Helikopter Bell 407 Jadi Armada Pertama di Indonesia yang Uji Sustainable Aviation Fuel
Jakarta – Dalam langkah signifikan menuju keberlanjutan di industri penerbangan, helikopter Bell 407 menjadi armada baling-baling horizontal pertama di Indonesia yang menjajal sustainable aviation fuel (SAF). Bahan bakar ramah lingkungan ini diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) dan digunakan dalam demo penerbangan Bell 407 di ajang Bali International Airshow 2024.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menjelaskan bahwa SAF sudah teruji dalam uji terbang pesawat Boeing 737-800 NG tahun lalu. Adopsinya kini diperluas ke segmen helikopter sebagai langkah nyata untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya global dalam memerangi perubahan iklim.
Jejak Perjalanan SAF di Indonesia
Pengembangan SAF telah berlangsung sejak 2010. Pada 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi co-Processing dari refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO). Kapasitas harian produksi pada saat itu sebesar 1.350 kiloliter (KL).
Sebelum diuji pada Boeing milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, SAF sudah dicoba untuk uji coba mesin terbang atau ground test di Garuda Maintenance Facility (GMF). Avtur bercampur minyak sawit itu juga diuji untuk menerbangkan pesawat militer CN-235 milik PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Beitusiasme Pertamina terhadap SAF di Bali International Airshow ditampilkan dengan kolaborasi bersama PT Sayap Garuda Indah (SGI), dan produsen helikopter, Bell Textron Inc. Meskipun belum memproduksi secara resmi, Pertamina mengklaim SAF telah memenuhi berbagai standar internasional, termasuk sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA), serta Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
SAF: Aman, Teruji, dan Berkelanjutan
Riva juga memastikan bahwa SAF aman digunakan dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Bahan bakar hijau ini telah masuk daftar Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dicatat oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).
François Lassale, Chief Executive Officer SGI, mengatakan bahwa investasi entitasnya untuk SAF sesuai dengan praktik berkelanjutan. "Kami berharap dapat memperluas penggunaan SAF," ujarnya.
William Dickey, Direktur Pengembangan Bisnis Bell untuk Asia Pasifik, juga berharap bisa menyambung implementasi SAF untuk armada lain besutan perusahaan. Dia mengklaim Bell juga berkomitmen menemukan bahan bakar alternatif. "Bersama-sama, kami berharap dapat memajukan penerapan teknologi penerbangan rendah karbon," katanya.
Membangun Masa Depan Penerbangan Ramah Lingkungan
Perkenalan SAF pada helikopter Bell 407 di Bali International Airshow merupakan tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju industri penerbangan yang lebih berkelanjutan. Uji coba ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina, SGI, dan Bell Textron Inc. dalam mengadopsi teknologi canggih yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif penerbangan terhadap planet.
Penggunaannya pada armada helikopter pertama di Indonesia membuka peluang baru untuk mempercepat adopsi SAF di seluruh industri penerbangan nasional dan menunjukkan langkah nyata Indonesia dalam berkontribusi terhadap upaya global untuk mencapai net-zero emissions.