Ikut Bangun Fondasi AI: Microsoft dan Pasukan Bantuan Menggalang Modal US$100 Miliar
Jakarta – Microsoft, BlackRock, dan sejumlah perusahaan lain tengah memacu pembangunan infrastruktur untuk kecerdasan buatan (AI) dengan menggalang dana mencapai US$ 100 miliar (Rp 1.535 triliun). Gagasan ini terwujud dalam pembentukan Global Artificial Intelligence Infrastructure Investment Partnership (GAIIP), kelompok kerja sama yang berkomitmen membangun data center AI dan infrastruktur energi pendukungnya.
Selain Microsoft dan BlackRock, anggota lain dalam GAIIP meliputi Global Infrastructure Partner dan MGX, perusahaan yang didirikan oleh Mubadala, perusahaan investasi negara milik Abu Dhabi.
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa AI mendukung kemajuan inovasi dan pertumbuhan di semua sektor ekonomi. Inisiatif ini menciptakan kolaborasi antara pemimpin dari berbagai industri untuk membangun infrastruktur masa depan dan menyediakan energi untuk menjalankannya dengan cara yang berkelanjutan," ungkap Satya Nadella, CEO Microsoft, dalam keterangan resmi yang dikutip VOXNES.
Pada tahap awal, GAIIP menargetkan pengumpulan dana US$ 30 miliar. Target akhir GAIIP adalah mencapai US$ 100 miliar.
Langkah ini merupakan tanggapan terhadap peningkatan tren pembangunan data center AI di berbagai belahan dunia.
Kebanyakan data center AI menggunakan chip GPU (Graphics Processing Unit) buatan Nvidia. Pembangunan data center skala besar ini memicu persaingan sengit untuk memperoleh chip GPU Nvidia dan diperkirakan akan memicu lonjakan konsumsi energi secara global.
Pasalnya, server GPU dan teknologi AI membutuhkan energi jauh lebih besar dibandingkan dengan server data center biasa.
Investasi Tambahan untuk Ekspansi Azure
Investasi yang akan dikeluarkan Microsoft dalam GAIIP merupakan dana tambahan di luar belanja modal yang telah dialokasikan perusahaan untuk ekspansi infrastruktur pendukung layanan cloud Azure.
Pada bulan Juli, Microsoft mengumumkan telah mengeluarkan belanja modal sebesar US$ 19 miliar.
BlackRock, di sisi lain, adalah perusahaan investasi terbesar di dunia dengan total aset dalam pengelolaan mencapai US$ 10,5 triliun (sekitar Rp 161.188 triliun).
Indonesia: Potensi dan Tantangan Datacenter
Meningkatnya permintaan data center turut memicu peluang investasi di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa industri data center menawarkan peluang besar bagi Indonesia.
"Lokasi Indonesia yang strategis berada di pusat persimpangan jalur komunikasi global memungkinkan untuk mengambil peran sebagai hub, baik regional maupun internasional," ucap Budi Arie.
Selain peluang ekonomi, perkembangan pusat data yang efisien juga dapat meningkatkan layanan publik dan pemerintahan.
Bagaimanapun, pengembangan industri data center di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, terutama kebutuhan SDM digital yang berkualitas, ancaman siber yang semakin kompleks, dan rawan bencana alam.
"Untuk itu, perlu dibangun infrastruktur yang tangguh dan mitigasi bencana yang tepat guna untuk menjaga keberlanjutan layanan," papar Budi Arie.
Dengan prospek global data center yang memprediksi pertumbuhan hingga US$ 39,7 miliar pada tahun 2032, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dalam ekosistem ini.