Perusahaan produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, berencana untuk merumahkan sementara ribuan karyawannya, termasuk eksekutif, manajer, hingga staf perusahaan. Keputusan ini diambil di tengah upaya perusahaan untuk menghemat anggaran saat terjadi pemogokan pekerja.
Menurut laporan dari Voxnes.com, CEO Boeing, Kelly Ortberg, mengonfirmasi bahwa pemogokan yang sedang berlangsung berpengaruh signifikan terhadap operasi perusahaan dan puluhan ribu karyawan lainnya.
Rencana pemutusan hubungan kerja ini muncul kurang dari seminggu setelah lebih dari 30.000 pekerja Boeing di wilayah Seattle dan Oregon menolak kontrak kerja baru. Sebanyak 96% dari pekerja tersebut memilih untuk mogok sebagai bentuk protes. Negosiasi antara manajemen Boeing dan serikat pekerja masih terus berlangsung.
Boeing telah menawarkan kenaikan gaji sebesar 25%, yang didukung oleh serikat pekerja dalam kontrak tentatif. Namun, banyak pekerja merasa bahwa tawaran tersebut tidak memadai untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup yang semakin tinggi di wilayah Seattle. Mereka juga menginginkan pengembalian uang pensiun yang hilang.
“Kami tidak akan mengurangi penyuaraan tuntutan ini setelah satu hari penuh mediasi. Kami frustrasi,” ungkap salah satu perwakilan serikat pekerja.
Dampak Keputusan Manajemen
Lebih lanjut, Ortberg menyatakan bahwa karyawan yang terkena dampak akan diminta untuk mengambil cuti, sementara tim manajerial akan mengalami pemotongan gaji yang “sepadan” selama periode pemogokan.
“Meskipun ini adalah keputusan yang sulit dan berdampak pada semua orang, ini adalah langkah untuk menjaga masa depan jangka panjang kami dan membantu kami melewati masa-masa sulit ini. Kami akan terus berkomunikasi secara transparan seiring dengan perkembangan situasi yang dinamis dan melakukan segala yang kami bisa untuk keluar dari kesulitan ini,” tambah Ortberg.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Ortberg menegaskan bahwa kegiatan produksi dan program sertifikasi tetap berjalan. Produksi 787 Dreamliner, misalnya, akan tetap dilakukan oleh karyawan non-serikat pekerja di South Carolina.
CFO Boeing, Brian West, juga menyoroti langkah-langkah untuk mengurangi biaya. Perusahaan akan membekukan perekrutan serta kenaikan gaji, dan merumahkan kontraktor non-esensial untuk sementara waktu.
West menambahkan bahwa dampak finansial dari pemogokan ini sangat bergantung pada lamanya pemogokan tersebut. Dengan beban utang yang mencapai US$ 60 miliar, mogok kerja para karyawan memberikan tekanan tambahan bagi manajemen Boeing untuk memperbaiki keadaan perusahaan.
Dengan situasi yang terus berkembang, Boeing berada di persimpangan antara mengelola kebutuhan karyawan dan menjaga stabilitas finansial perusahaan. Sebagai salah satu raksasa industri penerbangan, keputusan yang diambil dalam waktu dekat akan menentukan masa depan perusahaan dan karyawannya.