Jakarta – Kapal pesiar Celestia dari Indonesia berhasil masuk dalam daftar Tempat Terhebat di Dunia 2025 yang dirilis oleh majalah TIME. Celestia menjadi satu-satunya akomodasi asal Indonesia yang diakui oleh publikasi terkemuka yang berbasis di New York, AS.
Kategori penginapan dalam daftar tersebut mencakup 51 fasilitas dari berbagai belahan dunia, termasuk hotel, kapal pesiar, museum, taman, dan destinasi wisata lainnya. Setiap tahun, daftar ini diperbarui berdasarkan rekomendasi dari jurnalis, koresponden, dan kontributor global TIME, dengan mempertimbangkan pengalaman yang unik dan tak terlupakan bagi wisatawan.
Tim redaksi TIME menilai setiap destinasi berdasarkan relevansi, kreativitas, dampak, serta pencapaiannya. Tahun ini, sebanyak 100 tempat dipilih sebagai tujuan liburan dan eksplorasi terbaik di 2025. “Sektor pariwisata kembali ke tingkat pra-pandemi pada 2023, kemudian berkembang pesat pada 2024 dengan mencetak rekor pengeluaran konsumen. Pariwisata kini menyumbang antara 9% hingga 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan diproyeksikan terus meningkat,” tulis TIME dalam pernyataan resminya.
Kapal Pesiar Pinisi bagi Para Peselancar
Dalam ulasannya, Celestia disebut sebagai pilihan utama bagi peselancar yang mengejar ombak di Kepulauan Indonesia, serta bagi keluarga multigenerasi yang ingin menikmati kebersamaan tanpa gangguan teknologi. Kapal ini mengusung desain pinisi dengan dua tiang utama, terinspirasi dari perahu tradisional Nusantara.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Celestia Yacht, kapal pinisi ini memiliki panjang 45 meter dan dilengkapi tujuh kabin serta 17 awak kapal. Akomodasi sekaligus moda transportasi ini dirancang khusus untuk menjelajahi kepulauan Indonesia. Proyek ini digagas oleh pasangan bersaudara Jason Tabalujan dan Jasmine Chong selama masa pandemi.
Kapal ini dibuat secara manual menggunakan kayu ulin dan jati oleh pengrajin perahu asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai pusat pembuatan kapal tradisional. Desainnya mencerminkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Celestia juga berfungsi sebagai pintu gerbang untuk menjelajahi wilayah-wilayah terpencil di Nusantara.
Bagian eksterior kapal dirancang agar selaras dengan keindahan alam Indonesia. Dek yang luas menawarkan panorama laut, tempat bersantai di bawah sinar matahari, serta pengalaman melihat bintang di malam hari. Sementara itu, interiornya mengusung konsep minimalis namun mewah, dengan panel rotan rajut khas Pulau Jawa, ubin Bali yang dibuat secara manual, serta kain tradisional tropical toile jacquard hasil rancangan Jasmine Chong.
“Merancang kapal ini seperti mempercantik diri seseorang—tujuannya adalah menciptakan pengalaman luar biasa dan tak terlupakan,” ungkap Jasmine Chong, yang juga seorang perancang busana di New York.
Rute Pelayaran Kapal Pesiar Pinisi
Perjalanan dengan kapal pesiar Celestia dapat disesuaikan dengan berbagai keinginan wisatawan, mulai dari tiga hingga 14 malam. Rute pelayaran melintasi Segitiga Terumbu Karang, menawarkan pengalaman eksplorasi sejarah di Banda Neira dan Pulau Run. Selain itu, tamu juga dapat menikmati petualangan kuliner Nusantara yang dipimpin oleh chef ternama asal Bali, Wayan Kresna Yasa, serta aktivitas surfing dan diving sepanjang perjalanan.
Para penumpang juga memiliki kesempatan mengunjungi destinasi wisata spektakuler lainnya, seperti Raja Ampat dan Taman Nasional Komodo untuk menikmati keindahan terumbu karang. Selain itu, mereka dapat berenang bersama hiu paus di Teluk Saleh, Sumbawa; menyaksikan ribuan lebah madu beterbangan di bawah cahaya bulan; atau sekadar mengamati kehidupan anak-anak setempat yang menggunakan perahu layar tradisional.
Dengan keunikan dan daya tariknya, Celestia semakin mengukuhkan posisi Indonesia di kancah pariwisata dunia, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya dan alam Nusantara kepada wisatawan mancanegara.