana

    Pasien Positif Covid-19 di Bantul Bertambah 12 Orang

    Oleh Angga Maulana

    Warga Putussibau Berburu Ikan Arwana Saat Banjir Surut

    Oleh Angga Maulana

    Metro Ho Chi Minh Baru Dibuka, Segera Masuk Daftar Tempat Terbaik Dunia 2025

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Aplikasi GPOS B2B dikembangkan oleh Argon Group, kelompok usaha memperkuat ekosistem digital kesehatan untuk mempermudah akses ke produk kesehatan.

    Transformasi Digital, Argon Group Kembangkan Aplikasi Belanja Produk Kesehatan

    Oleh Angga Maulana
    Krisis Populasi Bikin Pening, China 'Kebanjiran' Susu

    Anjloknya Konsumsi Susu di China: Surplus dan Turbulensi di Pasar

    Oleh cris a jeni putri
    Petinggi Indofarma Ditetapkan Tersangka, Serikat Pekerja Minta Kejaksaan Sita Aset

    Tiga Petinggi Indofarma Terjerat Kasus Korupsi, Serikat Pekerja Minta Tuntaskan Masalah

    Oleh Panggih Suseno
    Menhub Bongkar 4 Masalah Kunci Harga Tiket Pesawat Bisa Murah

    Masuknya Kebijakan Pemerintah untuk Turunkan Harga Tiket Pesawat

    Oleh cris a jeni putri
    PGN terus menambah infrastruktur gas bumi.

    Pengusaha Jateng Nantikan Pasokan Gas Bumi

    Oleh Angga Maulana
    Pentingnya pengendalian OPT cabai ramah lingkungan berawal dari kesadaran buruknya pengaruh negatif residu pestisida. Budidaya ramah lingkungan memegang peranan penting dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian

    Teknis Pengendalian OPT Ramah Lingkungan di Kampung Cabai

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Asia > Bagaimana Islam Datang ke Indonesia? Apakah Melalui Arab, Gujarat, Persia, atau Cina?
AsiacultureIndonesianewsreligion

Bagaimana Islam Datang ke Indonesia? Apakah Melalui Arab, Gujarat, Persia, atau Cina?

Rany Nasution
Terakhir diperbarui: 27 Maret 2025 6:20 am
Rany Nasution
Bagikan
AA1B3LTT
Bagikan


Sebetulnya, bagaimanakah proses penyebaran Islam di Indonesia? Apakah melalui Gujarat, Mekkah, Persia, atau justru Cina? Manakah teori yang harus kita anggap sebagai yang paling tepat?


Voxnes.comOnline.com –

Beberapa orang mengatakan bahwa agama Islam diperkenalkan dan berkembangan di Indonesia oleh para pedagang asal Gujarat, India. Namun, ada pula yang menyebutnya berasal dari Persia atau bahkan langsung dari Jazirah Arab.

Benar-benar, bagaimana dan dari mana Islam menyebar di Indonesia?

Sering kali menjadi bahan diskusi di kalangan ahli sejarah tentang waktu tepatnya Islam memasuki Nusantara. Beberapa ahli sejarah percaya bahwa Islam datang ke Indonesia melalui perdagangan dan aktivitas para pedagang. Sementara itu, ada pula peneliti lain yang berpendapat bahwasanya Islam sampai di Nusantara karena kontribusi dari ulama atau figur religius tertentu.

Baca Juga:Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Berdasarkan berbagai pandangan yang ada, terdapat lima teori tentang kedatangan Islam di Nusantara yang dikenal, yakni:


1. Teori Makkah/Arab

Pada sebuah seminar tentang kedatangan Islam ke Nusantara yang dilaksanakan di Medan (1963), Buya Hamka membahas informasi penting yang ditemukan dalam catatan sejarah Tiongkok dinasti Tang. Menurut laporan tersebut, agama Islam mulai tersebar di kawasan Nusantara pada masa Abad ketujuh Masehi.

