Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Senin, 18 Agu 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    DIY Belum Buka Pelaku Perjalanan Luar Negeri

    Oleh Angga Maulana

    Australia vs Indonesia: Petualangan Antarkontinen, Menghadapi Kekuatan Garuda Yang Lelah

    Oleh Rany Nasution

    Intoleransi Beragama di Bekasi: ASN Protes Doa Bersama Tetangga, Pemkot Turun Tangan

    Oleh Dina Fadilah

    Bappeda: Sukabumi Menjadi Kota dengan Laju Inflasi Terendah

    Oleh Angga Maulana

    Setelah Menyaksikan Derby di Liga Thailand, Shin Tae-yong Peluk Hangat Asnawi Mangkusalima dan Pratama Arhan

    Oleh Rany Nasution

    Pemkot Madiun Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    Anggaran Jumbo Kementerian Era Prabowo Hingga Insiden Boeing

    Penetapan APBN 2025 dan Masalah Keselamatan Boeing

    Oleh cris a jeni putri
    Respons Aksi Mogok Kerja, Boeing Akan Rumahkan Puluhan Ribu Karyawan

    Boeing Merumahkan Sementara Ribuan Karyawan

    Oleh Panggih Suseno
    Bandara IKN Siap Didarati Pesawat Kepresidenan

    Bandara IKN Siap Didairati Pesawat Kepresidenan

    Oleh cris a jeni putri
    Sempat Kalah Laku Lawan Sepeda Lipat, Fixie Laris Lagi-Harganya Segini

    Sepeda Fixie Kembali Naik Daun di Pasar Rumput

    Oleh cris a jeni putri
    Krisis Populasi Bikin Pening, China 'Kebanjiran' Susu

    Anjloknya Konsumsi Susu di China: Surplus dan Turbulensi di Pasar

    Oleh cris a jeni putri
    6 Juta Data NPWP Warga RI Bocor, Pakar Ungkap Petaka Besar

    Waspada Kebocoran Data NPWP: tips Keamanan dan Respon DJP

    Oleh cris a jeni putri
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > culture > Jika Pernikahan Sederhana, Bagaimana Pendapat Dunia?
culturemarriagesocietywedding planningweddings

Jika Pernikahan Sederhana, Bagaimana Pendapat Dunia?

Rany Nasution
Terakhir diperbarui: 17 Maret 2025 10:59 pm
Rany Nasution
Bagikan
Bagikan

Peristiwa perkawinan, suatu momen suci yang pada dasarnya menggambarkan kasih sayang, janji setia, dan masa depan bersama, kerapkali berubah menjadi arena pameran kekuatan. Saat ini, kita tinggal di era dimana kata-kata, ejekan, serta pandangan orang lain terkadang lebih menusuk daripada pisau bermata dua. Dalam situasi demikian, banyak individu dengan senang hati akan melalui apa saja untuk tidak dianggap lemah. Ini termasuk dalam hal perkawinan; resepsi mewah telah menjadi standar yang wajib dicapai, meski kadang sampai menuntut pengorbanan diri sendiri. Mari kita tinjau, mengapa resesi perkawinan megah ini sangat ditekankan? Adakah alasan kuat bahwa menikah tanpa acara besar tersebut mencirikan keseriusan rendah, ketidakmampuan finansial, atau bahkan dikritisi sebagai ‘tertikung’?

“Dunia Berbicara” Lebih Penting daripada Kandungan Dompet

Untuk beberapa individu, pernikahan tidak hanya terbatas pada pengejawantangan sumpah di hadapan penghulu serta kerabat dekat. Namun, juga diperlukan adanya sebuah pesta. Bukan sembarang pesta tetapi suatu acara besar berbekal ribuan undangan, hiasan istimewa, hidangan lezat dalam jumlah banyak, dan pastinya gaun pernikahan yang mencolok mata. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh ketakutan akan kritikan dari lingkungan sekitar mereka.

Apakah pernikahan hanya dilakukan di kantor urusan agama? Rasanya malu tuh!” atau “Jangan sampai mengundang hanya 50 orang, takutnya akan terlihat kurang berduit.

Baca Juga:Ingin Nikah Tanpa Pacaran? Coba 7 Tips untuk Kenali Pasangan Secara Mendalam

Komentar demikian kerap menjadi bayang-bayang yang membuat pasangan pengantin serta keluarga mereka bersedia mendorong batas kemampuan finansialnya sendiri. Sementara itu, anggaran untuk acara resepsi perkawinan sungguh luar biasa besar. Mulai dari penyewaan tempat, catering, pakaian pengantin, sampai hiburan, semua dapat menyedot simpanan puluhan tahun. Apabila dana tersebut masih kurang, maka pinjaman pun terpaksa diambil sebagai penyelesaiannya.

Lebih menyedihkan lagi, terkadang para orangtua juga turut serta menekanstandar tinggi ini kepada anak mereka. “Rasanya malu loh dibandingkan dengan tetangga, acara pernikahan si B sudah menjadi trending topic di media sosial, kenapa kamu tidak dapat membuat sesuatu yang bahkan lebih baik?”

Kredit Demi Pesta Semalam

Banyak individu rela mengambil kredit dari bank maupun lembaga finansial teknologi untuk mendanai acara pernikahan mereka. Tujuannya adalah agar bisa menyelenggarakan pesta mewah dan tak terlupakan bagi para undangan. Namun, setelah pesta berakhir, kenyataan mulai bermunculan. Mereka dihadapkan pada tuntutan membayar hutang saat serentetan tantangan dalam menjalani hidup bersama pasangan baru telah dimulai.

Baca Juga:Apa Bahasa Cinta Anda? Temukan 5 Bahasa Cinta untuk Hubungan yang Lebih Baik!

Ini mirip dengan pertukaran stabilitas finansial jangka panjang untuk sensasi singkat. Penting bagi mereka agar tampil mewah pada saat itu, walaupun akibatnya bisa berlangsung hingga tahun-tahun mendatang di bawah beban hutang. Bahkan ketika banyak dari mereka menyadari bahwa hal tersebut adalah pilihan tidak sehat, namun masih dilanjutkan. Alasan kembali lagi kepada: bagaimana pendapat orang lain tentang diri kita.

Menikahkan di Kantor Urusan Agama: Di antara Prasangka dan Keadaan Nyata

Sebaliknya, pernikahan tanpa resepsi kerap kali dilihat secara negatif. Pernikahan hanya melalui kantor Urusan Agama (KUA) tanpa acara besar-besaran sering diartikan sebagai opsi terakhir bagi pasangan yang “kurang beruntung” atau bahkan bisa jadi dikaitkan dengan kehamilan diluar perkawinan. Meskipun demikian, pernikahan lewat KUA adalah hal yang valid, ekonomis, serta disesuaikan dengan kapabilitas finansial. Namun akibat dari stigma tersebut, tidak sedikit sepasang pengantin yang merasa minder ketika memilih untuk mengadakan upacara pernikahan yang sederhana.

Mengapa kita mengizinkan pemikiran semacam ini untuk bertahan? Bukannya akan jauh lebih baik jika pernikahan dijalani sesuai dengan kapabilitas masing-masing daripada memaksa diri? Namun, pandangan masyarakat sungguh sukar dibantahkan. Terkadang, ucapan dari orang-orang sekitar begitu memberatkan hingga melebih-lebihi realitas kehidupan itu sendiri.

Menilai Keberuntungan Melalui Pendapat Orang Lain

Menikah merupakan perihal kecerian dari dua individu yang telah sepakat untuk menghabiskan sisa hidup bersama-sama. Akan tetapi, ironisnya, kesenangan tersebut kerap dinilai melalui sudut pandang pihak ketiga. Seperti anggapan bahwa pertunjukan perkawinan yang lebih megah mencerminkan rasa kasih sayang serta janji setia mereka. Namun sebenarnya, tingkat kemegahan acara nikah tak memberi jaminan apa pun terhadap kedaulatan bahagia dalam berumah tangga.

