Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Minggu, 29 Jun 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Explore the 10 Best Travel Destinations in Indonesia as Featured by Lonely Planet

    Oleh Rany Nasution

    Banda Aceh akan Uji Swab 5.000 Warga

    Oleh Angga Maulana

    Program-program Inovatif Banyuwangi Jadi Bahan Studi Mahkamah Agung

    Oleh Angga Maulana

    8 Rekomendasi Anime Terbaik: Sinopsis Lengkap dan Tidak Membosankan

    Oleh Rany Nasution

    Sebanyak 1.266 PAUD di Kota Bekasi Gelar PTM Terbatas

    Oleh Angga Maulana

    Kasus PMK di Pasuruan Terus Melandai

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    PMI Manufaktur Jeblok Lagi, Menperin Sebut Kebijakan Internal Jadi Biang Keladinya

    Indonesia Crisis! PMI Manufaktur Terpuruk, Kebijakan Internal Dipertanyakan

    Oleh Adi Ariyanto
    PT Elnusa Tbk (ELNUSA, IDX: ELSA) anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina mengantongi laba bersih senilai Rp 226 miliar pada semester I/2022, atau tumbuh 97 persen dari periode yang sama di tahun 2021.

    Elnusa Kantongi Laba Bersih Rp 226 Miliar di Semester I

    Oleh Angga Maulana
    BMKG Sebut Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu

    Peringatan BMKG: Potensi Gempa dari Zona Megathrust di Indonesia

    Oleh cris a jeni putri
    Kreatif! Potret Pengamen Cari Cuan Pakai Live Streaming Media Sosial

    Tantangan Lapangan Pekerjaan dan Rejeki Digital

    Oleh cris a jeni putri
    Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Makassar yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/9/2021). Pemerintah melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk mengintegrasi seluruh BUMN Kepelabuhan yaitu PT Pelindo I, II, III dan IV (Persero) yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2021 guna meningkatkan kinerja pelabuhan, konektivitas maritim dan ekonomi nasional.

    Pelindo Siap Berintegrasi demi Tekan Biaya Logistik

    Oleh Angga Maulana
    Akselerasi Waskita Karya Pasca Efektif Restrukturisasi

    Waskita Karya Restrukturisasi Pinjaman 26,3 Triliun dan Dapatkan Persetujuan Perjanjian KMKP

    Oleh cris a jeni putri
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Lingkungan Lestari > Resolusi Banda Naira 2024: Masyarakat Pesisir Tolak Eksploitasi, Minta Jaminan Hak Bagi Negeri Timur
Lingkungan Lestari

Resolusi Banda Naira 2024: Masyarakat Pesisir Tolak Eksploitasi, Minta Jaminan Hak Bagi Negeri Timur

Rany Nasution
Terakhir diperbarui: 20 September 2024 10:49 am
Rany Nasution
Bagikan
Jaring Nusa Serukan Resolusi Banda Naira 2024 untuk Keadilan Lingkungan di Kawasan Timur Indonesia – Beritalingkungan.com
Bagikan

Sembilan belas organisasi masyarakat sipil dari Kawasan Timur Indonesia melalui Jaring Nusa menggelar Coastal and Small Islands People Summit 2024 pada tanggal 12 September 2024. Pertemuan ini menjadi momen krusial untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan masyarakat pesisir, khususnya dalam menghadapi dinamika kepemimpinan nasional yang sedang berlangsung.

Jaring Nusa menuntut pengakuan dan perlindungan terhadap wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil di kawasan tersebut. Pertemuan ini dihelat sebagai respon atas transisi kepemimpinan nasional menuju pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dalam pernyataan resmi, Jaring Nusa mengkritik penerapan kebijakan Presiden Joko Widodo selama satu dekade terakhir. Mereka menilai kepemimpinan Jokowi cenderung berpihak pada investasi skala besar yang mengakibatkan eksploitasi berlebihan terhadap wilayah pesisir dan pulau kecil, terutama pada Kawasan Timur Indonesia.

“Kebijakan Jokowi yang berorientasi pada investasi ekstraktif telah merampas ruang laut dan hak masyarakat lokal,” tegas pernyataan Jaring Nusa.

Baca Juga:Word Cleanup Day, ISS Kumpulkan Tiga Kwintal Sampah

Kepemimpinan baru di bawah Prabowo dan Gibran, menurut Jaring Nusa, masih melanjutkan pola kebijakan Jokowi yang berfokus pada investasi besar. Hal ini terlihat dari rencana pembangunan jangka panjang dan menengah yang terkesan mengabaikan keadilan ekologis dan iklim bagi masyarakat pesisir dan pulau kecil.

Resolusi Banda Naira 2024: Tuntutan Kesetaraan dan Perlindungan

Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, Jaring Nusa menyerukan Resolusi Banda Naira 2024 yang berisi sejumlah tuntutan kepada pemerintahan baru. Tuntutan ini merupakan hasil dari pemikiran kolektif masyarakat pesisir dan pulau kecil di Kawasan Timur Indonesia yang ingin memastikan keberlangsungan hidup mereka serta lingkungan sekitar.

Berikut adalah poin penting dalam Resolusi Banda Naira 2024:

1. Krisis Iklim:

Baca Juga:Pengendalian Karhutla di Indonesia Undang Perhatian Norwegia

Pemerintah diminta untuk memastikan keselamatan masyarakat pesisir dari dampak krisis iklim.

Tuntutan ini mencakup evaluasi undang-undang yang memperparah krisis iklim, seperti UU Cipta Kerja dan UU Pertambangan Mineral dan Batubara. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa regulasi yang ada mendukung perlindungan masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim.

