Ledakan Massal Pager Hizbullah: Cina, Taiwan dan Jepang Terlibat?
Ribuan pager dan walkie-talkie milik anggota Hizbullah di Lebanon meledak secara berturut-turut pada Selasa dan Rabu pekan ini. Insiden tersebut menelan korban jiwa 26 orang dan memicu kecurigaan atas keterlibatan Israel.
Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang perangkat-perangkat tersebut meledak. Meski Israel tidak memberikan komentar terkait langsung, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa "pusat gravitasi" perang kini telah bergeser ke Lebanon.
Menurut laporan New York Times, ratusan pager Hizbullah menerima pesan detik jelang pukul 03:30 sore waktu setempat. Pesan tersebut, yang diyakini berasal dari pemimpin grup Hizbullah, memicu ledakan tersembunyi dalam perangkat tersebut. Penyerangan dengan memfasilitasi kode berbahaya ke dalam pager dan walkie-talkie pasukan Hizbullah diduga telah dirancang selama beberapa bulan.
Lantas, siapa pembuat perangkat-perangkat tersebut?
Asal Barang dan Kemungkinan Penyelenggara
Menelusuri jejak produksi perangkat eletronik, media seperti The Guardian VOXNES.com dan Reuters mengungkapkan bahwa Hizbullah memesan 5.000 pager dari perusahaan berbasis Taiwan, Gold Apollo. Perangkat-perangkat tersebut ternyata yang meledak.
Sumber anonim yang berbicara dengan Reuters menyampaikan informasi bahwa pager tersebut telah dibawa ke Lebanon selama musim semi di belahan bumi utara. Analis di grup intelijen terbuka Bellingcat juga menerbitkan kesimpulan senada, yang menyatakan bahwa pager yang meledak berasal dari Gold Apollo.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah menyatakan kepada AFP bahwa pager yang mengaktifkan ledakan baru saja diimpor oleh Hizbullah dan kemungkinan disabotasi dari sumbernya.
Sementara itu, seorang pejabat senior Lebanon berujar kepada Reuters bahwa pager yang diidentifikasi model AR-924 telah dimodifikasi oleh mata-mata Israel dari tahap produksi.
Siapa yang Tahu?
Informasi yang diperoleh oleh VOXNES.com menunjukkan bahwa Gold Apollo, perusahaan asal Taiwan, tidak memiliki pemmahaman tentang "sabotase" yang dilakukan pada produk mereka. Pendiri perusahaan, Hsu Ching-kuang, menampik klaim tersebut dan menegaskan bahwa pager dalam ledakan bukanlah produk Gold Apollo, melainkan hasil produksi BAC Consulting, sebuah perusahaan yang berbasis di Hungaria. BAC Consulting diklaim memiliki hak untuk menggunakan merek Gold Apollo.
Namun, Cristiana Bársony-Arcidiacono, kepala eksekutif BAC Consulting, membantah klaim ini dengan mengatakan bahwa BAC Consulting hanya bertindak sebagai perantara.
Sementara itu, berdasarkan gambar yang diperoleh dari lokasi ledakan di Lebanon, terdapat walkie-talkie yang menunjukkan label di panel dalamnya bertuliskan "ICOM" dan "made in Japan".
Per halaman berikutnya yang Anda minta hanyalah memsieren konten yang sudah ada dan tidak menambah informasi baru.
Siaran pers ICOM menyatakan bahwa perusahaan ini mengetahui laporan mengenai walkie-talkie dengan stiker logo perusahaan mereka yang meledak di Lebanon. "Kami saat ini sedang mengumpulkan fakta dan akan memberikan update ke situs kami terkait informasi baru yang tersedia," kata perusahaan dalam pernyataannya.
Dengan kantor cabang di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan China, ICOM menyatakan bahwa model ‘IC-V82’ yang tampak pada gambar ledakan merupakan model yang sudah tidak diproduksi sejak tahun 2014.
Kasus ini masih dalam penyelidikan dan siapa sebenarnya dalang di balik kejadian ledakan yang menewaskan 26 orang di Lebanon masih menjadi teka-teki.