Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Sabtu, 28 Jun 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Nyaman Banget! Pengalaman Mengemudi Hyundai IONIQ 9 dari Seoul hingga Busan

    Oleh Rany Nasution

    GTPP: Dua Pasien Probabel Covid-19 di Sukabumi Meninggal

    Oleh Angga Maulana

    Hasil Seru All England 2025: Bagas/Leo Kalah Tipis di Set Pertama

    Oleh Rany Nasution

    Pasien Positif Covid-19 di DIY Bertambah 53 Orang

    Oleh Angga Maulana

    Konsul Jenderal China di Denpasar Dukung Bali Atasi Covid

    Oleh Angga Maulana

    Dibilang Kalah oleh Kakaknya, Begini Jawaban Alex Marquez

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Bahlil Optimistis Hilirisasi Tambang Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Bahlil: Hilirisasi Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Oleh cris a jeni putri
    PIS Tambah Enam Armada Tanker Baru

    PIS Perkuat Kapasitas dengan 6 Armada Tanker Baru

    Oleh Adi Ariyanto
    Karyawan menunjukkan emas batangan Antam, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Yasin Habibi)

    Antam-Pos Indonesia Kerja Sama Penjualan Emas

    Oleh Angga Maulana
    Ilustrasi Meteran Listrik PLN

    Pemanfaatan Kuota Listrik di Purbalingga Baru 30 Persen

    Oleh Angga Maulana
    Sri Mulyani Buka-bukaan Alasan Kemenkeu Jadi Kementerian 'Sultan'

    Reformasi Tunjangan Kinerja di Kementerian Keuangan

    Oleh Panggih Suseno
    Permintaan Hunian Naik, Griya Idola Mulai Buka Penjualan untuk Umum

    Griya Idola Buka Siaran untuk Booster Permintaan Hunian

    Oleh Adi Ariyanto
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Islam Digest > Menelusuri Sejarah Marga Arab Badjideh dan Keturunan Arab Lainnya di Indonesia
Islam DigestKabarNusantaraSosial

Menelusuri Sejarah Marga Arab Badjideh dan Keturunan Arab Lainnya di Indonesia

Seftia Madiana
Terakhir diperbarui: 22 September 2024 10:35 am
Seftia Madiana
Bagikan
Menelusuri Sejarah Marga Arab Badjideh dan Keturunan Arab Lainnya di Indonesia
Menelusuri Sejarah Marga Arab Badjideh dan Keturunan Arab Lainnya di Indonesia
Bagikan

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak orang Indonesia memiliki marga yang terdengar asing, seperti Al-Habsyi, Assegaf, atau Badjideh? Jawabannya terletak pada sejarah panjang migrasi dan akulturasi budaya Arab di Nusantara. Mari kita telusuri bersama perjalanan menarik ini, dari gurun pasir Hadramaut hingga ke pelosok Indonesia.

Jejak Awal Kedatangan Arab di Indonesia

Ketika kita berbicara tentang sejarah Islam di Indonesia, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas peran penting komunitas Arab. Namun, tahukah Anda bahwa kedatangan mereka ke Nusantara dimulai jauh sebelum Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini?

Awal Mula Migrasi: Abad ke-12 Sebagai Titik Awal

Sejarah mencatat bahwa gelombang pertama migrasi Arab ke Indonesia terjadi sekitar abad ke-12. Ini adalah periode yang menarik, mengingat saat itu Nusantara masih didominasi oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Lalu, apa yang mendorong mereka untuk berlayar jauh ke timur?

  1. Faktor Ekonomi: Perdagangan rempah-rempah yang menggiurkan menjadi daya tarik utama.
  2. Ekspansi Dakwah: Keinginan untuk menyebarkan ajaran Islam ke wilayah baru.
  3. Kondisi Politik: Situasi politik di Timur Tengah yang tidak stabil mendorong sebagian masyarakat untuk mencari “tanah baru”.

Dari Mana Mereka Berasal?

Mayoritas perantau Arab ini berasal dari wilayah Hadramaut, Yaman. Namun, tidak sedikit pula yang datang dari berbagai penjuru Timur Tengah lainnya:

  • Tepian Teluk Persia
  • Suriah
  • Mesir
  • Pantai timur Afrika
Baca Juga:Gusdurian Terus Ekspos Kondisi Etnis Rohingya di Myanmar

Keragaman asal usul ini nantinya akan tercermin dalam beragamnya marga Arab yang kita temui di Indonesia saat ini.

