Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah menyatakan serangan sejumlah pager dan walkie talkie terhadap anggota Hizbullah di Lebanon dan Suriah “melebihi batas”. Nasrallah, dalam pidatonya yang disiarkan televisi pekan lalu, berjanji untuk meluncurkan serangan balasan atas tindakan yang diduga dilakukan Israel.
Serangkaian ledakan tersebut terjadi selama dua hari, menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 2.900 orang, 287 di antaranya dalam kondisi kritis.
Serangan “Tak tertandingi” dalam Sejarah Perlawanan
Dalam pidatonya yang penuh emosi, Nasrallah menuding aksi ini sebagai tindakan terorisme dan deklarasi perang terhadap rakyat Lebanon serta kedaulatan negara tersebut.
Ia mengingatkan bahwa serangan ini telah melanggar semua aturan, hukum, dan garis merah.
“Serangan pada fasilitas umum, rumah sakit, pasar, dan tempat tinggal penduduk sipil menunjukkan niat pelaku untuk merenggut nyawa sebanyak mungkin rakyat Lebanon tanpa rasa belas kasihan,” tegas Nasrallah.
Akibat Tragis dan Potensi Konflik yang Mengancam
Ledakan yang menghantam halaman rumah sakit, pasar, rumah, dan daerah perkotaan menimbulkan rasa panik dan kekhawatiran di Lebanon. Kelompok teroris ini berupaya membunuh semaksimal mungkin warga sipil, dan tindakannya menembus garis batas moral dan etika.
Tragedi ini meningkatkan potensi eskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel, yang sudah sering terlibat baku tembak di perbatasan. Ribuan warga sipil Israel di daerah perbatasan telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Israel: Penolakan dan Ketegangan Berlanjut
Israel sejauh ini belum mengakui keterlibatannya dalam serangan tersebut. Namun, ketegangan terus meningkat, dan kedua belah pihak bersiap untuk kemungkinan pertempuran besar-besaran.
Hizbullah menegaskan perang melawan Israel akan terus berlanjut.
“Kami akan memberikan balasan yang menghancurkan aktor teroris yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan penyiksaan rakyat kami,” tegas Nasrallah.
Serangan pager dan walkie talkie merupakan kejadian memilukan yang menimbulkan pertanyaan tentang masa depan keamanan Lebanon dan Israel dan mengenai dampaknya terhadap stabilitas di kawasan Timur Tengah.