Voxnes.com Mantan pejabat senior Federasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Datuk James Selvaraj, menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab penurunan prestasi sektor tunggal putra setelah tumbang secara keseluruhan di All England Open 2025.
Malaysia tidak berhasil memenangkan gelar di turnamen All England Open yang diselenggarakan di Utilita Arena, Birmingham pada tanggal 11 hingga 16 Maret 2025.
Tidak ada seorangpun perwakilan dari Negara Sebelah yang berhasil mencapai babak final.
Termasuk pula sebagai salah satu harapan dari atlet putra berkelana tunggal.
Dua atlet Malaysia, Lee Zii Jia dan Leong Jun Hao, tersingkir pada ronde awal.
Lee Zii Jia kalah dari Ng Ka Long Angus di pertandingan tiga set tersebut.
Leong Jun Hao kalah dalam dua pertandingan melawan pemain Indonesia, Jonatan Christie.
Datuk James Selvaraj mengingatkan federasi Malaysia agar segera melakukan perbaikan.
Menurut dia, Malaysia harus memperkuat bakat pemain bulu tangkis berbakat yang lebih muda.
Yang terakhir kali Malaysia mencapai kesinambungan gelar juara adalah selama masa keemasan Lee Chong Wei.
Selanjutnya, Lee Zi I Jia yang pernah meraih gelar juara di All England 2021 saat ini mulai mengalami penurunan performa.
“Sesudah Chong Wei gantung sepatu, bulu tangkis tunggal putra di Malaysia merosot,” ujar James.
Kini, Tze Yong yang cedera, sedangkan Jun Hao dan Justin berusaha ekstra untuk mencapai kesuksesan.
“Tidak ada waktu yang bisa kita buang-buang,” terangnya.
James mengharapkan pelatih kepala tunggal yang terbaru, Kenneth Jonassen, untuk menumpukan perhatiannya pada atlet berusia muda.
Sepertinya Jonassen telah mereformulir sistem, yang tentu saja positif, namun dia perlu memantau para staf muda secara lebih cermat.
“Lebih baik mereka dimasukkan ke dalam turnamen kelas bawah dari awal,” ungkap James.
Dia memberi contoh tentang Taiwan yang mencuri perhatian di turnamen Super 1000 terbaru ini.
Perfoma pemain dari Taiwan sangat mengesankan di turnamen All England.
” Ini merupakan indikasi pasti bahwa klub tersebut sedang mengembangkan bakat para pemain muda dan memperkenalkan mereka ke lapangan lebih dini,” ungkap James.
Taiwan saat ini mempunyai banyak atlet terampil serta pemain kuat dalam nomor ganda putra dan ganda campuran.
“Klub mereka menyempurnakan pendidikan nasional dan mengirimkan atlet untuk bertanding di seluruh tingkat kejuaraan BWF,” terangnya.
Negara lain seperti Prancis pun sudah mulai menunjukkan komitmennya dalam olahraga bulu tangkis.
Lanier sang pemain muda asal Prancis yang berumur 20 tahun, siap untuk menjadi sosok seperti Viktor Axelsen selanjutnya.
“Thailand juga menampilkan kombinasi yang solid antara talenta muda dan pemain senior berpengalaman,” tambahnya.
Capaian tertinggi Malaysia di turnamen All England diraih oleh pasangan ganda putri, Thinaah Muralitharan/Pearly Tan.
Pasangan peringkat lima dunia tersebut tersingkir di babak perempat final setelah kalah dari juara, Nami Matsuyama/Chiharu Shida.