Penyebaran Komunitas Arab di Nusantara

Seiring berjalannya waktu, komunitas Arab tidak hanya menetap di satu atau dua kota pelabuhan saja. Mereka menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, membentuk kantong-kantong pemukiman yang hingga kini masih dapat kita temui.

Kota-kota Bersejarah dengan Komunitas Arab

  1. Jakarta: Kawasan Pekojan menjadi salah satu pusat komunitas Arab tertua di ibukota.
  2. Surabaya: Daerah Ampel tidak hanya terkenal dengan makam Sunan Ampel, tetapi juga menjadi rumah bagi banyak keturunan Arab.
  3. Surakarta: Pasar Kliwon menjadi saksi bisu akulturasi budaya Jawa-Arab yang unik.
  4. Malang: Kawasan Jagalan menyimpan banyak cerita tentang peran komunitas Arab dalam perkembangan kota.
  5. Cirebon: Kauman menjadi salah satu pusat penyebaran Islam sekaligus pemukiman Arab.
  6. Yogyakarta: Serupa dengan Cirebon, Kauman di kota ini juga menjadi basis komunitas Arab.
  7. Probolinggo: Jalan Diponegoro menjadi saksi eksistensi komunitas Arab di kota ini.

Selain kota-kota di Jawa, komunitas Arab juga menyebar ke berbagai wilayah di luar Jawa seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, dan Medan.

Faktor-faktor Penerimaan Komunitas Arab

Mengapa komunitas Arab bisa diterima dengan baik di berbagai daerah di Nusantara? Ada beberapa faktor yang berkontribusi:

  1. Kemampuan Berdagang: Jaringan perdagangan yang luas membuat mereka diterima di berbagai pelabuhan.
  2. Intelektualitas: Penguasaan ilmu agama dan pengetahuan umum membuat mereka dihormati.
  3. Kemahiran Berbahasa: Penguasaan bahasa dan sastra Arab menjadi nilai plus.
  4. Kesamaan Agama: Mayoritas penduduk yang telah memeluk Islam mempermudah proses akulturasi.
  5. Keterampilan Berpolitik: Kemampuan menjalin hubungan dengan penguasa lokal.

Marga-marga Arab yang Masih Eksis

Baca Juga:Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Berujung Maut di Sukabumi

Seiring berjalannya waktu, banyak marga Arab yang tetap bertahan dan bahkan berkembang di Indonesia. Beberapa di antaranya mungkin sudah tidak asing di telinga kita:

  1. Al-Habsyi
  2. Al Hamid
  3. Al Kaf
  4. As Soyfi
  5. bin Shal
  6. Asy Syihab
  7. Al Aidid
  8. Assaggaf
  9. Al Makdali
  10. Al Bahagi
  11. Basalamah
  12. Al Katiri
  13. At Tamimi
  14. Bahweres
  15. Al Amudi

Dan masih banyak lagi marga lainnya seperti Al Kat’a, Shadaqa, Al Asus, As Siraj Al Damari, Al Basrah, Al Basam, Ar Rasyidi, Ali Yafie, Bur’i, Al Idrus, Mussalam, dan Bafagi.

Kontroversi Keturunan Rasulullah: Mitos atau Fakta?

Salah satu topik yang sering menjadi perdebatan adalah klaim beberapa marga Arab sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Benarkah semua keturunan Arab di Indonesia memiliki darah Rasulullah mengalir di pembuluh darah mereka?

Marga-marga Keturunan Rasulullah

Tidak semua marga Arab dapat mengklaim diri sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Beberapa marga yang diakui sebagai keturunan Rasulullah antara lain:

  1. Al-Attas
  2. Al-Haddad
  3. Assegaf
  4. Alaydrus
  5. Al-Habsyi
  6. Al-Jufri
  7. Syihab
  8. Syahab

Mereka yang berasal dari marga-marga ini sering disebut dengan gelar Habib, Sayyid, Syarif (untuk laki-laki), atau Syarifah/Sayyidah (untuk perempuan).

