Pilot Susi Air Bebas Setelah Waktu Ditahan di Papua
Bebas Berkat Pendekatan Soft Approach
Berita gembira datang dari Papua. Philip Mark, pilot Susi Air yang diculik kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogoya, dikonfirmasi telah dibebaskan. Kabar ini disampaikan oleh Kaops Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, melalui deskripsi proses pembebasan yang melibatkan pendekatan lunak atau ‘soft approach.’
Bebasnya Philip Mark menuai respons positif dari berbagai pihak. Masyarakat Indonesia, khususnya keluarga pilot Susi Air, tentu merasakan lega mendalam setelah lebih dari dua bulan Philip Mark diculik. Kebebasan ini menjadi simbol harapan bagi penyelesaian konflik dan wujud nyata kekuatan pendekatan diplomasi.
Soft Approach, Jalan Menuju Perdamaian
Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani menjelaskan bahwa pembebasan Philip Mark tidak terjadi secara paksa. Satgas Damai Cartenz berhasil meyakinkan Egianus Kogoya melalui pendekatan lunak yang melibatkan tokoh-tokoh penting masyarakat lokal.
"Melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat, hingga keluarga dekat Egianus Kogoya, kita berhasil meyakinkan mereka untuk melepaskan Philip Mark," ujar Brigjen Faizal. Pendekatan ini dilakukan dengan penuh empati dan memahami latar belakang kompleks yang memicu aksi Egianus Kogoya dan kelompoknya.
Strategi humanis ini bergeser dari operasi militer tradisional yang seringkali berakhir dengan kekerasan dan eskalasi konflik. Pendekatan soft approach, meskipun membutuhkan waktu dan kesabaran yang lebih lama, menunjukkan jalan menuju solusi damai dan berkelanjutan di Papua.
Keberhasilan Soft Approach di Papua
Pendekatan soft approach yang diterapkan Satgas Damai Cartenz untuk pembebasan Philip Mark bukanlah kali pertama keberhasilannya. Sanggat efektif diterapkan dalam beberapa kasus sebelumnya. Beberapa contohnya meliputi:
- Perdamaian di beberapa daerah pedalaman: Soft approach dipakai untuk menjembatani konflik antar kelompok masyarakat adat di beberapa daerah pedalaman Papua, berhasil menenangkan perpecahan dan membangun kembali kerukunan.
- Dukungan terhadap program pemerintah: Soft approach membantu pemerintah dalam mendorong penerimaan program-program pembangunan di Papua, seperti program infrastruktur dan pendidikan.
Keberhasilan soft approach menunjukkan bahwa pendekatan persuasi dan dialog merupakan kunci penting untuk menyelesaikan konflik di Papua. Pemanfaatan tokoh-tokoh lokal dan pemahaman mendalam terhadap budaya Papua menjadi faktor esensial dalam meyakinkan kelompok bersenjata untuk menyerahkan diri dan kembali bergabung dengan masyarakat.
Tantangan dan Ke depan
Meskipun pendekatan soft approach memberi harapan untuk perdamaian, tantangan masih besar di Papua.
Gangguan keamanan: Aksi kelompok kriminal bersenjata masih terkadang terjadi, mengancam stabilitas dan keamanan di beberapa daerah. Hal ini menyulitkan proses rekonsiliasi dan pembangunan.
Penyelesaian masalah struktural:
akar penyebab konflik, seperti kesenjangan ekonomi, marjinalisir, dan kurangnya akses terhadap layanan publik, perlu ditangani secara serius.
Lukiskan gambaran yang lebih cerah
Keberhasilan pembebasan Philip Mark harus menjadi momentum untuk memperkuat upaya perdamaian di Papua.
Pemerintah perlu terus memperkuat soft approach, bekerja sama dengan tokoh-tokoh lokal dan membangun kepercayaan dengan masyarakat Papua.
Penanganan masalah struktural dan pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang damai dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Papua.