PLN EPI Komitmen Tingkatkan Distribusi Energi Hijau Melalui Pemanfaatan Biomassa
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), anak perusahaan PT PLN, telah menorehkan sejumlah prestasi dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia. Salah satu fokus utama PLN EPI adalah pemanfaatan biomassa melalui teknologi co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada batu bara, tetapi juga menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Peranan Penting Biomassa dalam Energi Berkelanjutan
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa pemanfaatan biomassa memegang peranan krusial dalam transformasi energi menuju yang lebih ramah lingkungan. Biomassa menjadi solusi pengganti batu bara untuk menurunkan emisi karbon yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
"Program co-firing yang kami terapkan merupakan bagian integral dari komitmen PLN dalam mendukung transisi energi bersih. Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami mampu menurunkan emisi karbon hingga 2,9 juta ton CO2 hingga bulan Agustus tahun ini," jelas Iwan.
Selain mengurangi emisi, program ini juga memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat lokal melalui penyediaan bahan bakar biomassa.
Melanjutkan Komitmen dengan Pemasokan Biomassa yang Meningkat
PLN EPI saat ini memanfaatkan berbagai jenis biomassa, termasuk sekam padi dan serbuk gergaji, sebagai bahan bakar tambahan di PLTU. Hasilnya, substitusi batu bara dengan biomassa semakin meningkat setiap tahunnya.
Pada 2021, PLN EPI berhasil mensubstitusi 250 ribu ton batu bara dengan biomassa. angka tersebut meningkat menjadi 580 ribu ton pada 2022 dan mencapai 1 juta ton pada 2023.
"Pada tahun ini kami menargetkan pemanfaatan lebih dari 2 juta ton biomassa," ungkap Iwan optimis.
Kemitraan dengan Masyarakat Lokal untuk Mendorong Pemanfaatan Biomassa
Dalam pengembangan pemanfaatan biomassa, PLN EPI tidak hanya berfokus pada sisi teknis, namun juga mengutamakan ker colaboración dengan berbagai pihak, khususnya masyarakat lokal.
Partnership ini bertujuan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat rantai pasok biomassa.
"Kami terus mengembangkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat lokal untuk memperkuat rantai pasok biomassa. Ini sejalan dengan tujuan kami untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission pada tahun 2060," tegas Iwan.
Beberapa contoh nyata kolaborasi tersebut adalah:
- Kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dalam pengembangan potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Program ini mendorong pengembangan lahan-lahan kritis di wilayah tersebut untuk produksi biomassa dan pemanfaatan limbah yang dapat diubah menjadi bahan baku biomassa.
- Uji bakar co-firing di PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat, dengan memanfaatkan serbuk kayu sebagai biomassa. Program ini menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar melalui aktivitas pengumpulan dan pemrosesan serbuk kayu.
Kementerian ESDM pernah menyampaikan bahwa kebijakan co-firing ini memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat, dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai ekonomi dari limbah pertanian maupun perkebunan.
Transformasi Energi Untuk Masa Depan Berkelanjutan
Melalui program co-firing, PLN EPI tidak hanya mewujudkan transisi energi yang lebih hijau, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
"Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa, dengan nilai ekonomi mencapai Rp 9,43 triliun," tutur Iwan dengan bangga.
Dapat dipastikan, PLN EPI akan terus berkomitmen untuk memperluas penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan yang berkelanjutan. Dengan begitu, candi negara Indonesia akan tergarap dengan skema energi yang ramah lingkungan untuk generasi mendatang.