Peran Rabithah Alawiyah

Untuk memastikan keabsahan klaim keturunan Rasulullah, dibentuk sebuah organisasi bernama Rabithah Alawiyah. Organisasi ini didirikan pada 8 Maret 1928 oleh Sayid Muhamad bin Abdulrahman bin Syahab dan Sayid Achmad bin Abdullah Assagaf. Meskipun baru disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 27 Desember 1928, Rabithah Alawiyah telah berperan penting dalam mencatat dan memverifikasi silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia.

Dua Golongan Marga Arab Hadhramaut

Marga Arab yang berasal dari Hadhramaut sebenarnya dapat dibagi menjadi dua golongan utama:

  1. Suku Arab Yaman Asli: Mereka adalah keturunan Hadhramaut bin Gahtan dengan silsilah yang terhubung hingga Nabi Nuh AS.
  2. Alawiyyin atau Ba’alawy: Golongan ini merupakan Arab pendatang di Hadhramaut. Mereka berasal dari Persia dan berhijrah ke Yaman sekitar tahun 319 H (898 M). Yang menarik, golongan ini memiliki silsilah yang terhubung hingga Nabi Muhammad SAW melalui jalur Ahmad bin Isa al-Muhajir.

Marga Badjideh: Antara Hadramaut dan Indonesia

Salah satu marga Arab yang menarik untuk dibahas adalah Badjideh. Marga ini termasuk dalam kelompok marga Arab yang berasal dari Hadramaut, namun tidak termasuk dalam daftar marga yang diklaim sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

Asal Usul Marga Badjideh

Marga Badjideh, bersama dengan marga-marga seperti Abudan, Badaraf, Hamadah, dan Zahir, merupakan bagian dari komunitas Arab Hadramaut yang telah lama menetap di Indonesia. Meskipun tidak termasuk dalam golongan Alawiyyin, keberadaan mereka tetap menjadi bagian penting dalam mozaik keberagaman Indonesia.

Kontribusi Marga Arab dalam Pembangunan Indonesia

Terlepas dari klaim keturunan Rasulullah atau bukan, banyak tokoh keturunan Arab Hadramaut yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia. Beberapa di antaranya:

  1. AR Baswedan: Tokoh pergerakan nasional dan diplomat.
  2. Abdurahman Saleh: Pahlawan Nasional Indonesia.
  3. Ali Alatas: Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia.
  4. Alwi Shihab: Cendekiawan Muslim dan mantan Menteri Luar Negeri.
  5. Mar’ie Muhammad: Mantan Menteri Keuangan.
  6. Quraish Shihab: Ulama dan ahli tafsir Al-Qur’an.
  7. Fuad Bawazier: Mantan Menteri Keuangan.

Kontribusi mereka membuktikan bahwa nilai seseorang tidak ditentukan oleh asal-usul atau marga, melainkan oleh sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara.

Peran Komunitas Arab dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Kehadiran komunitas Arab di Indonesia tidak hanya membawa dampak pada aspek genealogi, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara.

Dakwah dan Pendidikan Islam

Banyak ulama dan cendekiawan Muslim dari kalangan Arab yang mendirikan pesantren dan madrasah di berbagai daerah di Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menjadi pusat pengembangan intelektual dan budaya.

Arsitektur dan Seni Islam

Pengaruh Arab juga terlihat dalam arsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia. Gaya arsitektur dengan kubah dan menara yang khas merupakan perpaduan antara unsur lokal dan Arab. Selain itu, seni kaligrafi Arab juga berkembang pesat dan menjadi bagian integral dari kesenian Islam di Indonesia.

Literatur dan Bahasa

Banyak kitab-kitab berbahasa Arab yang diterjemahkan dan disebarluaskan di Indonesia, memperkaya khazanah keilmuan Islam di Nusantara. Bahasa Arab juga mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia, dengan banyaknya kosakata serapan dari bahasa Arab yang kita gunakan sehari-hari.

Tantangan dan Peluang Komunitas Arab di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, komunitas Arab di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru.

Tantangan Integrasi

  1. Stereotip dan Prasangka: Masih ada stereotip tertentu yang melekat pada komunitas Arab, yang kadang menghambat proses integrasi.
  2. Isu Identitas: Beberapa generasi muda keturunan Arab mengalami dilema identitas, merasa terombang-ambing antara budaya Arab dan Indonesia.

