Voxnes.com.CO.ID – JAKARTA.
Walaupun pertumbuhan kredit perbankan berlanjut, kelihatannya peminjam belum secara keseluruhan mengoptimalkan layanan kredit yang ada.
Ini terlihat dari peningkatan jumlah pinjaman yang tidak digunakan (
undisbursed loan
) di bank-bank besar.
Dalam grup bank yang termasuk dalam kategori KBMI 4, jumlah pinjaman macet mencapai Rp 879,93 triliun pada bulan Januari 2025, meningkat sekitar 8,76% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
year-on-year
/YoY).
Kredit Pengangguran di Sektor Perbankan Bertambah saat Kekhawatiran Ekonomi Memuncak
Dari data yang disebutkan, PT Bank Central Asia Tbk (صندキャンペ
BBCA
atau BCA melaporkan angka tertinggi yaitu Rp 427,18 triliun, naik sebanyak 6,46% jika dibandingkan dengan periode serupa di tahun sebelumnya.
PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI
) atau Bank Mandiri yang tampil sebagai bank dengan peningkatan kredit bermasalah tertinggi di kalangan bank-bank besar lainnya per Januari 2025.
Kredit tanpa pekerjaan dari bank bertanda pita emas tersebut meningkat sebesar 20,91% secara tahun-ke-tahun (YoY) mencapai angka Rp 261,45 triliun, di saat yang sama distribusi pinjamannya juga berkembang sebanyak 19,3% YoY.
Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI
) atau BNI menunjukkan peningkatan kredit bermasalah sebesar 8,95% secara tahunan (YoY), yang nilainya mencapai Rp 58,58 triliun. Jika diperhatikan dari sisi nominal, BNI memiliki jumlah kredit bermasalah paling sedikit dibandingkan empat bank milik negara lainnya.
Malahan demikian halnya dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI
) atau BRI melaporkan pola yang beragam. Jumlah kredit kosong di BRI malah menurun 3,75% YoY menjadiRp 132,71 triliun.
Ini membuktikan bahwa bank yang terdekat dengan kalangan masyarakat berpenghasilan rendah ini sukses dalam pengelolaan pembiayaan kredit secara lebih efisien.
Kredit Pengangguran di Bank Besar Semakin Meningkat, Mendekati Ratusan Triliun Tahun 2024
Faktor-faktor yang Memicu dan Perkiraan Masa Depan
M. Ashidiq Iswara, Corporate Secretary dari Bank Mandiri, menyebutkan bahwa penyebab utama pertambahan pinjaman bermasalah adalah ada sejumlah proyek atau pembiayaan investasi yang sedang berlangsung dan baru akan dicairkan secara bertahap menurut timeline yang sudah ditentukan.
Di samping itu, Bank Mandiri juga berupaya untuk menyeimbangkan permintaan pinjaman dan penyalurannya agar dapat mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus menerapkan manajemen risiko secara efektif.
“Kami yakin penyaluran kredit akan meningkat sampai akhir tahun 2025,” kata Ashidiq pada hari Sabtu (15/3).
Dia menyebutkan bahwa keyakinan tersebut diperkuat oleh perekonomian yang stabil dan peningkatan konsumsi orang-orang. Bank Mandiri berharap akan ada pertumbuhan kredit hingga 10-12% secara tahun ke tahun, sambil memusatkan perhatian pada bidang-bidang yang tahan terhadap gejolak serta selalu menjaga sikap hati-hati.
Kredit Pengangguran dari Bank Mandiri (BMRI) Naik 12,97%, Berikut Alasannya
BCA Terus Menjaga Sikap Berhati-hati dalam Memberikan Kredit
EVP Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial BCA, Hera F. Haryn, menyatakan bahwa posisi kredit BCA pada awal tahun 2025 tetap baik, dengan jumlah pinjaman keseluruhan senilai Rp 893 triliun. Meskipun demikian, proporsi kredit bermasalah di BCA masih berada di angka 47,81% dari seluruh dana yang telah dipinjamkan.
“BCA akan tetap mendorong distribusi kredit ke beragam lapisan pasar dan industri untuk menunjang perkembangan ekonomi dalam negeri,” jelas Hera.
Dia juga menggarisbawahi bahwa BCA terus menganut pendekatan hati-hati dengan penerapan manajemen risiko yang ketat saat memberikan kredit.
Seiring dengan lonjakan kredit tidak produktif ini, bank dituntut untuk bisa menjaga keseimbangan antara pertambahan pinjaman dan percepatan pembiayaan agar menjadi lebih baik, hal tersebut bertujuan untuk memperkuat ekonomi dengan cara yang lebih efisien.