Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan mengganti pemimpin Shin Bet, lembaga keamanan dan inteligen dalam negeri Israel, pada hari Minggu (16/3).
Berita ini makin memperparah perselisihan dalam tentang siapa yang harusnya bertanggung jawab atas serangan Hamas yang menjadi penyebab peperangan di Gaza.
Usaha Netanyahu untuk mencopot Ronen Bar dari jabatan kepala Shin Bet dijalankan saat organisasi tersebut sedang menyelidiki salah satu dekatnya. Sebagaimana dikutip dari
AP
, Kamis (17/3), Netanyahu menyatakan tak percaya pada Bar dan rasa tidak percaya tersebut semakin meningkat dari hari ke hari.
Pada saat yang sama, Bar menyampaikan bahwa ia berencana untuk terus menempati posisi sebagai pemimpin Shin Bet. Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab pribadi untuk menuntaskan penyelidikan penting tersebut, melepaskan para sandera dari Gaza, serta melatih calon penggantinya.
Bar juga menegur klaim Netanyahu tentang kesetiaan personal yang bertentangan dengan kebutuhan umum. Walau bagaimana pun, dia berjanji untuk menghargai segala putusan hukum berkaitan dengan periode kepemimpinannya.
Terkait dengan hal tersebut, Kejaksaan Agung Israel menyatakan bahwa Netanyahu perlu membeberkan landasan hukum dari putusan yang diambilnya.
Shin Bet memiliki tugas memantaunya Hamas dan baru-baru ini merilis laporan tentang tanggung jawabnya terkait kegagalan mereka saat serangan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Tetapi, Shin Bet juga menyalahkan Netanyahu sebab dianggap adanya kesalahan dari kebijakan pemerintah yang berkontribusi dalam mewujudkan kondisi yang mendukung serangan tersebut.
Pasukan militer sudah menuntaskan rapor terkini yang mencerminkan sikap merendahkan kekuatan Hamas. Di sisi lain, ShinBet berpendapat bahwa mereka sangat paham akan bahaya tersebut. Mereka pun melanjutkan kalau upaya untuk mencegah ancaman itu belum berhasil diberlakukan.
“Hasil investigasi menunjukkan adanya penolakan berkelanjutan dan sengaja dari pihak pemimpin politis terhadap peringatan yang diberikan oleh organisasi,” ujar Bar dalam keterangannya.
Selama beberapa bulan belakangan ini, Netanyahu sudah mengeluarkan atau membuat sejumlah petinggi keamanan seperti menteri pertahanan serta pimpinan militer harus mundur karena insiden serangan oleh Hamas. Namun, Bar adalah salah satu dari sedikit pejabat tingkat atas yang tetap berada dalam jabatan mereka.
Apabila Netanyahu berhasil mencopot Bar dari posisi di Shin Bet, diperkirakan ia akan memilih pengikut setianya untuk menggantikan jabatan tersebut di Shin Bet.
“Melepaskan senjata akan memungkinkan Israel meraih sasaran dalam peperangan dan menghindari kiamat yang akan datang,” ujar Netanyahu.
Rencana Netanyahu untuk menggulingkan Bar memerlukan persetujuan Parlemen, yaitu Knesset, dan diperkirakan lembaga tersebut akan memberikan dukungan. Tetapi, Amichai Cohen, seorang peneliti tingkat lanjut di institusi demokrasi Israel, menegaskan bahwa tindakan semacam itu mesti memiliki izin dari Jaksa Agung terlebih dahulu.
Pada surat yang ditujukan untuk Netanyahu, ia menyampaikan peringatan bahwa tindakan yang direncanakannya tak dapat dijalankan tanpa adanya penjelasan lebih lanjut. Cohen pun menambahkan bahwa keputusan Netanyahu ini cukup berisiko dan patut dipertanyakan.
Saat ini, Jaksa Agung Gali Baharav-Miara menegur Netanyahu dengan menyatakan bahwa tugas Shin Bet tidak seharusnya berfokus pada memenuhi kehendak pribadinya sebagai Perdana Menteri.
“Netanyahu perlu mengerti bahwa tugas Shin Bet tidak seharusnya hanya mendukung keyakinan perseorangan dari perdana menterinya,” ujarnya.