Voxnes.com
, JAKARTA – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia di bulan Januari 2025 mencapai angka US$427,5 miliar dan mengalami pertumbuhan sebesar 5,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
year-on-year
(yoy) atau sekitarRp7.043,06 triliun (dengan kurs Rp16.475). Nilai tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan di bulan Desember 2024 yang mencapai 4,2% (yoy). Kenaikan Utang Luar Negeri Neto ini mayoritas disebabkan oleh bertambahnya hutang dari pihak pemerintahan serta bank sentral.
Pada Januari 2025, posisi utang luar negeri pemerintah berjumlah US$204,8 miliar atau setara dengan Rp3.374,08 triliun. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 5,3% secara tahun-ke-tahun (year-on-year/yoy), melebihi pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 3,3% yoy.
Ramadan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Bank Indonesia, mengatakan bahwa peningkatan hutang ini terjadi bersamaan dengan arus modal masuk ke Surat Bertha Negara (SBN) internasional yang dijual oleh pemerintah. Menurutnya, berdasarkan data dari Bank Indonesia, mayoritas pinjaman yang dipetik Kementerian Keuangan digunakan untuk mendanai belanja-prioritas, seperti sektor kesehatan (sebesar 22,6 persen), birokrasi pemerintahan dan perlindungan sosial (17,8 persen), pendidikan (16,6 persen), konstruksi (12,1 persen), serta layanan perbankan dan asuransi (8,2 persen). Hanya sedikit sekali Utang Luar Negeri Pemerintah (ULN) yang memiliki masa tenggang singkat, karena hampir sembilan puluh sembilan setengah persen ULN adalah jenis jangka panjang.
TERJAWAB: Pembayaran THR bagi Pensiunan 2025 Kapan di Serahkan oleh Asabri? Periksa Jadwal serta Tata Caranya
Pada saat yang sama, Utang Luar Negeri Negara (ULN) milik sektor swasta menunjukkan penurunan sebesar 1,7% secara tahun-ke-tahun di Januari 2025, lanjutan dari pola serupa di bulan-bulan sebelumnya. Jumlah total ULN sektor swasta berada di angka US$194,4 miliar atau kira-kira Rp3.030 triliun, dengan peningkatan signifikan dalam pengurangan ditemukan di bidang institusi finansial yang menyusut sebanyak 2,3% secara tahun ke tahun, jauh lebih besar daripada penyusutan 1,0% pada Desember 2024.
Berdasarkan sektornya, utang luar negeri (ULN) swasta tertinggi berasal dari bidang manufaktur, perbankan dan asuransi, penyediaan listrik dan gas, serta tambang dan pengeboran, yang secara keseluruhan mencapai 79,4% dari seluruh ULN swasta.
:
Jadwal Pertemuan FOMC The Fed di Tahun 2025: Menentukan Tingkat Suku Bunga Utama dan Perkembangan Nilai Dollar
“Posisi utang luar negeri pemerintah masih dapat dikontrol karena sebagian besar utang berdurasi panjang, menyumbangkan persentase sebesar 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah,” demikian dijelaskan Denny melalui pernyataan tertulis pada hari Senin (17/3/2025).
Berdasarkan gambaran umum, sistem utang luar negeri di Indonesia masih dalam kondisi baik dengan perbandingan antara utang luar negeri terhadapProduk Domestik Bruto (PDB) menurun mencapai 30,3% di awal tahun 2025 dibandingkan 30,5% di bulan yang lalu. Tambahan lagi, bagian dominan dari utang tersebut adalah jenis jangka panjang yaitu berada di angka 84,7% dari seluruh jumlah utang luar negeri.
:
Jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk tahun 2025, Simpan Tanggal Resmi Ini
Berikut adalah informasi mengenai negara-negara penyedia pinjaman terbesar di Indonesia:
1. Negara Mana Saja?
2. Detailnya Adalah Sebagai Berikut:
8 Negara dengan Pinjaman Tertinggi kepada Indonesia:
(Januari 2025)
1. Singapura: US$55,7 miliar
2. Amerika Serikat: US$27,60 miliar
3. China: US$23,25 miliar
4. Jepang: US$20,85 miliar
5. China Hong Kong: US$18,59 miliar
6. Korea Selatan: US$8,43 miliar
7. Perancis: US$6,42
8. Jerman: US$5,09
Kewajiban Indonesia terhadap IMF hingga Bank Dunia
1. IBRD: US$20,99 miliar
2. ADB: US$11,45
3. IMF: US$8,4 miliar
4. IDB: US$1,34 miliar
5. IFAD: US$289 juta