Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Rabu, 16 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Kawasaki Z900 dan Z900 SE Resmi Meluncur di Indonesia: Cek Spesifikasi dan Harga

    Oleh Rany Nasution

    Kontak Erat dengan Rektor IPB Diminta Isolasi Mandiri

    Oleh Angga Maulana

    5 Rekomendasi Drakor yang Akan Membawa Anda Melintas Waktu

    Oleh Rany Nasution

    Dinkes Jakbar tak Bertemu Orang Tua Debora

    Oleh Angga Maulana

    Plataran Gelar Wedding Roadshow di Bromo, Angkat Tema Pernikahan Idaman

    Oleh Angga Maulana

    Balikpapan Belum Beranjak dari Zona Merah Covid-19

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    PT Elnusa Tbk (ELNUSA, IDX: ELSA) anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina mengantongi laba bersih senilai Rp 226 miliar pada semester I/2022, atau tumbuh 97 persen dari periode yang sama di tahun 2021.

    Elnusa Kantongi Laba Bersih Rp 226 Miliar di Semester I

    Oleh Angga Maulana
    Menhub Bongkar 4 Masalah Kunci Harga Tiket Pesawat Bisa Murah

    Masuknya Kebijakan Pemerintah untuk Turunkan Harga Tiket Pesawat

    Oleh cris a jeni putri
    Petugas keamanan berjaga di Check Poin 28 sebagai akses keluar masuk kendaraan PT Freeport di Timika, Papua, Minggu (30/4).

    Menteri Luhut: Divestasi Freeport Selesai 2019

    Oleh Angga Maulana
    Sosok Pencipta Pajak yang Kini Bikin Banyak Rakyat Menjerit

    Pajak: Warisan Firaun yang Masih Menghantui Hingga Saat Ini

    Oleh cris a jeni putri
    PMI Manufaktur Jeblok Lagi, Menperin Sebut Kebijakan Internal Jadi Biang Keladinya

    Indonesia Crisis! PMI Manufaktur Terpuruk, Kebijakan Internal Dipertanyakan

    Oleh Adi Ariyanto
    Tambak ikan (ilustrasi)

    Bangun Pertanian, Indonesia Perlu Belajar dari Denmark

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Teknologi > Google Jual “Perut” Bisnisnya, Mesin Uang Dibawa Orang Lain
Teknologi

Google Jual “Perut” Bisnisnya, Mesin Uang Dibawa Orang Lain

Bayu Utomo
Terakhir diperbarui: 19 September 2024 9:32 pm
Bayu Utomo
Bagikan
Kebobrokan Google Dibongkar Mantan Bos Besar, Tak Disangka
Bagikan

Google Terpaksa Tawari Penjualan Unit Bisnis Iklan Akibat Tekanan Uni Eropa

Jakarta – Dalam sebuah pergerakan yang jarang terjadi, raksasa teknologi Alphabet (Google) resmi menegosiasikan penjualan unit bisnis marketplace iklan AdX kepada Uni Eropa sebagai upaya untuk merelakan tekanan anti-monopoli.

Namun, kesepakatan tersebut buckles oleh para publisher iklan di Eropa, yang menganggap solusi ini tidak menyelesaikan masalah inti. Komisi Eropa telah lama mempertanyakan praktik bisnis Google di industri iklan digital.

Ketegangan antara Google dan Uni Eropa semakin mengkristal menyusul keberatan Dewan Publisher Eropa terkait model bisnis iklan Google. Komisi Eropa, di bawah kepemimpinan Margrethe Vestager, menuduh Google melakukan berbagai praktik untuk mempertahankan dominasinya di industri iklan digital. Ini merupakan kasus keempat yang diajukan Komisi Eropa ke Google.

Dalam kasus sebelumnya, Google tidak pernah menawarkan penjualan aset bisnisnya sebagai bentuk komitmen untuk mengatasi tuntutan anti-monopoli.

Baca Juga:Huawei Mate XT: Ponsel Lipat Super Canggih Penantang iPhone 16

Dampak Skala Global

Tekanan dari regulator Uni Eropa mengiringi tuntutan serupa yang muncul dari Amerika Serikat. Regulator AS juga mendesak Google untuk menjual produk Ad Manager, yang mencakup AdX, serta server iklan publisher Google yang dikenal sebagai Doubleclick for Publishers (DFP).

Para publisher di Amerika Serikat dan Eropa menolak proposal Google karena merasa divestasi hanya pada AdX tak cukup. Mereka menekankan bahwa dominasi Google berada dalam setiap level pasokan dan permintaan teknologi iklan.

