VOXNES.com – Indonesia saat ini tengah menghadapi polikrisis, yang mencakup berbagai isu serius seperti penurunan nilai-nilai demokrasi, disrupsi digital, krisis lingkungan, dan merosotnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hal ini diungkapkan dalam seminar bertema “Gerakan Politik Kewargaan Kampus untuk Merespon Regresi Demokrasi, Disrupsi Digital dan Krisis Ekologi,” yang berlangsung di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tugas Akademisi dalam Mempertahankan Demokrasi
Guru Besar Sosiologi Fisipol UGM, Prof. Dr. Suharko, S.Sos., M.Si., menekankan bahwa akademisi memiliki peran penting dalam merangkul kembali demokrasi di berbagai sektor kehidupan. Dalam orasi ilmiah berjudul “Urgensi Menavigasi Prakarsa-Prakarsa Universitas dalam Merespons Polikrisis dan Mempromosikan Demokrasi Inklusif,” Suharko mengungkapkan, “Artinya, mengurangi konsentrasi kekuasaan yang ada dan mendorong individu untuk memiliki kekuasaan dalam menentukan keinginannya sendiri.”
Pentingnya Politik Emansipasi
Dosen Sosiologi Politik Fisipol UGM, Dr. Arie Sudjito, menyatakan bahwa demokrasi harus diperkuat melalui politik emansipasi. Menurutnya, politik ini harus melibatkan masyarakat di berbagai lini, terutama kelompok yang terpinggirkan. “Supaya masyarakat tidak cuek ketika terjadi sebuah pelanggaran politik,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pemilu 2024 telah berhasil mengurangi polarisasi politik identitas, tetapi masih ada tantangan terkait politik dinasti yang berkembang di dalam sistem.
Arie menggarisbawahi pentingnya membicarakan etika dalam kehidupan sehari-hari, yang sering diabaikan. “Kita tidak pernah membicarakan etik dalam menu keseharian. Ngomong etik hanya ketika sidang MK. Nah, oleh karena itu, politik emansipasi membawa isu-isu publik ke dalam praktek keseharian, dan di situlah sebenarnya bagian dari pendidikan politik,” jelasnya.
Refleksi Dies ke-69 Fisipol UGM
Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, Ph.D., menjelaskan bahwa peringatan Dies kali ini bertujuan untuk merefleksikan tantangan yang dihadapi masyarakat. “Kita melakukan upaya untuk melakukan refleksi atas hal tersebut dan kemudian menawarkan apa yang bisa kita lakukan,” ungkapnya.
Kontribusi Fisipol bagi Negara
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K)., Ph.D., dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi Fisipol bagi negara. Ia mencatat bahwa fakultas ini telah memberikan hasil inovasi dalam bidang kebijakan dan berperan dalam meningkatkan jumlah mahasiswa pascasarjana. “Saya memberikan apresiasi yang luar biasa untuk Fakultas Fisipol karena inovasi-inovasi yang diberikan, yang dikontribusikan bagi negara, yang kita harapkan juga akan semakin tinggi dengan karya-karya inovatif,” tutupnya.