Perlindungan Samudra Selatan: Inilah 30 Habitat Penting untuk Keberlangsungan Hidup Hewan Arktik
Sebuah penelitian dari Universitas Colorado Boulder mengungkapkan puluhan lokasi di Samudra Selatan yang memegang peran krusial bagi kelestarian keanekaragaman hayati. Penemuan ini, yang dipublikasi dalam jurnal Conservation Biology pada 15 Agustus 2024, menyoroti pentingnya perlindungan yang lebih ketat terhadap aktivitas manusia di area-area ini untuk mencegah keruntuhan populasi satwa liar.
“Kebanyakan hewan yang ditemukan di Samudra Selatan memainkan peran penting dalam ekosistemnya,” ujar Cassandra Brooks, penulis senior makalah dan profesor asosiasi di Departemen Studi Lingkungan CU Boulder dalam keterangan kepada VOXNES. “Meskipun Antartika dan Samudra Selatan terasa sangat jauh, mereka dan kehidupan di dalamnya sangat penting bagi fungsi sistem Bumi.”
Samudra Selatan, yang mengelilingi Antartika, menjadi rumah bagi berbagai spesies menarik seperti penguin Adélie, anjing laut Weddell, dan paus bungkuk. Kehidupan yang beragam di wilayah ini terlindungi oleh lokasi yang terpencil dan kondisi ekstrem, termasuk suhu yang sangat rendah dan lautan es yang luas.
“Meskipun planet kita sedang mengalami kepunahan massal, Samudra Selatan di Antartika adalah salah satu tempat di dunia yang belum kehilangan spesies apapun,” kata Sarah Becker, penulis pertama makalah dan mahasiswa doktoral di Departemen Studi Lingkungan.
Sayangnya, perubahan iklim yang menyebabkan mencairnya lapisan es, ditambah dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dan pariwisata, mengancam keberadaan habitat ini. Aktivitas tersebut tidak hanya bersaing dengan satwa liar untuk sumber daya, tetapi juga menyebabkan stres, memperkenalkan spesies invasif, dan membawa penyakit baru yang bisa merusak ekosistem sensitif.
Tim yang dipimpin Becker dan Brooks berfokus untuk mengidentifikasi Key Biodiversity Areas (KBAs) di Samudra Selatan yang sangat bergantung pada area-area ini untuk kelangsungan hidup mereka.
Dengan menggunakan data pelacakan yang ada untuk 13 burung laut dan anjing laut Antartika dan sub-Antartika—seperti penguin Adélie, albatros hitam, dan anjing laut gajah selatan—mereka berhasil mengidentifikasi 30 KBAs di seluruh Samudra Selatan. Situs-situs ini mewakili habitat laut yang dikunjungi spesies untuk mencari makan, berkembang biak, dan bermigrasi.
Penelitian sebelumnya sering mengelompokkan spesies berbeda dalam satu dataset untuk mencari area yang penting bagi banyak spesies. Meskipun pendekatan ini penting dalam perencanaan konservasi, ia bisa mengabaikan beberapa area yang krusial untuk spesies tertentu karena tahap kehidupan dan pola migrasi unik mereka.
"Studi kami menjembatani kesenjangan antara perspektif skala luas dan kebutuhan spesifik populasi individu, menambahkan lapisan detail yang penting,” kata Becker.
Sebagai contoh, tim menemukan dua situs besar di perairan dekat Teluk Amanda di Antartika Timur yang berfungsi sebagai lokasi pencarian makanan utama bagi banyak penguin kekaisaran saat mereka pulih setelah berkembang biak.
Mereka juga mengidentifikasi beberapa situs di perairan dekat Pulau Campbell di selatan Selandia Baru di mana populasi pembiakan albatros kepala abu-abu yang terancam punah mencari makan. Upaya penunjukan konservasi skala besar lainnya belum mengidentifikasi situs ini sebagai prioritas.
Peneliti berharap badan internasional dan pemerintah akan mempertimbangkan temuan mereka saat mengembangkan strategi konservasi dan menentukan area di mana penangkapan ikan harus dibatasi.
“Dengan mengurangi interaksi penangkapan ikan atau pariwisata di area keanekaragaman hayati kunci ini, kita dapat memberikan peluang terbaik bagi hewan-hewan ini untuk beradaptasi dan menjadi lebih tahan terhadap perubahan iklim,” kata Brooks.
Kasus ini menegaskan pentingnya Samudra Selatan sebagai penyangga perubahan iklim. Air dinginnya menangkap 40% emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia di seluruh dunia dan 60-90% dari kelebihan panas akibat perubahan iklim.
“Antartika mungkin jauh, tetapi apa yang terjadi di sana tidak berhenti di sana,” kata Brooks. “Kebakaran hutan diColorado terkait dengan apa yang terjadi di Samudra Selatan. Dengan melakukan lebih banyak untuk melindungi Antartika, kita sebenarnya berpotensi menciptakan dunia yang lebih layak huni untuk kita semua.”