Simulasi Evakuasi Megathrust Selat Sunda: Pangandaran Tetap Siaga
Pangandaran, 5 September 2023 –Bayangan tsunami yang menerjang Pangandaran tahun 2006 masih membekas di ingatan banyak orang. Tragedi itu menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam. Di tengah kekhawatiran akan gempa megathrust Selat Sunda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi evakuasi di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Pangandaran, pada Kamis (5/9).
Acara yang memadukan apel kesiapsiagaan dan simulasi evakuasi ini bertujuan membangun dan mengasah kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.
Kesadaran Utamanya adalah Kesiapsiagaan
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, menekankan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya untuk hidup harmoni berdampingan dengan risiko bencana.
"Jangan lengah. Pangandaran pernah dihantam tsunami tahun 2006. Ini menjadi pelajaran mahal karena banyak korban jiwa, ada kerusakan, dan Pangandaran lumpuh,” kata Lilik pada apel kesiapsiagaan yang berlangsung di halaman Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata.
Lilik menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama, dimulai dari kesadaran diri tinggal di wilayah rawan bencana.
"Kesiapsiagaan memastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi dan memastikan pemerintah daerah mampu memfasilitasi masyarakat untuk melakukan upaya supaya mereka selamat," ujar Lilik.
Lebih dari 400 personil gabungan, terdiri dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, Pramuka, hingga masyarakat, meramaikan apel kesiapsiagaan tersebut. Tiap unit dilengkapi dengan armada dan perlatan yang disiapkan untuk penanganan bencana, seperti mobil komunikasi, mobil dapur umum, truk sampah, mobil tangki air, ambulance, hingga mobil pemadam kebakaran.
Simulasi Evakuasi Mandiri di Pangandaran
Membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana tidak cukup dilakukan satu kali, tetapi harus menjadi budaya dan pembelajaran seumur hidup. Simulasi evakuasi mandiri merupakan salah satu upaya penting dalam upaya tersebut.
Dalam simulasi yang dilakukan, menyajikan beberapa skenario, salah satunya adalah evakuasi mandiri gempa di zona megathrust dan tsunami bagi wisatawan dan warga yang sedang beraktivitas di tepi pantai.
Skenario ini dipilih mengingat lokasi Kabupaten Pangandaran adalah kawasan pesisir yang juga merupakan destinasi wisata unggulan. Pemerintah Kabupaten Pangandaran telah gencar melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana yang menyasar wisatawan sejak awal tahun ini.
Skenario Simulasi
Jumat, 5 September 2024, pukul 10.00 WIB menjadi titik puncak simulasi teror alam.
Gempa bumi dengan magnitudo 8.8 di Zona Megathrust pantai selatan Pulau Jawa, mengguncang seluruh wilayah Pangandaran. Guncangan terasa hingga skala VI-VIII MMI. Tak hanya itu, durasi gempa mencapai 46 detik, memberikan ausreichend waktu bagi warga untuk merasakan kepanikan.
Pupudalan dari BMKG tentang gempa bumi diteruskan melalui WRS Gempa dan kemudian disampaikan melalui radio kepada relawan dan pimpinan. Informasi ini disusul dengan sirene peringatan dini tsunami yang merambat di sepanjang garis pantai.
Warga yang tengah menikmati keindahan laut dan para pedagang berbondong-bondong menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata. Setelah menunggu beberapa interval, mereka mendapat kabar bahwa peringatan potensi tsunami terhenti. Masyarakat dapat meninggalkan TES, namun tetap siaga jika terjadi gempa susulan. Simulasi ini mengulangi pesan penting akan keberadaan TES Pasar Wisata sebagai tempat aman dan strategis.
TES Pasar Wisata: Pelindung di Persimpangan Bencana
TES Pasar Wisata, berdinding oranye, menjulang dengan 4 lantai di atas tanah. Gedung ini, berlokasi di belakang area pasar wisata, di Jalan Bulak, Pananjung, satu kilometer dari bibir pantai, dibangun pada tahun 2016 oleh Kementerian PUPR dan BNPB, kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pangandaran pada tahun 2019. Tingginya mencapai 16 meter, menjadikannya tempat perlindungan yang layak bagi warga sekitar pesisir Pantai Pangandaran.
Dorongan Rutin untuk Kesiapsiagaan
Lilik Kurniawan mendorong Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk rutin melakukan simulasi evakuasi mandiri setiap tanggal 26 pada setiap bulannya, bertepatan dengan tanggal peringatan kesiapsiagaan bencana. Momen ini menjadi peluang untuk mengevaluasi sistem peringatan dini, siren, dan rambu-rambu evakuasi.
Dukungan BNPB untuk Pangandaran
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya kesiapsiagaan Kabupaten Pangandaran, BNPB memberikan bantuan operasional berupa dana siap pakai (DSP) sebesar 200 juta rupiah, logistik, dan peralatan .
Logistik dan peralatan yang diserahkan meliputi:
- Sembako: 200 paket
- Hygiene kit: 200 paket
- Selimut: 200 lembar
- Matras: 200 lembar
- Kasur lipat: 50 lembar
- Velbed: 30 unit
- Genset: 2 unit
- Light tower: 2 unit
- Tenda pengungsi: 4 unit
- Tenda keluarga: 30 unit
Bantuan ini diserahkan oleh Lilik Kurniawan kepada Asisten Daerah Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana.