Voxnes.com
,
Jakarta
–
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkapkan ada rasa tidak yakin terkait keputusan ekonomi dari Presiden Prabowo Subianto. Studi ini dijalankan guna melakukan evaluasi selama seratus hari awal kepemimpinannya.
Prabowo Subianto
dan
Gibran Rakabuming Raka
.
Responden dalam survei ini mencakup 42 ahli ekonomi yang berasal dari beragam latar belakang, termasuk perguruan tinggi, lembaga penelitian, think tank, sektor bisnis swasta, serta organisasi atau badan multinasional. Para peserta juga datang dari seluruh daerah di Indonesia maupun mancanegara guna mempresentasikan sudut pandang lokal dan global.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar ahli ekonomi meragukan keberhasilan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Prabowo-Gibran. “Kebijakan ekonomi dari administrasi terbaru selama 100 hari awalnya umumnya dianggap kurang efektif,” demikian bunyi pernyataan dalam laporan yang dirilis LPEM UI.
‘Survei Ahli Ekonomi LPEM Semester I Tahun 2025’
, sebagaimana dilaporkan Minggu, 16 Maret 2025.
Dari 42 partisipan dalam survei, sebanyak 36 ahli memberikan penilaian negatif terhadap kebijakan ekonomi Prabowo-Gibran. Dalam detailnya, 21 peserta menyatakan bahwa kebijakan tersebut kurang efektif sementara 15 lainnya merasa benar-benar tidak efektif. Hanya dua individu yang berpendapat adanya beberapa aspek positif dari kebijakan itu, serta empat lagi bersikeras untuk bertahan pada posisi mereka sebagai netral. Tak satupun responden yang percaya jika kebijakan tersebut cukup efektif. Berdasarkan analisis LPEM UI, hasil ini mewakili tingkat ketidakyakinan publik yang signifikan.
Di samping itu, berdasarkan data dari sebuah penelitian, beberapa kebijakan yang dicanangkan dalam seratus hari pertama kepemimpinan Prabowo dianggap memiliki manfaat untuk publik serta ekonomi. Akan tetapi, mayoritas peserta survei masih meragukan efek totalnya.
Dilihat dari sudut pandang 40,5% ahli ekonomi, diskon tariff listrik merupakan prioritas terpenting dalam program pemerintah, disusul dengan penanganan pinjaman bermasalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 31%. Sementara itu, sekitar 26,2% peserta survei menghargai keputusan tentang kenaikan gaji minimum serta aturan baru untuk pajak pertambahan nilai (PPN).
Dari 42 ahli yang merespons survei tersebut, cuma 19% yang berpendapat bahwa program makanan bernutrisi gratis memiliki efek baik. Sementara itu, sekitar 11,9% ahli memandang bahwa program pembangunan tiga juta hunian sangat membantu.
Selagi itu, sebanyak 9,5% peserta survei menganggap bahwa keikutsertaan BRICS memiliki dampak pada ekonomi, sementara 7,1% lainnya percaya hal tersebut memberikan layanan kesehatan gratis. Berdasarkan laporan dari LPEM UI, hanya sedikit yang merasakan pengaruh dari kebijakan peningkatan efisiensi anggaran serta potongan harga untuk perjalanan wisata, yaitu masing-masing mendapat skor 2,4%.
Bukan hanya itu saja, institusi penelitian tersebut juga menyatakan bahwa 23,8% peserta survei menganggap tak ada satupun dari kebijakan Prabowo yang bakal memiliki dampak positif terhadap ekonomi serta masyarakat.
Kenapa Pemerintah Gagal Berulang-ulang Dalam Menghentikan Penipuan Pendistribusionan Minyak Kemasyarakatan