Singapura Tingkatkan Target Impor Listrik Rendah Karbon dari Indonesia
Singapura terus memperkuat langkah transisi energi berkelanjutan dengan meningkatkan target impor listrik rendah karbon dari Indonesia. Badan Pasar Energi (Energy Market Authority/EMA) Singapura memberikan persetujuan bersyarat kepada dua perusahaan baru, Singa Renewables dan Shell Eastern Trading, untuk mengimpor 1,4 gigawatt (GW) listrik rendah karbon dari Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Singapura mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2050. EMA juga menaikkan target impor listrik rendah karbon menjadi 6 GW pada tahun 2035, dari target sebelumnya sebesar 4 GW.
Kolaborasi Energi Sustainable
Persetujuan ini diberikan setelah EMA menilai proyek listrik rendah karbon dari kedua perusahaan tersebut layak secara teknis dan komersial. “Proyek ini telah dinilai layak secara teknis dan komersial oleh EMA,” demikian pernyataan EMA dalam rilis persnya, seperti dikutip VOXNES. Persetujuan ini bertujuan memfasilitasi perusahaan dalam memperoleh izin dan persetujuan yang diperlukan.
Langkah ini merupakan pelengkap dari izin yang diberikan kepada lima perusahaan lain pada September 2023, untuk mengimpor 2 GW listrik dari Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini, termasuk Pacific Medco Solar Energy dan Adaro Solar International, telah melangkah lebih jauh dalam proses ini dengan diberikan lisensi bersyarat pertama mereka.
Proyek-proyek listrik rendah karbon ini adalah hasil dari kerja sama erat antara Indonesia dan Singapura, yang ditegaskan melalui sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama energi. MoU ini mendorong perdagangan lintas negara dan pengembangan industri energi terbarukan di Indonesia, seperti panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai.
Menuju Net-Zero Emission
Dengan peningkatan target impor listrik rendah karbon menjadi 6 GW pada 2035, Singapura berharap dapat memenuhi kebutuhan energi masa depannya sambil menurunkan emisi karbon dari sektor pembangkit listrik yang saat ini menyumbang sekitar 40% dari total emisi karbon negara tersebut.
EMA menyatakan akan terus mengeksplorasi berbagai jalur dekarbonisasi lainnya seperti energi hidrogen, tenaga surya, panas bumi, nuklir, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mencapai keseimbangan antara keamanan energi, keberlanjutan, dan daya saing biaya.
Langkah Strategis untuk Masa Depan Energi Singapura
Langkah Singapura untuk meningkatkan target impor listrik rendah karbon dari Indonesia menunjukkan komitmen kuat negara tersebut untuk mencapai target net-zero emission.
Keputusan ini membawa dampak positif bagi kedua negara, serta menciptakan peluang baru dalam industri energi terbarukan. Perluasan kerjasama di bidang energi terbarukan dalam waktu mendatang diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura.