Pager Hizbullah Ledak: Jerat Raksasa Mossad atau Jebakan Berbahaya?
Jakarta – Sebuah ledakan di Lebanon beberapa hari lalu menggemparkan dunia, menewaskan beberapa anggota Hizbullah. Sebuah laporan mengejutkan kemudian mengungkap bahwa pager yang meledak tersebut diduga telah dimodifikasi oleh badan mata-mata Israel, Mossad.
Klaim ini menimbulkan kontroversi dan ketegangan di kawasan Timur Tengah, dengan kedua belah pihak saling menuduh.
Analisa Pager Pemanasan dan Motif Mossad
Hizbullah dan pihak-pihak independen dalam investigasinya, mengidentifikasi pager yang meledak sebagai model terbaru yang telah keluar beberapa bulan lalu. Laporan Sky News Arabia reveal Mossad diduga mencegat pengiriman pager-pager tersebut beberapa bulan sebelumnya dan memasukkan bahan peledak bernama Pentaerythritol tetranitrate (PETN) pada baterai pager.
Sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya kepada New York Post menjelaskan bahwa perangkat diledakkan dengan sinyal eksternal. Hal ini menyebabkan baterai pager overheating dan akhirnya meledak.
Pakar Investigasi Kebakaran, Jerry Back, menggambarkan peristiwa ini sebagai dan mirip seperti alat peledak rakitan (IED) yang digunakan oleh pemberontak dan teroris di Irak dan Afghanistan.
"Mereka mengubah ponsel menjadi alat peledak. Mereka memasukkan bahan-bahan yang berenergi, seperti C4 atau semacamnya, dan akan meletakkannya di sepanjang sisi jalan. Saat melihat kendaraan AS lewat, mereka akan meneleponnya dan ponsel itu akan meledak," jelas Jerry Back.
Kejadian ini menjadi sorotan karena mengungkap potensi ancaman keamanan baru yang memanfaatkan perangkat elektronik sehari-hari.
Dampak Tekhmig dan Keterlibatan Israel
Rangkaian kejadian ini membuat para ahli menelaah bagaimana teknologi mobile menjadi rentan terhadap ancaman. Kemampuan Mossad untuk mengakses, memanipulasi, dan meracuni perangkat elektronik membuat keraguan tentang keamanan data dan jaring yang saling terhubung di dunia saat ini.
Pihak Hizbullah dan Lebanon menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan tersebut. Kedua belah pihak bersumpah akan melakukan aksi balas dendam atas kejadian ini.
Namun, Israel menolak untuk berkomentar dan membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut.
Meskipun tidak ada bukti yang kuat untuk mendukung klaim Hizbullah, ledakan ini semakin memperburuk hubungan antara Israel dan negara-negara di Timur Tengah.
Masalah ini juga menjadi pertanyaan besar tentang tanggung jawab moral dan etika dalam penggunaan teknologi mata-mata. Sementara dunia terus mengandalkan teknologi, perlu pertimbangan serius tentang bagaimana mencegah manfaatkan teknologi terhadap kepentingan yang mengarah pada kekerasan dan kejahatan.
Perkembangan Terbaru
VOXNES memantau perkembangan kasus ini dan akan terus menghadirkan berita terbaru terkait insiden ledakan pager Hizbullah di Lebanon.