2. Pengelolaan Ruang Laut:

Jaring Nusa mendesak pemerintah untuk menghentikan pendekatan sektoralisme dalam pengelolaan ruang laut dan mengutamakan hak kelola masyarakat pesisir terhadap sumber daya laut dan pulau kecil.

Hal ini berarti memberikan kontrol kepada masyarakat pesisir dalam mengelola sumber daya alam yang ada di wilayah mereka, bukan hanya mengizinkan perusahaan atau pemerintah pusat untuk mengambil keuntungan.

3. Kedaulatan Pangan dan Ekonomi Lokal:

Pemerintah diminta untuk memprioritaskan kedaulatan pangan, air, dan ekonomi lokal dalam agenda pembangunan di wilayah pesisir dan pulau kecil.

Fokus pada kedaulatan ini berarti memastikan bahwa masyarakat pesisir memiliki akses ke makanan, air bersih, dan sumber daya ekonomi yang memadai tanpa bergantung pada industri besar atau impor.

4. Penghentian Industri Ekstraktif:

Resolusi ini mendesak pemerintah untuk menghentikan industri ekstraktif yang beroperasi di wilayah pesisir, laut, dan pulau kecil karena merusak ekosistem yang rentan.

Industri ekstraktif seperti penambangan, pertambangan, dan pem explotación hutan seringkali menimbulkan kerusakan lingkungan yang berdampak buruk pada masyarakat pesisir dan ekosistem laut.

5. Konservasi Berbasis Keadilan:

Konservasi wilayah pesisir harus berfokus pada keadilan ekologis dan iklim, dengan menempatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama.

Konservasi lingkungan tidak hanya semata-mata menjaga keanekaragaman hayati, melainkan juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat lokal harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan konservasi agar berdampak nyata bagi mereka.

6. Penangkapan Ikan Terukur:

Kebijakan penangkapan ikan terukur dinilai mendorong eksploitasi berlebih dan menguntungkan korporasi besar. Jaring Nusa meminta pemerintah menghentikan kebijakan ini demi keberlanjutan sumber daya ikan.

Penangkapan ikan terukur bisa menguntungkan perusahaan besar, tetapi seringkali merugikan nelayan kecil dan merusak ekosistem laut. Jaring Nusa meyakini bahwa perlu ada kebijakan lain untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan.

Bencana Ekologis dan Ancaman di Kawasan Timur Indonesia

Kawasan Timur Indonesia, yang rentan terhadap bencana ekologis, menjadi sorotan penting dalam pertemuan ini. Jaring Nusa menekankan perlunya mitigasi bencana yang melindungi wilayah pesisir, laut, dan pulau kecil tanpa mengorbankan ekosistem lokal.

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, diharapkan dapat memberikan perhatian serius terhadap isu ini. Keberlangsungan hidup masyarakat pesisir dan penerusfa lingkungan di Kawasan Timur Indonesia merupakan prioritas utama yang harus dijaga.

Asmar Exwar, Dinamisator Jaring Nusa, menegaskan bahwa pemerintahan mendatang harus serius melindungi wilayah pesisir dan pulau kecil serta menghentikan eksploitasi yang merugikan masyarakat. Gadri R. Attamimi dari Yayasan EcoNusa mengarisbawahi pentingnya menjaga kearifan lokal di Indonesia Timur untuk melindungi keanekaragaman hayati.

Sementara itu, Parid Ridwanuddin dari WALHI menyoroti keharusan menghentikan proyek ekstraktif demi keadilan iklim bagi generasi mendatang.

Jaring Nusa berharap pemerintahan baru akan menempatkan keadilan ekologis dan hak masyarakat pesisir sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional, menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang dan menjaga keseimbangan alam di Kawasan Timur Indonesia.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Barak Tentara Mesir dan Artefak dari Era Ramses II Ditemukan Penemuan Barak Tentara dan Artefak Era Ramses II di Mesir
Artikel Berikutnya Alasan Hizbullah Masih Pakai Pager, Picu Ledakan Dahsyat di Lebanon Ledakan dahsyat Lebanon: Gara-gara Penggunaan Pager Hizbullah

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

THR bagi PNS dan Pensiunan Cair Hari Ini, Pasti Bebas Pajak

Berita baik untuk pegawai negeri sipil (PNS), termasuk anggota TNI, Polri, hakim, serta pensiunannya. Mulai…

Oleh Rany Nasution

Microsoft dan BlackRock Kucurkan Dana Rp 1.512 Triliun untuk Pengembangan AI di Indonesia

Jakarta - Perusahaan teknologi raksasa Microsoft dan perusahaan manajemen aset global BlackRock telah membentuk kolaborasi…

Oleh Bayu Utomo

Jabar Juara I Voli PON 2024, Taklukkan Jateng

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Webinar Internasional Soroti Pentingnya Ekowisata Satwa Liar untuk Konservasi Alam – Beritalingkungan.com
Lingkungan Lestari

Webinar Internasional Soroti Pentingnya Ekowisata Satwa Liar untuk Konservasi Alam

Oleh Rany Nasution
Penelitian Baru Identifikasi 30 Situs Konservasi Kritis di Samudra Selatan – Beritalingkungan.com
Lingkungan Lestari

Samudra Selatan: 30 Situs Konservasi Kritis Teridentifikasi

Oleh Rany Nasution
Misi SRTM, Memetakan Topografi Bumi dari Luar Angkasa – Beritalingkungan.com
Lingkungan Lestari

SRTM: Mengungkap Topografi Bumi dari Luar Angkasa

Oleh Rany Nasution
Mengenal Taman Nasional Mutis Timau, Simbol Komitmen Indonesia dalam Melindungi Keanekaragaman Hayati – Beritalingkungan.com
Lingkungan Lestari

Taman Nasional Mutis Timau: Simbol Keutuhan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?