Jakarta – Bintang jujitsu muda Jawa Timur, Deva Bagus Setyo, berhasil meraih medali emas kategori newaza putra -62 kilogram pada PON 2024 Aceh-Sumut.
Keberhasilan Deva, yang merupakan anak dari Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong, tidak lepas dari perjuangannya yang penuh tantangan di semifinal. Saat melawan Ananda Mauludi Ikhsan dari Jawa Barat, Deva harus melewati tanding ulang yang menegangkan.
Menang Telak, Perlu Tepuk Tangan, Tapi Banding Mensubstantiasi
Deva tampil dominan di semifinal pertama, menekuk lawannya. Namun, tim Jawa Barat mengajukan banding atas hasil pertandingan tersebut. Dewan juri dan kedua tim kemudian sepakat untuk melakukan tanding ulang di babak semifinal.
Di tanding ulang yang berlangsung ketat, nestapa muncul saat Deva tak mampu mencetak poin meskipun sudah berjuang keras di waktu normal. Perjalanan Deva pasrah pun terhampar saat keduanya sama-sama terhenti pada poin nol. Pertandingan pun masuk ke babak tambahan “golden skor” yang akan menentukan pemenang.
“Jujur sampai sekarang masih belum percaya. Karena waktu final saya sempat drop, sempat udah, udah pasrah, tapi subhanallah, Allah punya kuasa, sekarang saya bisa memegang medali emas,” ungkap Deva usai pertandingan.
Dalam babak tambahan tersebut, Deva kesulitan mencetak poin. Namun, keberuntungan kembali menghampirinya ketika sang pelatih Jatim, Yunus Jujior Paays mengajukan banding. Setelah melalui pengkajian kembali oleh dewan juri, Deva dinyatakan menang dan melaju ke babak final.
Final Memerahkan, Emas Untuk Ibu di Hong Kong.
Walaupun jeda waktu antara perjuangan di semifinal dan final tidak begitu lama, Deva mampu memulihkan stamina dan fokusnya. Di final, ia berhasil menaklukkan lawan tangguhnya, William Gunawan dari DKI Jakarta, dengan meraih medali emas.
Namun, jalan Deva menuju emas bukanlah jalan yang mudah. “Ini emas pertama buat ibu saya yang menjadi TKW di Hong Kong, buat semua orang mencintai saya, mensuport karena sekarang nggak mungkin saya bisa sampai di sini kalau tidak semuanya. Apalagi teman-teman saya dari Jawa Timur, pengurus semuanya,” kata Deva.
Demi meraih mimpi emas di PON 2024, Deva bahkan terpaksa mengorbankan waktu istirahatnya. Dua hari sebelum pertandingan, ia hanya mampu tidur kurang lebih dua jam setiap harinya. Namun, dukungan penuh dari sang ibu di Hong Kong menjadikannya lebih kuat.
“Ibu tidak hadir. Ibu lagi di Hong Kong. Ibu TKW, kalau ayah kerja di Kalimantan. Tapi yang pasti ibu saya, ingin saya menjadi orang yang berhasil. Walaupun ibu saya sebenarnya dari awalnya tidak menjuruskan saya ke atlet,” ungkapnya.
Mimpi Doha, Tekad yang Tak Padam
Sejak kecil, Deva bermimpi untuk bisa tampil di kancah internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
“Saya akan lebih semangat lagi, lebih percaya diri. Pasti ke depan tantangan saya akan semakin jauh lebih sulit karena mempertahankan jauh lebih sulit. Dan saya akan semangat untuk terus maju,” ungkap Deva.
Keputusan Deva untuk menekuni dunia jujitsu sejalan dengan tekadnya untuk mengharumkan nama bangsa dan keluarga. Walaupun telah meraih medali emas di PON 2024, Deva tidak berhenti untuk mengejar mimpi-mimpinya. Nama Deva Bagus Setyo akan semakin bersinar di dunia jujitsu Indonesia.
Devid meraih medali emas baru bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk semua orang yang telah mendukungnya sejak awal, terutama ibu tercintanya yang bekerja di Hong Kong.
Emas yang diraihnya menjadi penyemangat untuk terus berjuang mewujudkan mimpinya menjadi atlet jujitsu internasional.