Berita tentang dinasti Tiongkok mengungkapkan penemuan pemukiman para pedagang Muslim Arab di pesisir barat Sumatera. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa Islam datang ke Nusantara melalui jalan perdagangan yang dilakukan oleh pedagang-pedagang dari Arabia (Mekkah).

Baca Juga:Makna Hijrah

Di sisi lain, eksistensi Kesultanan Samudera Pasai tidak hanya menunjukkan kedatangan Islam ke Nusantara, tetapi juga merepresentasikan pertumbuhan dan pengembangan agama tersebut di wilayah Sumatera.

Para pendukung ideologi tersebut meliputi Van Leur, H. Johns, T.W Arnold, Naquib Al Attas, Keyzer, M. Yunus Jamil, Crawfurd hingga Buya Hamka.

Menurut Arnold, banyak pedagang Arab yang menguasai perdagangan di kawasan Coromandel sampai Malabar. Fenomena ini terjadi antara abad ke-7 hingga ke-8 Masehi, saat para pedagang Arab yang memegang kendali atas area dari Coromandel hingga Malabar kemudian bermigrasi ke Indonesia dan membantu menyebarluaskan agama Islam di sana.

Crawfurd juga menyampaikan pendapatnya tentang teori Arab dan pada akhirnya dia menjadi penyokong dari teori itu. Menurut Crawfurd, dia menilai bahwa ada hubungan antara Islam dengan kemajuan di Indonesia maupun di Arab.

Crawfurd berpendapat bahwa Islam di Indonesia mirip dalam maslahatnya dengan masalah yang terdapat di Mekah dan Mesir yakni mazhab Syafii. Pandangan Crawfurd tentang hal ini konsisten dengan pandangan Buya Hamka mengenai teori Mekah.

Pokok dari teori Mekkah adalah bahwa penyebaran agama Islam di nusantara terjadi secara langsung dari Mekkah atau Arab. Teori ini juga membantah atau memperbaiki pandangan yang menyatakan jika penetrasi Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat.

Menurut teori Mekah, agama Islam mulai merambah ke tanah air kita Indonesia sekitar awal Abad Pertama dalam kalender Hijriyah, yaitu lebih spesifik lagi pada akhir Abad Ke-7 Masehi. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Buya Hamka saat memberikan pidato pada peringatan hari jadi Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Buya Hamka menolak semua argumen para sarjana barat yang berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia bukan secara langsung dari Arab, tetapi justru berasal dari Gujarat atau Persia. Lebih lanjut, Buya Hamka juga memaparkan bukti yang digunakan dalam rangka mendukung teorinya tentang asal-usul Mekah tersebut. Ia menggunakan referensi dan bukti baik itu bersumber dari daerah-daerah lokal di Indonesia maupun dari negeri-negeri Arab.

Berdasarkan pendapat Buya Hamka, Islam masuk ke Indonesia pertamakali bukan disebabkan oleh dorongan ekonomi dari para pedagang Arab, melainkan dengan tujuan utama menyebarluaskan agama tersebut di tanah air kita. Dalam pandangan beliau pula, hubungan dagang antara Indonesia dan wilayah Arab sudah terjalin cukup lama bahkan sebelum era Masehi dimulai.

Satu fondasi utama dari teori ini berdasarkan adanya pemukiman di wilayah Barat Sumatera ketika itu. Di Timur Tengah, kala Khalifah Umar bin Khatab berniat menyebarluaskan agama Islam, beliaulah yang mengerahkan perwakilannya menuju Cina. Namun sebelum sampai tujuan, rombongan tersebut sempat berkunjung sementara waktu di Indonesia melalui rute lautan. Akhirnya, para wakil tersebut membangun sebuah permukiman di daerah Barat Sumatera selama masa Kekhalifahan Umaiyah.

Teori kedua berlandaskan pada mazhab Syafi’i yang diamalkan oleh Kerajaan Samudera Pasai, yakni aliran kepercayaan serupa dengan yang digunakan di Arab dan saat ini juga menjadi pilihan umat Muslim di Indonesia. Teori selanjutnya, atau ketiga, menyebutkan bahwa gelar yang dimiliki sang raja di Samudera Pasai mirip dengan gelar milik para raja di Arab, seperti halnya Al Malik, sebuah gelar yang aslinya datang dari Mesir.