Ketegangan Mereda?

Baca Juga:Sony Xperia 1 VI vs Galaxy S24 Ultra: Duel Kamera Quantum 📸

Bukan hanya penjualan AdX yang menjadi sumber konflik. Google didakwa melakukan praktik anti-kompetisi dengan mengendalikan sistem pengiklan online, memaksa publisher untuk menggunakan produk mereka, dan mematikan pesaing potensial.

Komisi Eropa menolak berkomentar lebih lanjut mengenai posisi mereka, sementara Dewan Publisher Eropa juga belum memberikan tanggapan resmi.

Sebagai respons terhadap tuduhan, Google menyatakan bahwa kasus yang diajukan Komisi Eropa adalah interpretasi salah terhadap industri teknologi iklan. "Industri ini sangat kompetitif dan terus berevolusi. Kami ingin tetap berkomitmen di bisnis ini,” kata juru bicara Google, dikutip dari Reuters, Kamis (19/9/2024).

Satuan Google yang dimintai komentar terkait takut semakin merugikan Google, sehingga mereka memilih untuk tidak memberi pernyataan lebih lanjut dan meninggalkan jalan bagi Komisi Eropa untuk menjalankan investigasinya.

Dominasi Google di Industri Iklan

Pendapatan Google dari iklan, termasuk dari layanan mesin pencari, Gmail, Google Play, Google Maps, YouTube, Google Ad Manager, AdMob, dan AdSense, mencapai US$ 237,85 miliar (Rp 3.633 triliun) pada tahun 2023. Angka ini menyumbang 77% dari total pendapatan Google.

Momen ini menunjukan kembali posisi dominan Google dalam pasar iklan digital global. Tak hanya kontroversial, praktik bisnis Google juga menimbulkan pertanyaan akan wajar tidaknya persentase pendapatan mereka dari iklan,

Menjaga Keseimbangan dalam Industri Teknologi

Kasus ini memberikan gambaran penting tentang pentingnya menjaga keseimbangan dan persaingan di industri teknologi. Dengan modal dan sumber daya yang besar, perusahaan raksasa teknologi seperti Google memiliki pengaruh yang signifikan di pasar global.

Penting bagi regulator seperti Komisi Eropa dan regulator di negara lain untuk memastikan bahwa praktik bisnis mereka tidak merugikan konsumen, perusahaan lain, dan secara lingkungan. Aturan yang jelas dan penegakan yang tegas dibutuhkan untuk menjaga ekosistem teknologi tetap sehat dan inklusif.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius: Kenali Andropause dan Cara Mengatasinya  Andropause: Gejalanya, Risikonya dan Solusinya
Artikel Berikutnya Presiden Jokowi Akan Tutup PON Aceh-Sumut di Stadion Utama Sport Center Sumut Jumat 20 September Jokowi Tutup PON Aceh-Sumut Jumat, 20 September

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Hebohkan Media Sosial: Inilah Penyebab Misterius Hujan Darah di Iran

Voxnes.com , Jakarta - Jagat media sosial belakangan dihebohkan oleh video tentang hujan berwarna merah…

Oleh Rany Nasution

Karhutla dan Titik Api di Kalimantan

Bara api terlihat di lahan yang terbakar di daerah Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa…

Oleh Angga Maulana

Yayasan Wage Rudolf Supratman Tuntut Kementerian Kebudayaan Terkait Undangan Kontroversial

Yayasan Wage Rudolf Supratman menyesalkan kesalahan yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan karena keliru mengundang lembaga…

Oleh Rany Nasution

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Awas Android TV Box Berbahaya Ditemukan di RI, Cek Daftarnya!
Teknologi

Android TV Box Berbahaya Disebutkan, Berikut Daftarnya!

Oleh Bayu Utomo
Viral Foto Jay Idzes Dikomen Gakpo Liverpool, Netizen Heboh Bilang Ini
Teknologi

Jay Idzes Viral, Komentar Gakpo Tuai Heboh di Netizen

Oleh Bayu Utomo
iphone 16 baru dipamerkan selama pengumuman produk baru di kantor pusat apple pada hari senin 9 september 2024 di cupertino ca 3 169
Teknologi

China Jiplak iPhone 16 Tak Lama Usai Rilis

Oleh Bayu Utomo
Cara Kerja Gojek-Grab Bikin Jokowi Cemas, 5 Negara Ini Sudah Larang
Teknologi

Gig Economy: Tantangan dan Solusi di Indonesia

Oleh Bayu Utomo
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?