Menumbuhkan Jiwa Kompetitif Positif pada Siswa
Dalam dunia pendidikan, jiwa kompetitif sering kali dianggap sebagai hal yang positif. Dorongan untuk bersaing bisa menjadi motivasi kuat bagi siswa untuk mencapai kesuksesan dan terus berkembang. Kunci pentingnya adalah mengarahkan jiwa kompetitif tersebut ke arah yang produktif, fokus pada peningkatan diri, dan menghindari konteks persaingan yang merugikan.
Najelaa Shihab, pendiri Sekolah Cikal, mengungkapkan bahwa konsep jiwa kompetitif yang mereka tanamkan di sekolah berfokus pada kompetisi dengan diri sendiri. Konsep ini dimulai sejak dini dan ditegakkan hingga masa dewasa untuk mendorong siswa terus mengasah kemampuan dirinya.
Kompetisi dengan Diri Sendiri: Fokus Pengembangan Diri
Najelaa menekankan bahwa keinginan untuk berkompetisi merupakan bagian alami dari fitrah manusia. Namun, pemahaman yang keliru tentang kompetisi seringkali muncul dan mengakibatkan masalah kesehatan mental pada anak.
Anak-anak yang didorong untuk selalu bersaing dan mendapatkan validasi dari prestasi dibandingkan dengan orang lain, dapat mengalami kesulitan untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya, objektif dari jiwa kompetitif, yang seharusnya mendorong individu untuk menjadi lebih baik, justru bergeser ke arah yang negatif.
Di Sekolah Cikal, jiwa kompetitif dibangun berdasarkan prinsip kompetisi dengan diri sendiri. Siswa didorong untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, membangun strategi yang efektif, dan terus menetapkan target pengembangan diri yang lebih tinggi.
Najelaa menjelaskan, “Kalau bicara kompetensi di Cikal, kita selalu fokusnya adalah ingin murid-murid berkompetisi dengan dirinya sendiri sampai masa dewasa. Anak-anak dapat tahu kelemahannya apa, tahu kekuatannya apa, tahu strategi menguasainya seperti apa, tahu target yang harus dia capai apa dan jadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap hari. Itu adalah jiwa kompetisi yang kita kuatkan di murid-murid Cikal.”
Memperluas Cakrawala Melalui Kompetisi Eksternal
Sekolah Cikal juga mendorong siswa untuk ikut serta dalam kompetisi di luar sistem sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengasah kemampuan, potensi, dan kompetensi siswa secara berkelanjutan. Fokusnya tidak hanya pada mencapai juara, tetapi pada pengumpulan pengalaman, pembelajaran dari tantangan, dan pengembangan diri yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Menumbuhkan jiwa kompetitif pada siswa merupakan hal yang penting dalam membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang unggul.
Namun, penting untuk diarahkan dengan benar, fokus pada kompetisi dengan diri sendiri dan pengembangan potensi, serta menghindari persaingan yang merugikan. Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat mengembangkan jiwa kompetitif yang positif dan menjadikannya sebagai sumber motivasi untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.