Peluang di Era Global

  1. Hubungan Ekonomi: Posisi strategis Indonesia dalam hubungan ekonomi dengan negara-negara Timur Tengah membuka peluang bagi komunitas Arab untuk menjadi jembatan budaya dan bisnis.
  2. Diplomasi Budaya: Komunitas Arab dapat berperan sebagai duta budaya, mempromosikan keberagaman Indonesia di kancah internasional.
  3. Inovasi dalam Bisnis Halal: Tren global akan produk halal membuka peluang bagi pengusaha keturunan Arab untuk berinovasi dalam industri ini.

Kesimpulan: Menyatukan Keberagaman dalam Bingkai Indonesia

Sejarah marga Arab di Indonesia adalah kisah tentang perjumpaan budaya, adaptasi, dan kontribusi. Dari pedagang yang berlayar dari Hadramaut hingga tokoh-tokoh nasional yang ikut membangun bangsa, komunitas Arab telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mozaik keberagaman Indonesia.

Terlepas dari perdebatan tentang siapa yang merupakan keturunan langsung Rasulullah dan siapa yang bukan, yang terpenting adalah bagaimana setiap individu, terlepas dari latar belakang marganya, dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Di era globalisasi ini, tantangan terbesar bagi kita semua, baik keturunan Arab maupun bukan, adalah bagaimana menjaga persatuan dalam keberagaman. Memahami dan menghargai sejarah leluhur kita, sambil tetap memandang ke depan sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia, adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Marga Badjideh, bersama dengan marga-marga Arab lainnya, telah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah negeri yang terbentuk dari pertemuan berbagai budaya, di mana perbedaan bukan penghalang, melainkan kekuatan yang mempersatukan.

Mari kita terus menjaga dan merayakan keberagaman ini, sambil terus berkontribusi untuk kemajuan bangsa, terlepas dari marga atau asal-usul kita. Karena pada akhirnya, yang terpenting bukanlah dari mana kita berasal, tetapi ke mana kita akan melangkah bersama sebagai satu bangsa, Indonesia.

DITAG:BadjidehMarga
Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Menguak Misteri Marga Batak: Perjalanan Sejarah dan Identitas yang Mengakar Menguak Misteri Marga Batak: Perjalanan Sejarah dan Identitas yang Mengakar
Artikel Berikutnya Petinggi Indofarma Ditetapkan Tersangka, Serikat Pekerja Minta Kejaksaan Sita Aset Tiga Petinggi Indofarma Terjerat Kasus Korupsi, Serikat Pekerja Minta Tuntaskan Masalah

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Kasus Hibisc Fantasy Puncak Memasuki Babak Baru: Semua Tenant Ditemukan Manipulasi Ijin, Inilah Kebenaran

Voxnes.com, CIBINONG - Usai munculnya tuduhan adanya skema 'puppet' pada kolaborasi antara BUMD Jawa Barat,…

Oleh Rany Nasution

Dior Haute Couture 2025: Menyatukan Tradisi Elegan dengan Daya Tarik Romantis

Bayangkanlah suatu negara fabel di mana semua penduduk memakai pakaian terbaik mereka. Terdapat korset dengan…

Oleh Rany Nasution

Kiai Sepuh di Jatim Minta Muktamar NU Digelar Tahun 2021

VOXNES.com,KEDIRI -- Sejumlah kiai sepuh di Jawa Timur, mengadakan pertemuan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota…

Oleh Angga Maulana

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Gelandang timnas Indonesia U-19, Asnawi Mangkualam Bahar (tengah) di antara dua pemain Brunei Darussalam pada laga Piala AFF U-18 di Yangon, Myanmar, Rabu (13/9). Indonesia menang 8-0 pada laga ini.
Kabar

Menpora Optimistis Timnas U-19 Jadi Juara Piala AFF

Oleh Angga Maulana
Peneliti Senior bidang Politik LIPI Syamsuddin Haris
Kabar

LIPI: Permintaan Penundaan Penyidikan Setnov Blunder DPR

Oleh Angga Maulana
Pengungsi Muslim Rohingya.
Kabar

Kapolri: Sebagai Muslim, Saya Juga Prihatin dengan Rohingya

Oleh Angga Maulana

Pilihan Terbaik: Mobil Murah di Rp300 Jutaan untuk Mudik Lebaran

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?