Presiden Prabowo Subianto menghadirkan secara resmi fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih logam mulia atau smelter yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) bernama Precious Metal Refinery (PMR), terletak di Gresik, Jawa Timur.
“Memperkuat posisi negeri dan rakyat kita merupakan hal yang amat krusial; kami berharap agar tanah air kita tak sekadar mengekspor sumber daya mentah melainkan juga hasil produksi jadi serta barang dengan nilai tambah,” ujar Prabowo saat meresmikan instalasi pengolahan endapan lumpur atau smelter Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI), di Gresik, Jawa Timur pada hari Senin tanggal 17 Maret tersebut.
Pendirian PMR oleh PTFI mencerminkan janji pemerintah untuk mendorong pengolahan lebih lanjut di dalam negeri. Ini juga menunjukkan kesanggupan PTFI sesuai dengan IUPK pada tahun 2018 dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan program pemurnian sektor tambang.
Di tempat yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa dari total 3 juta ton konsentrat yang diproses dalam Proyek Smelter Refinery (PMR) di Gresik, jumlah produksi emas dapat mencapai antara 50 hingga 60 ton setiap tahunnya.
Jika di Amman konsentratnya mencapai lebih dari 900 ribu (ton), maka akan menghasilkan sekitar 18-20 ton emas.
overall
tiap tahun berasal dari Gresik dan Amman dapat mencapai 60-70 ton emas per tahun,” kata Bahlil.
Untuk proyek investasi PMR atau pabrik smelting emas di Gresik, nilainya mencapai USD 630 juta atau sekitar Rp 10 triliun. PMR ini adalah instalansi maju yang menyatukan tahapan penambangan dan proses pengolahan downstream melalui penyulingan.
Pada bulan September sebelumnya, Presiden ketujuh yakni Jokowi telah menghadiri peresmian produksi awal kathode tembaga yang berasal dari pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PTFI di Gresik.