2. Teori Gujarat

Sejarawan asal Belanda, Snouck Hurgronje, menyatakan pandangan bahawa Islam datang ke Nusantara lewat Gujarat. Menurutnya, tidak mungkin Islam bisa mencapai Nusantara secara langsung dari Arab tanpa adanya proses penyebaran tasawuf yang sudah ada di India maupun Gujarat sebagai jembatannya.

Berdasarkan Teori Gujarat, daerah pertama di Indonesia yang mempelajari agama Islam adalah Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi.

Gujarat berada di wilayah barat daya India (saat ini merupakan sebuah negara bagian di sana) dan dekat dengan Samudera Hindia. Karena alasan tersebut, istilah “teori Gujarat” muncul lantaran agama Islam disebarkan ke daerah itu melalui para pedagang asli Gujarat, India.

Teori ini diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh J. Pijnapel, seorang ilmuwan dari Universitas Leiden, pada zaman ke-19. Menurut pandangannya, di awal masa penanggalan Hijriyah atau kurun ketujuh Masehi, terdapat jumlah besar penduduk Arab yang bermukim di Gujarat serta daerah Malabar.

Walaupun penduduk Arab tersebut bermukim di Gujarat, namun mereka bukanlah golongan yang memperkenalkan atau mendistribusikan ajaran agama serta budaya Islam ke Indonesia. Rute laut yang dilalui oleh mereka untuk mencapai Indonesia adalah Selat Malaka.

Dia menyebutkan bahwa orang-orang Gujarati asli yang telah mengikuti agama Islam merupakan pihak yang memperkenalkan Islam di Indonesia. Mereka menjalankan aktivitas perdagangan mereka ke wilayah Asia Tenggara, mencakup juga kepulauan nusantara ini. Kedatangan para pedagang dari Gujarat tersebut membawa serta pengaruh agama dan budaya Islam diprediksikan terjadi pada sekitaran awal milenium kedua Maseki.

Banyak pedagang dari Gujarat memilih untuk tinggal di Indonesia sementara mereka menanti arah angin monsun berubah. Selama masa ini pula, para pedagang itu mulai menjalin hubungan sosial dengan masyarakat setempat maupun trader lainnya. Melalui proses pertemuan tersebut, terjadilah pengaruh saling menghimpitkan antara budaya-budaya yang kemudian berkembang menjadi integrasi. Salah satu sarana utamanya adalah lewat pernikahan, sehingga pemelajaran tentang keyakinan serta adat istiadat Islam pun tersebar secara bertahap dalam struktur keluarga.

Semakin meningkatnya jumlah pedagang yang menikahi warga setempat, proses penyebaran agama dan budaya Islam pun menjadi lebih pesat. Setelah sebagian besar masyarakat mengadopsi agama Islam, terbentuklah komunitas pemukiman untuk para pedagang Muslim yang berada di wilayah pantai.

Tidak hanya permukiman biasa yang terbentuk, para pedagang dari Gujarat juga membangun sebuah Kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan Samudera Pasai merupakan negara kesultanahan Islam pertama di wilayah Nusantara (Indonesia), tepatnya berlokasi di Aceh.

Dengan munculnya kerajaan Islam yang pertama, kemudian berdirinya kerajaan-kerajaan Islam lainnya terus berkembang pesat, hal ini menyebabkan penyebaran agama Islam pun meluas dengan cepat pula. Bahkan, sejalan dengan perluasan wilayahnya, keberadaan kerajaan Islam tidak hanya terbatas pada daerah Aceh saja, tapi sudah merambah ke beberapa pulau di Indonesia, termasuk Pulau Jawa.

3. Teori Persia

Menurut pemikiran Hussein Djajadiningrat, Abubakar Atjeh setuju bahwa Islam di Nusantara mungkin berasal dari Persia dan cenderung ke arah Syiah. Argumen ini dibangun atas dasar sistim membaca atau ejaan kitab suci Al-Quran, khususnya di wilayah Jawa Barat seperti berikut:

– Arab mengucapkan dengan fat-hah – Persia menyebutnya Jabar

– Kasrah – Je-er

– Dhammah – Py-es

Teori ini dinilai kurang kuat karena tidak seluruh pengguna sistem membacakan Al-Quran di Persia mengikuti Mazhab Syiah. Sebagai contoh, penduduk Baghdad sebagai pusat kekuasaan Khilafah Abbasiyah pada umunya adalah pemeluk Ahlussunnah wal Jama’ah.

Lebih rinci lagi, meskipun metode yang digunakan dalam menyebut dan membacakan alfabet Quran mirip di Jawa Barat, penduduk Muslim di wilayah tersebut tidak termasuk pengikut Syiah. Sebagian besar, umat Muslim di Jawa Barat mengikuti mazhab Syafii.

Umar Amir Husen serta Hoesein Djajadiningrat berperan sebagai penyelaras dan pembela gagasan tersebut, mengemukakan bahwasanya agama Islam yang tiba di Indonesia pada masa 700 M adalah hasil penyebaran oleh kelompok Syiah dari Persia.

Teori ini mendapatkan dukungan dari pandangan bahwa pedagang dan ulama Persia tiba melalui rute laut. Bukti seperti pengaruh budaya Persia pada praktik Tradisi Tabut di Sumatera Barat, kesenian kaligrafi, arsitektur, dan musik, ditambah dengan eksistensi komunitas Syiah di Indonesia, semakin memperkuat argumen tersebut.

Bukti tambahan yang mendukung teori tersebut adalah adanya keserupaan antara ritual agama dan tradisi di berbagai wilayah Indonesia, misalnya dalam perayaan Tabot di Bengkulu, dengan tradisi-tradisi kuno di Persia.

Ketidaksetujuan dengan hipotesis tersebut berfokus pada kurangnya bukti konkret yang menyatakan bahwa Islam muncul pertama kali di Indonesia lewat jalur Persia. Selain itu, pandangan ini cenderung meremehkan peranan para pedagang dan ulama dari daerah-daerah lain seperti Arab dan India dalam proses penyebarannya.


4. Teori Cina

Berbeda dengan teori lain tentang penyebaran agama Islam di Nusantara, pandangan ini dikemukakan oleh sejarahwan asal Indonesia bernama Slamet Muljana. Menurut Slamet Muljana, bukan hanya dipercayai bahwa Sultan Demak berasal dari keturunan Tionghoa.

Dia pun menarik kesimpulan bahwa para Wali Songo berasal dari keturunan Tiongkok. Hal tersebut didasari oleh informasi yang terdapat dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong.

Menurut dia, Soeltan Demak Panembahan Fatah menurut Kronik Klenteng Sam Po Kong, memiliki nama lain Panembahan Jin Bun, yaitu nama Cina-nya. Sedangkan Arya Damar selaku pembimbing Panembahan Fatah saat berada di Palembang dikenal dengan nama Cina Swan Liong.

Sultan Trenggana juga dikenal sebagai Tung Ka Lo menurut catatan Cina. Berdasarkan kebiasaan budaya Cina, ketika mencatat sejarah daerah asing, mereka sering meng-Cina-kan penulisan nama-namanya. Kemungkinan besar, semua nama para raja serta kerajaan Hindu Majapahit pun telah diubah menjadi bentuk Cina dalam naskah klenteng Sam Po Kong Semarang.

Teori yang diajukan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby menunjukkan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui para pelaut Muslim Tiongkok yang berkeliaran di wilayah Nusantara. Laksamana Cheng Ho, seorang pemimpin Muslim asli Tiongkok, mengadakan petualangan eksplorasi ke Nusantara dan membangun beberapa komunitas Muslim di lokasi-lokasi tertentu seperti Semarang.

Peranan para pedagang Muslim Tionghoa sangat signifikan dalam penyebaran agama Islam di kawasan pantai utara Jawa pada masa itu, tepatnya di abad ke-7 Masehi. Dampak dari budaya Tiongkok terhadap berbagai tradisi dan upacara adat Islam yang ada di Indonesia, bersama dengan dokumen-dokumen historis mengenai kontribusi mereka sebagai pedagang, memberikan dukungan bagi hipotesa tersebut.

Kritik terhadap pandangan China didasarkan pada bukti arkeologi yang memperlihatkan bahwa ada sejumlah besar komunitas Muslim Tiongkok di Nusantara yang muncul setelah agama tersebut telah berkembang pesat dalam wilayah itu. Pendapat ini umumnya tidak mencakup bukti tentang penyebaran awal Islam lewat rute laut maupun darat lainnya.


5. Teori Maritim

NA. Baloch, seorang sejarawan asal Pakistan, melihat bahwa penetrasi dan penyebaran agama Islam ke Nusantara disebabkan oleh aktivitas para pedagang Muslim yang sangat dinamis dalam menguasai jalur laut dan perdagangan.

Pada masa dagang tersebutlah, agama Islam pun dimulai untuk dikenalkan di sepanjang jalur perdagangan laut melewati pesisir yang menjadi titik singgahnya pada abad pertama Hijriyah atau abad ketujuh Masehi.

Oleh karena itu, NA. Baloch percaya bahwa agama Islam diajarkan dari pesisir Indonesia sampai utara Tiongkok oleh para pedagang Arab.

NA Baloch dalam

Kedatangan Islam di Indonesia

Berkeyakinan bahwa Islam masuk ke Indonesia di awal Abad Pertama Hijriyah atau tahun 7 Masehi. Proses penyebaran dan pemberian pemahaman tentang agama Islam ini terjadi dalam jangka waktu lima abad, yaitu antara Abad Pertama hingga Kelima Hijriyah atau 7 sampai dengan 12 Masehi.

Demikianlah, sebagian orang mengatakan bahwa agama Islam diperkenalkan dan berkembangan di Indonesia melalui para pedagang asal Gujarat, India. Sebaliknya, beberapa pihak berpendapat berasal dari Persia atau bahkan Jazirah Arab secara langsung. Mengenai sumber masuknya Islam ke Indonesia, setiap individu dapat meneliti sendiri.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya AA1B2Qmp Rocky Gerung Khawatir? Beginilah Atmosfer Sidang Spesial RUU TNI di Hotel Eksklusif dengan Ruangan yang Dibuka paksa
Artikel Berikutnya BB1qsR7F Sandi Butar Butar Kembali Berpendar di Tim Damkar Depok

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Pemkot Depok tak Ingin Rugikan Siapapun Terkait SSA

Kemacetan parah terjadi di jalur Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Nusantara, Jalan Dewi Sartika…

Oleh Angga Maulana

Menguak Misteri Marga Batak: Perjalanan Sejarah dan Identitas yang Mengakar

Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang asal-usul nama belakang Anda? Bagi masyarakat Batak, marga bukan sekadar nama,…

Oleh Rany Nasution

Ronaldo Raih 1 Miliar Pengikut, Kritik Manchester United

Cristiano Ronaldo Raih Tonggak Historis 1 Miliar Pengikut VOXNES.com, Jakarta - Cristiano Ronaldo kembali menorehkan…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Anda Mungkin Juga Menyukainya

AA1ARcqa
businesscommerceIndonesianewsreligion

Iman dan Impian: Cerita di Balik Burger Halal yang Menginspirasi

Oleh Rany Nasution
AA1B0ftp
entertainmentnews

Umi Pipik Naik ke Jabatan Ketua, Dinar Candy Berbagi Rahasia Tetap Bijak

Oleh Rany Nasution
AA1I2GPp
news

Neuer Kritik Donnarumma: Cedera Musiala di Piala Dunia Antarklub

Oleh Rany Nasution

Kebimbangan di Balai Rumah Dinas BRIN: Sanksi Mengancam bagi Para Peneliti Aktif

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?