Keberanian Mengungkap Kebenaran: Seminar Nasional Mindtalk UIN Bandung
Himpunan Mahasiswa Jurnalistik (Hima) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali menorehkan prestasi dengan menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Mindtalk pada Kamis, 19 September 2024, di Gedung PPG Kampus 2 UIN Bandung. Acara tahun ini hadir dengan tema yang relevan dan mendalam: "When Data Speaks: Discovering the Truth with Investigation". Semangat baru dan antusiasme tinggi menyelimuti simpul diskusi ini yang menarik ratusan peserta untuk mengungkap kebenaran di balik data.
Berkilau dengan Semangat
Target seminar ini bertujuan untuk memantik diskusi dan eksplorasi mengenai peran data dalam jurnalisme investigasi.
Tepat pukul 09.00, acara dibuka dengan gemerlap tari tradisional yang dibawakan oleh kelompok Seni Tari Mahasiswa Jurnalistik (STMJ). Langkah-langkah anggun para penari seolah menjadi pembuka harmonis untuk diskusi yang akan datang, mencetuskan semangat diskusi dan reflektifitas. Antusiasme peserta terlihat luar biasa. Sekitar 300 orang telah memenuhi venue hanya satu jam setelah pintu dibuka. Suasana semakin semarak dengan kehadiran siswa SMA berseragam putih abu-abu yang menempati deretan kursi depan, berdampingan dengan mahasiswa dari berbagai jurusan.
Memupuk Profesi dan Etik
Sejak dimulai pada 2021, Mindtalk konsisten mengangkat isu-isu jurnalistik. Tahun ini, seminar tersebut menghadirkan dua nama besar sebagai pembicara, yakni Fabio Maria, wartawan VOXNES Biro Jabar, dan Fajar Pebrianto, jurnalis VOXNES. Mereka berdua membawakan materi yang tak hanya informatif tetapi juga menggugah pemikiran, mengajak peserta menyelami dua aspek penting: kode etik jurnalistik dan jurnalisme investigasi.
Fabio Maria membuka sesi dengan materi seputar Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Dalam pemaparannya, ia membawa peserta kembali pada akar sejarah KEJ, bagaimana munculnya kode ini sebagai panduan moral wartawan. Ia juga membahas perubahan yang terjadi dalam lanskap media, dari era reformasi hingga era digital saat ini.
"Kode etik ini adalah penuntun bagi jurnalis untuk tetap menjaga moralitas, menjunjung tinggi kepentingan publik, dan menghormati hak asasi manusia," tegas Fabio. Pemaparan ini mengingatkan betapa vitalnya kode etik sebagai pedoman profesionalisme dalam mengungkap fakta-fakta di lapangan.
Mencairkan Suasana dengan Kesenian
Untuk mencairkan suasana setelah materi yang penuh bobot, sesi ice-breaking dihadirkan dengan sempurna. Stand-up comedian Guzman Sige berhasil mengundang tawa riuh dari seluruh peserta, menyegarkan kembali pikiran mereka sebelum memasuki materi berikutnya.
Jurnalisme Investigasi: Peran dan Tantangan
Tak lama kemudian, giliran Fajar Pebrianto mengambil alih panggung. Ia membahas jurnalisme investigasi dan menjelajahi dimensi pentingnya dalam era digital. Salah satu sorotan utama dari pemaparannya adalah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengusulkan pembatasan tayangan eksklusif investigasi jurnalistik, yang ia nilai sebagai ancaman serius terhadap kebebasan pers. Lebih jauh lagi, Fajar menekankan bahwa media tidak harus netral, tetapi yang penting adalah independensinya—tidak tunduk pada tekanan dari pemilik modal atau pemerintah.
"Media punya hak untuk berdiri tegak, melaporkan yang benar, tanpa intervensi pihak mana pun," ungkap Fajar.
Fajar dengan tegas mengajak para peserta untuk tidak tinggal diam dan terus berjuang mempertahankan kebebasan pers, bahkan di tengah berbagai tantangan dan tekanan.
Penutup: Jurnalisme, Sebuah Berkat
Setelah dua jam diskusi intens, seminar Mindtalk 2024 ini ditutup dengan meriah. Selain games tebak soal yang menguji pengetahuan peserta tentang materi yang telah disampaikan, peserta juga dihibur oleh penampilan musik dari Rieke Meilani, alumni Jurnalistik UIN Bandung 2017, yang berhasil membuat seluruh ruangan bernyanyi bersama.
Dengan perpaduan ilmu dan hiburan, Mindtalk kali ini tak hanya menjadi ajang diskusi tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi seluruh peserta. Acara ini sekali lagi membuktikan, bahwa jurnalisme bukan hanya tentang kata-kata, tapi tentang keberanian mengungkap kebenaran.