Musim baru, gaya baru. Itulah filosofi yang kini diterapkan oleh pelatih **Eduardo Perez** untuk membangun **chemistry** di skuad **Persebaya Surabaya** menyambut musim 2025/2026. Pelatih asal Spanyol itu membawa budaya profesional khas Eropa ke dalam tim **Green Force**.
Salah satu langkah konkret yang menjadi agenda wajib harian adalah rutinitas makan bersama usai latihan. Kebiasaan ini bukan sekadar mengisi perut, melainkan sebuah strategi untuk mempererat ikatan antar pemain dan staf.
Momen Makan Bersama: Kunci Kekompakan ala Green Force
**Risto Mitrevski**, rekrutan asing anyar **Persebaya Surabaya**, mengaku sangat terkesan dengan kebiasaan baru ini. Menurutnya, momen makan bersama setelah latihan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap **kekompakan tim**.
“Saya rasa itu adalah sebuah profesionalitas. Itu adalah hal profesional yang dilakukan bersama di dalam sebuah tim,” ungkap bek asal Makedonia Utara itu, menyoroti bagaimana kebiasaan ini mencerminkan standar tinggi dalam manajemen tim.
Rutinitas Harian yang Mempererat Hubungan
Risto menjelaskan bahwa seusai sesi latihan pagi, seluruh pemain langsung membersihkan diri di ruang ganti Stadion Gelora Bung Tomo. Setelah itu, mereka langsung menyantap makan siang bersama di lokasi yang sama. Pola serupa juga dijalankan pada latihan sore hari, di mana makan malam bersama menjadi penutup kegiatan sebelum tim kembali ke apartemen tempat mereka tinggal.
Seluruh pemain dan ofisial **Persebaya** memang tinggal terpusat di satu apartemen di kawasan Surabaya Barat. Hal ini tidak hanya memudahkan koordinasi, tetapi juga secara signifikan mempererat hubungan antar anggota tim. “Kebersamaan ini luar biasa. Lapangan bagus, ruang ganti nyaman, lalu makan bersama, dan tinggal bersama pula. Ini sangat profesional,” tutur Risto, menegaskan betapa nyaman dan terintegrasinya lingkungan baru ini.
Visi Eduardo Perez: Soliditas Tim di Balik Lapangan
Kehadiran **Eduardo Perez** memang membawa nuansa berbeda di **Persebaya Surabaya** musim ini. Ia tidak hanya fokus pada taktik di lapangan, tetapi juga sangat berinvestasi dalam membangun atmosfer kekeluargaan dan **soliditas** dalam tim. Rutinitas makan bersama ini diatur sedemikian rupa agar para pemain memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi, bukan hanya membahas strategi, tetapi juga saling mengenal karakter satu sama lain.
Dengan banyaknya bintang dalam skuad, **soliditas** menjadi kunci penting. **Perez** menyadari bahwa tanpa **kekompakan**, kualitas individu pemain tidak akan berarti banyak. Pendekatan ini menunjukkan komitmennya untuk membangun tim yang kuat secara keseluruhan, bukan hanya kumpulan individu berbakat.
Adaptasi Cepat Risto Mitrevski: Bekal Tiga Musim di Liga 1
**Risto Mitrevski** pun merasa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di **Persebaya Surabaya**. Meskipun baru bergabung, ia merasa seperti sudah lama menjadi bagian dari tim. “Sejauh ini saya merasa tidak ada masalah dalam beradaptasi,” ujar eks pemain Dewa United tersebut. “Semua terasa natural karena atmosfer tim sangat positif.”
Pengalamannya selama tiga musim di **Liga 1** menjadi bekal berharga bagi pemain berusia 33 tahun ini. Ia sudah mengenal banyak pemain lokal maupun asing yang kini menjadi rekan satu timnya. “Beberapa pemain saya tahu karena saya sudah tiga musim main di Indonesia,” jelasnya. “Khususnya semua pemain asing dan beberapa pemain lokal, saya sudah sering bertemu sebelumnya.”
Adaptasi cuaca pun tak menjadi kendala bagi Risto. Menurutnya, cuaca di Surabaya justru lebih nyaman dibandingkan saat bermain di Jakarta atau Tangerang. “Tidak (ada masalah) untuk cuaca, saya pikir tidak ada masalah,” tegasnya. “Saya rasa, di sini jauh lebih baik.”
Ambisi Besar Persebaya 2025/2026: Kekuatan dari Kebersamaan
**Persebaya Surabaya** memang sedang bersiap menyambut musim kompetisi 2025/2026 dengan target tinggi. Kehadiran **Eduardo Perez** disertai dengan pemain-pemain bintang menunjukkan ambisi besar **Green Force** musim ini. Tak hanya memperkuat lini belakang dengan sosok seperti **Risto Mitrevski**, **Persebaya** juga mendatangkan sejumlah nama tenar lainnya. Kedalaman skuad makin solid, namun menyatukan mereka menjadi sebuah kekuatan kolektif bukanlah perkara mudah.
Inilah yang menjadi perhatian utama **Eduardo Perez** sejak awal. Ia tidak ingin timnya hanya kuat di atas kertas, tetapi lemah di ruang ganti. Dengan menerapkan disiplin, pola hidup sehat, serta kebiasaan bersama seperti makan bareng, pelatih berusia 48 tahun ini membangun pondasi kuat di luar lapangan. Rutinitas ini menjadi bagian penting dari proses pembentukan tim juara. Seluruh pemain pun mengikuti aturan ini dengan senang hati, karena kebiasaan ini terbukti mendekatkan satu sama lain.
Kondisi ini menjadi modal penting bagi **Persebaya Surabaya** dalam menghadapi musim padat ke depan. Kompetisi yang panjang dan keras membutuhkan skuad yang tak hanya kuat fisik, tetapi juga solid secara emosional. Bersama **Eduardo Perez**, **Persebaya Surabaya** memiliki fondasi yang lebih rapi dan terarah. Dan semua dimulai dari hal sederhana: makan bareng setelah latihan.
Kini publik menantikan bagaimana hasil akhir dari pendekatan ini di **Liga 1** nanti. Jika sukses, bukan tak mungkin metode **Perez** akan menjadi panutan bagi klub-klub lain di Indonesia. Satu hal pasti, **Persebaya Surabaya** versi 2025/2026 bukan cuma soal bintang di atas lapangan, tetapi juga kekuatan dari kebersamaan yang dibangun dari meja makan.