Voxnes.com–
Syakir Daulay menyebutkan bahwa pada usianya yang masih 20 tahun, dia pernah terlibat dalam sebuah hutang bisnis senilai Rp 5 miliar.
Namun, sekarang Syakir Daulay merasa berterima kasih karena hutang itu sudah diselesaikan.
Pada acara FYP di Trans7 pada hari Senin, 17 Maret 2025, Syakir Daulay menceritakan tentang cara ia berhasil melunasi hutang-hutangnya.
Syakir Daulay menyatakan pernah merasakan tekanan karena dia akan di-viralkan bila tidak cepat menyelesaikan hutang senilai Rp 5 miliar.
Syakir Daulay mengatakan bahwa utang tersebut digunakan untuk mendanai produksi film yang dibuatnya.
“Sudah pernah memiliki hutang namun untuk keperluan usaha. Kini masalah tersebut telah terselesaikan, Alhamdulillah,” ungkap Syakir Daulay.
“Sudah hanya berselang beberapa jam, pada akhirnya tidak menjadi viral karena dibayar,” tambah Syakir Daulay.
Syakir Daulay menyatakan pernah merasa putus asa sambil memohon doa dan nasihat kepada sang guru yang kini sudah meninggal dunia, yaitu almarhum Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.
Menurut Syakir Daulay, hambatan terbesar waktu itu bukan disebabkan oleh kurangnya dana untuk pembayaran.
Namun, menurut Syakir, pada kesempatan tersebut ada sekelompok orang yang enggan untuk menanti hingga jatuh tempo pembayaran dan menginginkan agar prosesnya dipersingkat.
Oleh karena itu, Syakir Daulay perlu mengajukan pinjaman sementara selama menanti dana terkumpul.
“Allahumma, disana seperti ini, ‘Om, Syakir hanya meminta doa, solusinya dari Habib,’ ujarnya.” Kata Syakir Daulay. “Memangnya ada apa? Saat itu sudah merelakan semuanya, hanya bercerita saja. Yang terjadi hanyalah seseorang yang tidak ingin menunggu waktu tepat,” tambahnya.
“Orang-orang mungkin tidak ingin menunggu terlalu lama, padahal uang mereka sudah tersedia. Masalahnya adalah mencari cara untuk mempercepat proses tersebut. Alhamdulillah semuanya terselesaikan dengan baik dan film pun tampil lancar,” tambah Syakir Daulay.
Syakir Daulay menyatakan bahwa ia telah menerima dukungan finansial senilai Rp 2 miliar dari almarhum Habib Hasan.
“Sudahlah, namanya Syakir, dia bisa dianggap sebagai ayah dan Beliau pun menganggap Syakir seperti anak kandungnya sendiri. Dia berkata, ‘Saya investasi jika ada keuntungan, gunakan untuk dakwah dalam majelis tersebut. Jika saya tidak ada nanti, maka serahkan pada anak-anak saya.’ Begitu santainya Habib berbicara seolah-olah setua kita semua,” jelas Syakir.