Demi Peningkatan Literasi, Buku Bacaan dan Pustakawan Di Daerah Mesti Dibisniskan
VOXNES.com: Program Merdeka Belajar Episode Ke-23 tentang Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia telah berjalan lebih dari 1,5 tahun sejak diluncurkan pada Februari 2023. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyatakan bahwa melalui program tersebut, sekitar 15,4 juta eksemplar buku bacaan bermutu telah didistribusikan ke seluruh Indonesia, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menjadi salah satu institusi pemerintahan yang turut menyebarkan buku bacaan tersebut ke berbagai sekolah dari jenjang SD sampai SMA.
Tingginya Minat Baca Para Siswa
Salah satunya di wilayah Provinsi Bengkulu. Kepala SDN 105 Kota Bengkulu, Burman Aspuni, mengatakan bahwa minat baca para siswa terhadap buku bacaan cukup tinggi, terutama untuk buku fiksi bergambar dan bertema cerita rakyat.
"Untuk itu, pihak sekolah membuat jadwal membaca buku di perpustakaan sekolah dari hari Senin sampai Jumat pada waktu tertentu untuk kelas 1 hingga 6 SD," ujar Burman.
Selain di perpustakaan, anak-anak sekolah diperbolehkan meminjam buku dan membawanya pulang ke rumah dengan syarat waktu peminjaman maksimal tiga hari atau dikembalikan pada kunjungan berikutnya.
Tak hanya di SDN 105, Sekolah Dasar (SD) 102 Kota Bengkulu dan SMP 23 Kota Bengkulu juga mengalami peningkatan minat baca anak-anak.
"Meski sekolah kami baru mendapat buku-buku baru, tetapi minat baca siswanya sudah tinggi dan kami selalu mendorong mereka untuk gemar membaca," ujar Ibu Rahila Nengsih, Kepala SDN 102 sekaligus SMP 23 Kota Bengkulu.
Kebutuhan Buku dan Pustakawan di Daerah
Burman Aspuni, kepala SDN 105 Kota Bengkulu, menyatakan bahwa program distribusi buku bacaan bermutu ini menjadi sangat bermanfaat bagi sekolah yang dipimpinnya. Akan tetapi, konsumsi buku oleh siswa sangat tinggi dan mereka membutuhkan lebih banyak buku bacaan berkualitas.
“Minat baca anak-anak cukup tinggi. Kami meminta bantuan buku bacaan secara berkala dua atau tiga sekali, kalau bisa buku fiksi karena itu yang diminati anak-anak, misalnya tentang cerita rakyat,” jelas Burman dalam keterangannya, Jumat 13 September 2024.
Burman menyebutkan, di sekolahnya terdapat 328 siswa. Setelah mereka menerima bantuan buku bacaan, terjadi peningkatan hasil belajar siswa lebih kurang 10 persen.
Meningkatnya minat baca siswa memang diiringi dengan permasalahan terkait ketersediaan buku bacaan di sekolah, khususnya di daerah terpencil.
Tantangan bagi Pustakawan Honorer
Di SDN 105 Kota Bengkulu, meskipun terdapat 2.000 koleksi buku, masih dibutuhkan pendampingan guru atau pustakawan berbobot untuk mengelola koleksi buku tersebut dan meningkatkan minat baca siswa.
"Siswa di sini kebanyakan anak nelayan karena ini kampung nelayan, nama daerahnya Kampung Bahari," ujar Burman.
Pustakawan SDN 105 Kota Bengkulu, yang adalah sarjana perpustakaan, berstatus honorer, sehingga kesejahteraannya perlu ditingkatkan agar dapat bekerja secara optimal dan membantu sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa.
Bisnis Pustakawan dan Literasi
Sangat disayangkan bahwa Sepinya anggaran dan kurangnya sistem pengaturan terhadap pustakawan di daerah membuat mereka sulit berkontribusi secara optimal dalam meningkatkan literasi anak. Alih-alih menjadi ‘agent of change’, pagi-pagi mereka sibuk mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup, bukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi literasi.
Penting untuk menciptakan model bisnis yang dapat mendukung keberadaan pustakawan di daerah. Pemerintah, praktisi, dan pelaku usaha dapat berkolaborasi dalam menumbuhkan platform untuk memfasilitasi pertukaran dan pengembangan literasi.
Beberapa ide yang dapat dipelajari adalah:
- Bantuan Langsung Dana: Pemerintah dapat memberikan bantuan dana tunai secara berkala kepada sekolah-sekolah di daerah untuk beli buku-buku baru dan meningkatkan kualitas perpustakaan.
- Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dapat menyelenggarakan pelatihan membaca dan pengembangan minat baca bagi para guru dan pustakawan di daerah.
- Program Kemitraan: Memfasilitasi kemitraan antara sekolah-sekolah dengan penerbit buku, perpustakaan umum, dan lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang literasi.
- Platform E-book: Mendorong inisiatif platform digital e-book yang bisa diakses di daerah yang minim sarana dan prasarana internet.
Pemilihan buku bacaan yang sesuai dengan usia dan minat siswa juga perlu dipertimbangkan. Lukisan menarik dan jalan cerita yang mendalam dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak didik, sehingga mereka tidak hanya belajar membaca, tetapi juga berkembang secara holistik.
*