BINUS School Simprug Bantah Ada Perundungan dan Pelecehan Seksual
Di kalangan dunia pendidikan beberapa waktu ini, maraknya kasus perundungan dan kekerasan menjadi sorotan utama. Tragedi terbaru datang dari salah satu sekolah ternama di Indonesia, BINUS School Simprug, yang dihubungkan dengan kasus dugaan perundungan dan pelecehan seksual terhadap salah satu siswanya.
Kasus ini mencuat setelah orangtua siswa dan tim pengacaranya memasuki area sekolah tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Kejadian ini semakin memanas ketika pelapor menceritakan kronologi versi dirinya di media sosial, yang mengklaim dirinya dikeroyok oleh lebih dari 10 siswa dan dilecehkan di toilet sekolah.
Kontroversi yang melanda sekolah ini memicu kepanikan dan rasa khawatir di kalangan orang tua dan masyarakat. Banyak yang menuntut pihak sekolah untuk memberikan klarifikasi dan mengambil tindakan tegas jika terbukti adanya perundungan dan pelecehan seksual di lingkungan sekolah.
BINUS School Simprug Bantah Semua Tuduhan
Menanggapi isu yang berkembang, pihak BINUS School Simprug dengan tegas membantah adanya perundungan maupun pelecehan seksual yang menimpa siswanya.
“Berdasarkan CCTV yang ada, disana kami lihat tidak ada pengeroyokan, tidak ada bullying, tidak ada pelecehan seksual,” ujar Otto Hasibuan selaku tim kuasa hukum BINUS dalam konferensi pers di SMA BINUS Simprug pada Sabtu (14/09/2024).
Lebih lanjut, pihak BINUS menjelaskan telah melakukan pengecekan rekaman CCTV tanggal 30 hingga 31 Januari 2024, serta rekaman video dari salah satu siswa yang berada di lokasi kejadian.
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, Tim Kuasa Hukum BINUS menegaskan kejadian yang terjadi hanyalah perkelahian biasa antara siswa.
“Berdasarkan CCTV yang kita lihat, yang terjadi adalah siswa ini sepakat untuk bertinju. Jadi mereka mengajak berkelahi, mereka beramai-ramai, dan tidak ada pengeroyokan. Jadi 1 lawan 1 berkelahi, setelah itu selesai,” ucap Otto.
Penerapan Zero Tolerance Policy
BINUS School Simprug menjunjung tinggi standar etik dan perilaku yang baik bagi setiap warga sekolahnya. Menurut pihak sekolah, adanya tuduhan perundungan dan pelecehan seksual sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Sebagai sekolah yang menerapkan zero tolerancy policy, BINUS tidak pernah membenarkan ataupun membiarkan adanya perilaku perundungan di lingkungan sekolah.
“Tuduhan yang dilontarkan seakan-akan BINUS membiarkan, melakukan pembiaran terhadap kejadian ini, kami tolak secara tegas. Kalau dikatakan sekolah BINUS membiarkan adanya bullying, itu kami tolak secara tegas. Kalau dikatakan kami membiarkan adanya pelecehan seksual disini, itu kami tolak secara tegas. Manajemen BINUS bertanggungjawab dan sudah melakukan apa-apapun yang diperlukan,” tegas Otto.
Meskipun demikian, pihak BINUS School Simprug menyatakan kesediaannya untuk tetap bekerjasama dengan pihak berwajib jika diperlukan.
“Pihak BINUS selalu bersikap kooperatif dan bersedia memberikan pernyataan apabila dibutuhkan oleh pihak kepolisian,” lanjut Otto.
Tanggapan Publik
Istilah bullying dan pelecehan seksual telah menjadi isu sensitif yang menimbulkan rasa cemas dan keprihatinan di berbagai lapisan masyarakat. Publik berharap agar pihak sekolah dapat menindak tegas setiap perilaku yang mengganggu kenyamanan dan keamanan lingkungan sekolah.
Kontroversi yang menimpa BINUS School Simprug menjadi pengingat penting bagi setiap pihak terkait dalam pendidikan untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, aman, dan nyaman bagi seluruh siswa.