Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Minggu, 6 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Krisis Tenis Tunggal Putra Malaysia Terkuak Pasca Kegagalan Di All England Open 2025; Pelatih Jadi Sorotan Utama

    Oleh Rany Nasution

    Pemkab Garut Siapkan Pemakaman Umum untuk Jenazah Covid-19

    Oleh Angga Maulana

    Explore the 10 Best Travel Destinations in Indonesia as Featured by Lonely Planet

    Oleh Rany Nasution

    Kawasaki Z900 dan Z900 SE Resmi Meluncur di Indonesia: Cek Spesifikasi dan Harga

    Oleh Rany Nasution

    Inilah 5 Saluran TV yang Menayangka Pertandingan Timnas Indonesia vs Australia, Kickoff Mulai Pukul 16:10 WIB

    Oleh Rany Nasution

    Konsul Jenderal China di Denpasar Dukung Bali Atasi Covid

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    PT Digital Aplikasi Solusi atau lebih dikenal sebagai Digiserve by Telkom Indonesia kembali mencatatkan prestasi dalam ajang bergengsi TOP GRC (governance, risk, and compliance) Awards 2023 yang bertemakan Building Resilient Future Through ESD & GRC. Dalam ajang tersebut, Digiserve berhasil mendapatkan dua penghargaan prestisius.

    Implementasi GRC, Anak Usaha TLKM Digiserve Raih Dua Penghargaan

    Oleh Angga Maulana
    Segini Nilai Ambang Batas Atau Passing Grade Tes SKD CPNS 2024

    Nilai Ambang Batas SKD CPNS 2024: Syarat dan Rincian untuk Setiap Kelompok Peserta

    Oleh Panggih Suseno
    Cegah Downtime, ExxonMobil Kenalkan Pelumasan Khusus Industri Pertambangan

    ExxonMobil Solusi Pelumasan untuk Hindari Downtime Tambang

    Oleh Adi Ariyanto
    Ilustrasi jembatan timbang

    Kemenhub Masih Toleransi Truk yang Kelebihan Muatan

    Oleh Angga Maulana
    Anggaran Jumbo Kementerian Era Prabowo Hingga Insiden Boeing

    Penetapan APBN 2025 dan Masalah Keselamatan Boeing

    Oleh cris a jeni putri
    Sri Mulyani Buka-bukaan Alasan Kemenkeu Jadi Kementerian 'Sultan'

    Reformasi Tunjangan Kinerja di Kementerian Keuangan

    Oleh Panggih Suseno
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > depression > Hubungan Antara Nyeri Kronis, Depresi, dan Kecemasan: Memahami dampak saling berhubungannya
depressionHealthhealthcare and medicinenewspsychology of depression

Hubungan Antara Nyeri Kronis, Depresi, dan Kecemasan: Memahami dampak saling berhubungannya

Rany Nasution
Terakhir diperbarui: 17 Maret 2025 11:07 pm
Rany Nasution
Bagikan
Bagikan


Voxnes.com

– Rasa sakit kronis merupakan permasalahan kesehatan yang mempengaruhi jutaan individu di berbagai belahan dunia, dengan pengaruhnya melampaui aspek fisik semata.

Tinjauan terakhir yang mencakup lebih dari 375 penelitian mengungkapkan hubungan penting antara rasa sakit berkelanjutan dan masalah kejiwaan.

Dari studi itu diketahui bahwa kira-kira 40% orang dewasa yang menderita rasa sakit berkelanjutan juga menghadapi level depresi dan kegelisahan yang signifikan, suatu temuan yang memprihatinkan karena minimnya perawatan menyeluruh bagi kedua masalah ini.

Penelitian ini dikendalikan oleh tim riset dari Johns Hopkins Medicine, yang menyoroti kesesuaian melakukan pemeriksaan berkala terhadap depresi dan kegelisahan pada orang-orang dengan rasa sakit kronis.

Baca Juga:Dosen IPB: Faktor Keamanan Jadi Kunci Pemilihan Kemasan Pangan 

Peneliti pun mengamati bahwa perempuan, remaja dan individu yang mengidap fibromyalgia merupakan golongan yang lebih berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental akibat rasa sakit jangka panjang.

Seiring bertahun-tahun, berbagai studi telah mengungkapkan bahwa rasa sakit yang berkelanjutan dan masalah kesehatan jiwa cenderung muncul secara bersamaan.

Akan tetapi, studi terkini ini menunjukkan bahwa ikatan di antara keduanya justru lebih dekat dari apa yang sempat diprediksi sebelumnya.

Penemuan ini menegaskan kembali kebutuhan akan perawatan kesehatan jiwa sebagai komponen dalam mengelola rasa sakit jangka panjang, yaitu rasa sakit yang bertahan selama lebih dari tiga bulan.

Baca Juga:Pasien Covid-19 Keluhkan Gejala tak Biasa pada Kaki, Apa Itu?

Rasa sakit yang terus-menerus bisa mengakibatkan ketidakmampuan, menimbulkan dampak pada kesanggupan orang tersebut untuk melakukan pekerjaan, istirahat, serta ikut dalam rutinitas harian.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kira-kira 51,6 juta orang dewasa di Amerika Serikat, atau kurang lebih 21% dari total penduduknya, menderita rasa sakit berkelanjutan pada tahun 2021.

Dari kelompok tersebut, sekitar 20% sampai 40% juga menderita depresi dan kegelisahan.

Dr. Rachel Aaron, ketua penelitian ini dan sekaligus dosen asisten dalam departemen kedokteran fisiologi dan rehabilitasi di John Hopkins University School of Medicine, menyatakan, “Saat ini kita sudah mempunyai obat-obatan yang cukup baik untuk mengatasi depresi dan kegelisahan, termasuk rasa sakit jangka panjang; namun biasanya perawatan-perawatan tersebut dipisahkan.”

Banyak penelitian justru mendiskualifikasi orang dengan rasa sakit berkelanjutan yang juga menderita depresi atau kekhawatiran dari percobaan medis. Kita perlu metode penyembuhan terpadu untuk meredakan rasa sakit jangka panjang serta masalah kesejahteraan psikologis sekaligus, dia melanjutkan.

Untuk mengukur sejauh mana tingkat kesulitan tersebut, para peneliti memeriksa informasi dari 376 riset yang berlangsung mulai tahun 2013 hingga 2023. Riset-riset itu mencakup 347.468 orang dewasa di atas usia dari total 50 negera berbeda.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan betapa seringnya orang yang mengidap rasa sakit terus-menerus merasakan depresi atau cemas, serta ingin melihat perbedaannya dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gangguan seperti itu.

Pemilihan topik pada studi ini meliputi tanda-tanda klinik dari rekam medis pasien, standar diagnosa yang terdapat dalam Buku Diagnosa dan Statistik Gangguan Jiwa (DSM-5), bersama dengan beberapa faktor demografi lainnya termasuk umur, gender, tempat tinggal, serta lama waktu mengalami rasa sakit.

Temuan studi tersebut menyatakan bahwa 39% responden yang menderita rasa sakit terus-menerus juga mengidap depresi klinis, dan sekitar 40% lainnya mengalaminya dalam bentuk kegelisahan klinis.

Dari jumlah tersebut, sekitar 37% di antaranya menderita depresi Mayor, dan hanya 6% lainnya yang mengidap depresi Kronis.

Kecemasan umum melanda sekitar 17% dari populasi, sedangkan 8% mengalami serangan panic attack. Di sisi lain, hanya dua persen yang terkena dampak oleh kecemasan sosial.

Informasi tersebut menegaskan hipotesis bahwa kejadian negatif sepanjang hayat beserta stres emosi bisa mendorong peningkatan potensi mengidap rasa sakit nociplastik jangka panjang, hal ini berkaitan dengan modifikasi pada mekanisme otak dan sumsum tulang belakang dalam mentransmisikan sinyal ketidaknyamanan.

Walaupun terdapat keterkaitan erat antara rasa sakit jangka panjang dengan kondisi psikologis, disayangkan sekali bahwa pemeriksaan mengenai depresi dan kekhawatiran belum menjadi bagian dari tata laksana standar untuk masalah kesakitan berkelanjutan tersebut.

Banyak orang dengan rasa sakit terus-menerus yang juga merasakan depresi atau cemas memiliki tantangan dalam memperoleh penanganan yang tepat. Bahkan, sebagian dari mereka ditolak ikut serta dalam percobaan medis yang bertujuan mengevaluasi obat-obatan baru bagi penderita nyeri.

“Penderita rasa sakit kronis memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan depresi serta cemas daripada orang biasa. Hal tersebut menjadi permasalahan kesehatan publik yang signifikan sehingga sebaiknya ditangani melalui pemeriksaan berkala akan hal itu dalam konteks medis,” jelas Dr. Aaron.

“Di sisi lain, kebanyakan orang yang menderita rasa sakit terus-menerus tidak mengalami depresi ataupun cemas. Hasil penelitian ini membantahkan anggapan bahwa rasa sakit terus-menerus senantiasa berhubungan dengan perasaan sedih dan memberikan pengingat bahwa mereka yang memiliki rasa sakit terus-menerus tetap bisa mempertahankan kesejahteraan mental yang baik,” jelasnya.

Hasil penelitian ini mengindikasikan kebutuhan akan transformasi pada metode penyembuhan terkait rasa sakit jangka panjang serta masalah kesejahteraan psikologis.

Sebaliknya dari menyikapi keduanya sebagai permasalahan tersendiri, penting bagi para praktisi medis untuk merancang strategi yang mampu menyelesaikan kedua hal tersebut dengan bersama-sama.

Inovasi seperti program terapi yang disegabungkan, perbaikan proses pemeriksaan awal di lingkungan klinik, dan batasan partisipasi yang lebih besar dalam studi uji coba dapat memberikan manfaat signifikan.

Mengakui hubungan antara rasa sakit jangka panjang dan masalah kejiwaan merupakan tahap pertama dalam arah transformasi besar, yang bisa meningkatkan mutu hidup bagi orang-orang yang menghadapi penderitaan terus-menerus serta hambatan kesejahteraan psikologis yang umumnya berkaitan dengannya.

Riset selengkapnya sudah diumumkan dalam jurnal JAMA Network Open.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Keajaiban Ziarah: Explorasi Beragam Destinasi Wisata Religi di Jawa Barat dari Makam Wali Songo hingga Masjid Kuno
Artikel Berikutnya AA1B3lek Mencoba Nyali Patrick Kluivert: Implementasi Formasi 4-3-3 Lawan Australia

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Daftar Resmi Mutasi TNI 2025: Panglima Agus Subiyanto Gantikan Jenderal Eks Pengawal Jokowi

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto baru-baru ini melakukan rotasi dan mutasi terhadap 86 perwira tinggi…

Oleh Rany Nasution

Keamanan di Papua: Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Pendampingan Aparat

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa setiap kegiatan di Papua, termasuk pembangunan infrastruktur dan pengamanan logistik,…

Oleh Dina Fadilah

Kepala Bappeda Tanggapi Rencana Transformasi Tiga BUMN Jadi Entitas Strategis Nasional

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memberikan komentarnya mengenai laporan yang menyatakan bahwa…

Oleh Rany Nasution

Anda Mungkin Juga Menyukainya

BPJS Kesehatan Ringankan Tunggakan Iuran Peserta JKN di Aceh
Health

Dosen IPB: Faktor Keamanan Jadi Kunci Pemilihan Kemasan Pangan 

Oleh Angga Maulana
AA1AUjvy
businessgovernmentgovernment regulationsnewspolitics

Bolehkah ORMAS Meminta THR kepada Perusahaan? Jawaban Pemerintah Kabupaten Karawang

Oleh Rany Nasution

Kuota Tukar Uang Baru BI Cepat Habis, Daftar Sebelum 23 Maret 2025!

Oleh Rany Nasution
AA1B3vLJ
journalismnewsnews mediapoliticspolitics and government

Ketika “Voice of America” Hilang, Siaran Diganti dengan Musik

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?