Gempa M5.5 mengguncang Kaltim: Laporan BNPB dan Analisis Geologi
Warga Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, digemparkan oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.5 pada Minggu, 15 September 2024, pukul 20:08 WIB. Gempa yang dirasakan cukup intens ini menguncang wilayah pantai timur Kalimantan dan memicu kepanikan di beberapa daerah.
Lokasi dan Kedalaman Gempa:
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi terletak di darat, di koordinat 1,28°LU – 118,42°BT. Kedalaman hiposenter gempa berkisar 10 kilometer. Pusat gempa berada sekitar 145 km tenggara Berau, 163 km timur laut Kutai Timur, dan 240 km tenggara Tanjungselor, Kalimantan Utara.
Intensitas Gempa dan Gejala:
Guncangan akibat gempa dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas bervariasi. Di Karangan dan Maratua, Kabupaten Berau, gempa terukur dengan skala intensitas IV MMI. Sementara itu, di Kabupaten Berau dan Kutai Timur, gempa terasa dengan skala III MMI. Di wilayah Samarinda, Bontang, Bulungan, dan Malinau, gempa dirasakan dengan intensitas yang lebih ringan, skala II MMI.
Tak lama setelah gempa utama, terjadi gempa susulan pada pukul 20:39 WIB dengan magnitudo 3.9 di wilayah yang sama.
Hingga pagi Senin, 16 September 2024, sebanyak 18 kali gempa susulan telah tercatat dalam area tersebut.
Dampak dan Reaksi Warga:
Gempa bumi yang berlangsung selama 2 hingga 3 detik ini memicu kepanikan di kalangan warga Kabupaten Berau.
"Banyak warga keluar rumah untuk mencari tempat aman," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.
Di pesisir pantai Batu Putih, beberapa warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sebagai langkah antisipasi terhadap potensi tsunami. Meski BMKG telah mengonfirmasi bahwa gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami, langkah pengamanan ini diambil sebagai tindakan pencegahan.
"Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa," tambah Abdul Muhari.
BPBD Kabupaten Berau terus memantau situasi dan memberikan edukasi kesiapsiagaan kepada masyarakat setempat, khususnya di wilayah pesisir. Masyarakat diminta untuk memeriksa kondisi bangunan mereka, terutama struktur yang mungkin mengalami keretakan atau kerusakan akibat guncangan gempa. Bangunan yang rusak perlu diperiksa lebih lanjut oleh pihak berwenang untuk memastikan keamanan.
Analisis Geologi:
Secara geologis, wilayah yang diguncang gempa bumi di Kabupaten Berau umumnya terdiri dari batuan sedimen dan karbonat berumur Tersier serta endapan aluvium. Kondisi tanah ini, yang merupakan campuran batuan lunak dan keras, dapat memperkuat efek guncangan gempa.
Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah lunak dan sedang pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang, serta tanah keras pada morfologi perbukitan.
Gempa bumi yang tergolong dangkal ini, dengan kedalaman hiposenter 10 kilometer, diperkirakan berkaitan dengan aktivitas sesar aktif, khususnya sesar Sangkulirang-Mangkaliat di wilayah Berau.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gempa susulan dan mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat.