Voxnes.com
– Marc Marquez dan kakaknya, Alex Marquez, sekali lagi menguasai balapan MotoGP Argentina 2025.
Tak ada pembalap lain yang mampu menyamai laju kedua saudara Marquez dalam perlombaan MotoGP Argentina tahun 2025 tersebut.
Akhirnya kedua anak laki-laki dari pasangan Julia Marquez dan Roser Alenta ini berhasil finish jauh di depan pesaing mereka.
Tetapi dibalik kesuksesan tersebut, siapa yang menyangka bahwa salah satu kunci utama keunggulan Marc Marquez dan Alex Marquez di Argentina berada pada adanya kolaborasi sembunyi-sembunyian yang tak nampak di sirkuit.
Ide kerjasama ini berasal dari si sulung yang bertujuan untuk menguntungkan kedua pembalap dalam perlombaan sebanyak 25 lap tersebut.
“Di hari ini, saya merasakan performa terbaik yang pernah ada pada diri saya. Saya mengeluarkan keringat dalam jumlah lebih banyak daripada saat di Thailand. Saya harus bekerja ekstra keras lagi, sebab tekanan yang diberikan oleh Alex sungguh luar biasa. Tunggu saja sampai putaran kelima ketika rem mulai digunakan, itu adalah satu-satunya area dimana saya dapat melewati dia,” jelas Marc seperti dikutip dari Todocircuito.
Dia sungguh mengagetkanku. Saya tahu dia bisa melakoni semua hal, bahkan melebihi itu. Saat ini, dia menjadi lawan bersaing saya untuk merebut gelar juara. Pada belokan keenam yang condong ke kiri, dia lebih dulu dari saya. Saya merujuk kepada pikiran saya sendiri dan menyebutnya sebagai sesuatu yang tak biasa; ada orang lain yang lebih unggul daripada saya ketika memasuki tikungan kiri,’ ungkapnya.
Mereka setuju untuk saling bertukar data tentang taktik serta pemilihan ban, lalu Marc pun menyarankan sebuah pendekatan spesifik yang dapat mereka gunakan bersama agar lebih efisien dalam penggunaan ban tersebut.
“Kelebihan utama kita adalah kejujuran. Kita mendiskusikan velg apa yang paling sesuai. Saya menceritakan rencana lomba saya padanya, dan bila dia di depan, maka ia perlu menaati strategi ini,” jelas sang juara dunia delapan kali tersebut.
” Dia perlu mengirit ban, dan itu lah yang kami kerjakan. Tetapi, ia masih membuatku kaget dengan pencapaian catatan tertinggi beberapa waktu setelahnya,” paparnya.
Mereka dengan sengaja mengelak dari pertempuran yang berkepanjangan dan lebih memilih strategi bertahan hingga waktunya tepat untuk melewati lawannya secara menyeluruh.
Oleh karena itu, penggunaan ban menjadi lebih efisien dan membuat para pembalap lain merasakan kesulitan dalam upaya pengejaran pada kondisi seperti itu.
“Saat itu saya berpikir-pikir tentang keputusan untuk merelakan posisi kedua, namun ban lawan telah usang, sehingga memungkinkan saya melewati mereka,” tambah Marc.
“Di tahun ini, ia pasti akan mengambil kemenangan dalam perlombaan,” ujar pembalap dari tim Ducati Lenovo itu dengan penuh kegembiraan.
Hal ini tentu saja merupakan pertanda negatif bagi para pembalap lain, termasuk rekan satu tim Marquez yakni Pecco Bagnaia.
Lain-lain pembalap akan menghadapi tantangan besar untuk melawan Marc dan Alex bila keduanya tetap bekerja sama seperti ini pada perlombaan-perlombaan mendatang.