Voxnes.com, JAKARTA — Pengamat valuta asing dan Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan bahwa penurunan nilai tukar ( kurs ) rupiah dibandingkan dengan dolar AS disebabkan oleh ancaman tariff balasan yang diumandakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kepada beberapa negara.
“Trump pada Minggu (16/3/2025) malam memperkuat ancamannya tentang bea balasan serta sektor-sektor yang bakal ditargetkan dengan tarif tambahan mulai 2 April, tindakan ini diyakini banyak pihak dapat mendorong peningkatan lebih lanjut dari konflik perdagangan global,” katanya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Meskipun demikian, pasar meragukan betapa tekunya Trump dalam mewujudkan rencana pengenaan tariff itu, mempertimbangkan dia sudah mengubah kebijakannya terkait dengan Kanada dan Meksiko di awal bulan ini.
Untuk mengantisipasi beragam skenario, China bersama dengan Uni Eropa sudah menyiapkan respon terhadap Amerika Serikat dan diharapkan akan menerapkan kebijakan yang lebih keras berkaitan dengan tariff balas dendam dari pihak Trump.
“Kenikmatan pikiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perdagangan serta kenaikan inflasi yang mungkin timbul dari bea cukai telah menimbulkan ketakutan tentang kemacetan ekonomi di Amerika Serikat,” jelas Ibrahim.
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di akhir sesi perdagangan hari ini di Bursa Efek Jakarta mengalami depresiasi sebanyak 56 poin atau 0,34% menjadi Rp 16.406 untuk setiap dolar AS dibandingkan dengan nilai sebelumnya yang berada di posisi Rp 16.350 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang disediakan oleh Bank Indonesia saat ini malah memperkuat posisinya menjadi Rp 16.379 per dolar AS dari nilai sebelumnya yaituRp 16.392 per dolar AS.