VOXNES.com,JAKARTA — Ketua Rabithah Alawiyah Habib Zen bin Smith mengungkapkan, nilai-nilai moderasi beragama tepat bila disampaikan dalam materi pengajaran majelis taklim yang membahas kitab kuning. Menurut Habib Zein, sudah semakin sedikit majelis taklim di Tanah Air, khususnya di Jakarta, yang mengulas kitab kuning.
“Majelis taklim itu ada kategorinya. Ada audiensnya,”ujar Habib Zen saat berbincang dengan Republika melalui sambungan telepon, Ahad (19/9). Menurut dia, ada majelis dzikir yang memang fokus membersihkan hati tetapi kurang dalam masalah keilmuan. Sebaliknya, ada majelis yang didominasi dengan keilmuan tetapi kurang aspek dzikirnya.
Untuk kurikulum moderasi beragama, dia menilai hal tersebut tepat jika disampaikan pada majelis taklim untuk kitab kuning. Dia mengungkapkan, ada banyak karya ulama yang mengulas masalah moderasi beragama. Meski demikian, mereka lebih tegas untuk membedakan mana yang boleh dan tidak boleh. “Mereka lebih hitam putih karena zamannya juga berbeda,”jelas dia.
Dia menjelaskan, karya mereka masih relevan untuk digunakan sebagai materi moderasi beragama di majelis taklim. Dengan catatan, penyaji kitab kuning tersebut, ujar dia, bisa menyampaikan dengan konteks yang ada saat ini. “Tinggal para guru, assatiz bisa menyampaikan kitab kuning itu dengan contoh-contoh yang dialami saat ini,”ujar dia.
Rabithah Ma`ahid Islamiyah (RMI) NU DKI Jakarta akan menyiapkan kurikulum moderasi beragama untuk majelis taklim di Ibu Kota. Hal ini disampaikan RMI NU Jakarta setelah menggelar webinar “Majelis Taklim, Kajian Kitab Kuning dan Moderasi Agama” bersama Program Studi Pengembangan Masyarakat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis (16/9).
Ketua RMI NU DKI Jakarta, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan, karya tulis ulama di Nusantara, khususnya ulama di Betawi, sangat kental dengan moderasi beragama. Dia mencontohkan, Kitab Adabul Insan (Adab Manusia) karya Habib Utsman bin Yahya, serta kitab Siraj al-mubtadi fi Usul al-Din al Muhammadi dan kitab Zahr al-Basatin fi Bayan al-Dala’il wa al-Burhan yang keduanya merupakan karya Guru Marzuqi bin Mirshod Muara.
Berdasarkan hasil riset bersama tim Jakarta Islamic Centre (JIC) terhadap 234 majelis taklim, dia menjelaskan, tiga kitab ini tidak diajarkan. “Majelis taklim kitab kuning, yang tersebar di berbagai wilayah DKI Jakarta sampai Kepulauan Seribu,” ujar ustaz Kiki, Jum’at (17/9).
Karena itu, menurut dia, webinar tersebut telah memberikan beberapa catatan, khususnya untuk RMI NU DKI Jakarta agar memperkuat materi melalui pengadaan kurikulum moderasi beragama untuk majelis taklim-majelis taklim di Jakarta. Setelah mendapat masukan tersebut, menurut Ustaz Kiki, pihaknya akan menyiapkan kurikulum moderasi beragama yang bersumber dari karya-karya ulama Nusantara, khususnya kepada majelis taklim-majelis taklim kitab kuning dan majelis taklim-majelis taklim kaum ibu di Jakarta.