Terdapat sepasang kekasih yang merayakannya dengan perayaan megah, namun setelah bertahun-tahun, hubungan mereka berujung di mahkamah agama. Di sisi lain, terdapat juga pasangan yang memilih untuk melangsungkan perkawinan secara sederhana tanpa adanya resepsi, tetapi kisah cintanya berhasil tumbuh subur hingga menua bersama-sama. Lantas, apakah sebuah pernikahan gemerlap sungguhlah menjadi segala-galanya?

Merombak Cara Berpikir: Menekankan Pada Inti

Sangat penting bagi kita untuk merombak paradigma terkait perkawinan. Perkawinan tidak bertujuan untuk memuaskan setiap orang, melainkan membina masa depan bersama-sama. Jika memiliki kapabilitas untuk menggelar pesta mewah, pastinya hal tersebut tak jadi persoalan. Akan tetapi, jika berarti harus mengecoh diri sendiri, apakah ini merupakan suatu keputusan yang tepat?

Kita harus mencoba agar tidak begitu mempedulikan kritik-kritik negatif dari orang lain. Orang-orang yang senang mengomentari, tentu saja tidak akan turut serta membayar tagihan atau menolong dalam pelunasan hutang sesudah acara tersebut. Pasanganlah yang benar-benar menjalani hidup ini, sehingga keputusan idealnya didasarkan pada apa yang terbaik bagi mereka dan bukannya atas penilaian orang di luar sana.

Perkawinan yang Berbahagia, Lebih dari sekedar Kemewahan

Resepsi mewah ataupun sederhana, terserah Anda menentukannya. Namun, intinya adalah bahwa perkawinan harus dibangun atas dasar persiapan matang dalam hal fisik maupun emosional. Hindari situasi dimana tujuan utama anda menjadi sempurna di hadapan publik sehingga merugikan kedamaian dan stabilitas masa mendatang Anda. Alih-alih berfokus pada gemerlap acara tersebut, lebih baik berkonsentrasi untuk menciptakan sebuah keluarga harmonis dan bahagia. Ingatlah selalu, perkawinan merupakan suatu proses jauh lebih lama daripada sekedar pesta. Acara pernikahan cuma bertahan satu hari saja tetapi hidup bersamanya benar-benar nyata. Oleh karena itu, pilih opsi yang cocok dengan kapabilitasmu sendiri serta tidak perlu terlalu peduli tentang pendapat dari lingkungan sekitarmu.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Minuman Untuk Membersihkan Ginjal: Cek 9 Rekomendasi Ini!
Artikel Berikutnya Tips Kesehatan: Keajaiban Plank 1 Menit Sehari

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

10 Pantai Terbaik Menurut TripAdvisor: Pantai Kelingking Bali Jadi Sorotan

Voxnes.com, JAKARTA - Tripadvisor baru saja mengumumkan para pemenang Travellers' Choice Awards 2025 untuk kategori…

Oleh Rany Nasution

6 Tip Fashion untuk Pakaian Lebaran: Tampil Stylish Tanpa Berlebihan

Voxnes.com - Pada saat Idul Fitri datang, banyak orang berkeinginan untuk terlihat bersih, rapi, serta…

Oleh Rany Nasution

Dua Waketmen Bertugas: Pembagian Tugas Budi Arie di Menkominfo

Pembagian Tugas Drastis: Dua Wamenkominfo dan Fokus Regulasi Teknolgi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi…

Oleh Bayu Utomo

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Rencana Perjalanan 3 Hari 2 Malam dari Surabaya: Petualangan Mengejar Kuliner Legendaris dengan Anggaran Rp 1,5 Juta

Oleh Rany Nasution

Inspirasi Ootd Ramadan Ala Aurelie Hermansyah

Oleh Rany Nasution
AA1B3lek
businesscities and townscultureIndonesialocal news

Waktu Berlalu: Kenangan Terakhir dari Tanah Abang

Oleh Rany Nasution
AA1AJzyJ
culturefood culturefoodiesspicestravel

Ulasan Novel Life Begins with Spices: Perjalanan dari Sambal hingga Mengubah Hati

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?