Menghadapi Andropause: Ketika Kadar Hormon Testosteron Pria Turun
Andropause, sering disebut sebagai menopause pria, adalah kondisi yang menandai penurunan kadar hormon testosteron pada pria seiring bertambahnya usia. Masalah ini tidak hanya memengaruhi gairah seksual, namun juga dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental secara signifikan, bahkan meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke.
Kondisi Upaya Penuaan: Andropause dan Gejalanya
Andropause, sama seperti menopause pada wanita, adalah bagian alami dari proses penuaan. Namun, penurunan hormon testosteron tidak selalu diiringi gejala yang signifikan pada semua pria.
Beberapa pria mungkin mengalaminya dengan ringan, bahkan tidak menyadari adanya perubahan. Sebaliknya, beberapa pria mengalami penurunan hormon testosteron yang lebih drastis, yang menimbulkan gejala yang mengganggu keseharian.
Keadaan ini bisa menimbulkan banyak pertanyaan tentang kesehatan dan gaya hidup. Berikut adalah beberapa gejala umum andropause yang perlu diperhatikan:
-
Lemah atau kurang tenaga dan mudah lelah: Dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
- Penurunan dorongan seksual (libido): Sulit bergairah dan kehilangan minat pada hubungan intim.
- Daya tahan tubuh menurun: Lebih sering terserang penyakit dan kesulitan pulih dari sakit.
- Mudah marah/ mood yang tidak jelas: Kemungkinan mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem.
- Sering mengantuk setelah makan: Kehilangan energi dan merasa lesu meskipun sudah makan.
- Disfungsi ereksi: Sulit untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
- Tinggi badan berkurang: Kadar testosteron yang rendah dapat mempengaruhi kepadatan tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah.
Penting untuk diingat: Penampilan gejala andropause bervariasi antar individu, dan bukan semua pria mengalami semua gejala tersebut.
Kapan Perlu Konsultasi Dokter
Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala yang disebutkan di atas, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes darah untuk mengukur kadar testosteron Anda. Hasil pemeriksaan ini akan membantu menentukan apakah Anda mengalami andropause dan seberapa parah kondisinya.
Bagaimana Penanganan Andropause?
Untungnya, andropause dan penurunan hormon testosteron dapat ditangani dengan baik. Ada beberapa metode pengobatan yang dapat memperbaiki gejala dan meningkatkan kualitas hidup pria.
Salah satu metode yang paling umum dan efektif adalah Terapi Penggantian Testosteron (TRT).
TRT bekerja dengan menggantikan hormon testosteron yang tidak cukup diproduksi oleh tubuh.
TRT dapat dilakukan dengan beberapa cara:
-
Suntikan: Testosteron diberikan melalui suntikan intramuskular, biasanya setiap 1-3 bulan. Suntikan dianggap sebagai cara yang paling efektif, dengan pengaruh mencapai 80%.
-
Gel: Gel yang mengandung testosteron dioleskan pada kulit, biasanya pada lengan, perut, atau paha. Cara ini memungkinkan penyerapan langsung ke dalam aliran darah.
-
Patch: Plester yang mengandung testosteron ditempelkan pada kulit dan diganti setiap hari, untuk memastikan kadar testosteron stabil sepanjang hari.
-
Kapsul: Kapsul testosteron dikonsumsi secara oral dan dapat membantu meningkatkan kadar testosteron dalam darah.
selain TRT, Gaya Hidup Sehat juga sangat penting dalam mengatasi andropause. Berikut beberapa tips:
-
Tetapkan Rutinitas Olahraga: Olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan kadar testosteron secara alami.
-
Perbanyak Konsumsi Makanan Sehat: Pilihlah makanan kaya protein, lemak sehat, dan buah-buahan dan sayuran.
- Hindari Kebiasaan Berisi Rokok dan Alkohol: Seorang perokok dan pria yang sering mengonsumsi alkohol memiliki kadar testosteron yang lebih rendah.
Dengan memahami andropause, mengenali gejalanya, dan mengubah gaya hidup serta mencari penanganan tepat, pria dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas di usia senja.
feltro yang transparan.