Elon Musk Bisa Jadi Sasaran Penyelidikan AS Atas Pesan Menuai Kontroversi
Jakarta – Elon Musk, CEO platform media sosial X (sebelumnya Twitter), berpotensi menjadi sasaran penyelidikan oleh badan intelijen Amerika Serikat (AS) atas kicauannya yang beredar usai percobaan penembakan terhadap Donald Trump pada bulan Agustus 2024.
Musk mengeluarkan pernyataan yang kontroversial di akun X nya. Dalam postingan tersebut, ia mempertanyakan mengapa ada upaya pembunuhan yang ditujukan kepada Donald Trump sementara Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris belum pernah menjadi target,
“Dan tidak ada seorang pun yang mencoba membunuh Biden / Kamala. Mengapa mereka ingin membunuh Donald Trump?” tulis Musk.
Posting yang memicu kontroversi itu kemudian dihapus oleh Musk, yang kemudian menjelaskan bahwa unggahan tersebut hanya sebuah lelucon.
“Satu pelajaran adalah hanya karena saya mengatakan sesuatu pada sekelompok orang dan mereka tertawa, bukan berarti itu akan menjadi sangat lucu untuk jadi postingan di X,” ujarnya.
"Ternyata lelucon jadi jauh kurang lebih lucu jika orang tidak mengetahui konteks dan penyampaiannya berupa teks biasa,” tambah Musk.
Potensi Ancaman dan Penyelidikan
Meskipun Musk telah menegaskan bahwa unggahannya hanyalah lelucon, pernyataan tersebut berpotensi memicu perhatian serius dari penegak hukum. Michael German, mantan agen spesial FBI, mengatakan bahwa komentar Musk akan ditanggapi dengan sangat serius oleh Secret Service, badan keamanan yang bertanggung jawab untuk melindungi Presiden dan keluarganya.
Kabaren Express mengungkapkan, para agen Secret Service akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu potensi ancaman yang terkandung dalam postingan tersebut.
"Biasanya, agen akan keluar dan menanyakan subjek (Elon Musk), memastikan tidak ada ancaman yang ada, dan membuat subjek sadar bahwa agensi menanggapinya dengan serius,” ujar German dikutip dari Wired, Rabu (18/9/2024).
Meskipun demikian, mantan agen spesial FBI ini menilai kemungkinan besar Musk tidak akan menghadapi tuntutan hukum.
“Unggahan itu tidak memenuhi uji ‘ancaman sebenarnya’, karena bukan ancaman langsung menyakiti wakil presiden, jadi kemungkinan tidak akan dilanjutkan ke penuntutan. Namun akan jadi catatan investigasi," lanjut German.
Secret Service AS secara resmi menolak berkomentar mengenai postingan Musk. Juru bicaranya, Nate Herring, hanya menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki semua ancaman yang ditujukan kepada orang-orang yang diindunginya.
"Yang bisa kami katakan adalah Secret Service akan menyelidiki semua ancaman yang terkait dengan orang-orang yang kami lindungi,” ucap Herring.
Latar Belakang
Percobaan pembunuhan pada mantan presiden AS, Donald Trump, terjadi ketika ia sedang bermain golf di West Palm Beach, Florida, akhir pekan lalu. Seorang pria bersenjata seenaknya menembakan senapan dan kemudian berusaha melarikan diri.
Sebagai informasi, kasus ini menandakan kecenderungan peningkatan ketegangan politik di Amerika Serikat. Iran, yang dipimpin oleh ayatollah Khamenei, pelaku percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump.