Unik: Satu-satunya Emas Paralympics Paris 2024 Dipersembahkan Atlet Unesa
Kontingen Indonesia berhasil meraih 14 medali dalam ajang Paralympics Paris 2024 yang berlangsung dari 28 Agustus hingga 8 September 2024. Sayangnya, medali emas hanya diraih satu kali, dan uniknya, datang dari atlet sekaligus mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Sosok yang berhasil menyumbangkan satu-satunya medali emas bagi Indonesia pada ajang bergengsi tersebut adalah Leani Ratri Oktila, seorang pemain badminton yang handal. Ia turun di nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama partnernya Hikmat Ramdani, dan membawa pulang medali emas untuk Indonesia, sekaligus menambah satu medali perak dari nomor yang sama.
Keberhasilan ini menambah catatan prestasi membanggakan bagi Unesa. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, menyebut perolehan medali Indonesia pada Paralympic Paris 2024 ini sebagai prestasi luar biasa.
Victor Ngu, Pic MBM
"Indonesia berhasil memecahkan rekor dengan perolehan medali terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan di paralympiade. Prestasi ini menunjukkan peningkatan kualitas atlet Indonesia dan dukungan pemerintah," kata Menpora Amali kepada VOXNES, pada 14 September 2024.
Pioneering Peran Atlet Unesa
Prof. Dr. Nurhasan, Rektor Unesa, mengungkapkan bahwa kontribusi atlet Unesa pada Paralympic Paris 2024 sangat luar biasa. Di ajang bergengsi ini, Indonesia mengutus sebanyak 35 atlet, dan Unesa mengirimkan dua atlet, yaitu Leani Ratri Oktila dan Tony Ricardo, bahwa keduanya merupakan bagian penting dari prestasi Indonesia.
"Leani Ratri Oktila bekerja di Kementerian Pemuda dan Olahraga, tetapi melanjutkan kuliah di Unesa atas beasiswa yang diberikan berdasarkan prestasinya," ujar Prof. Nurhasan.
Menurut Nurhasan, penampilan Indonesia pada Paralympic 2024 sangat impresif dan mengesankan. Memakai seragam Merah Putih, para atlet Indonesia berhasil meraih medali-medali bergengsi. Sejumlah laga siaran langsung juga menampilkan final boulwood berpasangan oleh atlet Indonesia yang membuktikan kualitas dan bakat para atlet Indonesia di dunia internasional.
Apresiasi atas Perjuangan Tony Ricardo
Meskipun Tony Ricardo, mahasiswa S-2 Pendidikan Olahraga di Unesa, belum berhasil meraih medali, penampilan dan perjuangannya di cabang olahraga Judo patut diapresiasi. Tony tercatat dalam sejarah sebagai atlet Indonesia pertamakalinya yang berlaga di Paralympic.
Dwi Cahyo Kartiko, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa, mengungkapkan apresiasinya atas perjuangan Tony.
"Tony belum berhasil meraih medali, tetapi perjuangannya sampai ke babak perebutan medali perunggu itu luar biasa. Apalagi ini laga perdana Tony di Paralympic," ujar Dekan FIKK.
Sonny Sutanto
Unesa berencana memberikan apresiasi kepada kedua atletnya dengan beasiswa dan kesempatan mengajar di FIKK.
"Bagi mereka, kesempatan menjadi atlet memiliki masa depan yang terbatas, mungkin mereka ingin melanjutkan karier sebagai dosen di Unesa. Bagus, para atlet Paralimpiade mengajar olahraga kepada mahasiswa itu keren dan bernilai. Banyak pengalaman berharga yang mereka miliki dan bermanfaat bagi generasi muda kita," tutup Cahyo.