Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Minggu, 6 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Prediksi Peringkat Timnas Indonesia Jika Bisa Raih Angka dari Australia

    Oleh Rany Nasution

    7 Kota dengan Kuliner Kaki Lima Terbaik di Asia Versi Agoda

    Oleh Rany Nasution

    Bagaimana Islam Datang ke Indonesia? Apakah Melalui Arab, Gujarat, Persia, atau Cina?

    Oleh Rany Nasution

    Kim Won-ho Menyoroti Kemenangan Atas Leo/Bagas di Final All England Open 2025

    Oleh Rany Nasution

    Pasien Positif Covid-19 di DIY Bertambah 74 Orang

    Oleh Angga Maulana

    DKI: Jumat Beli Lokal Bukukan Penjualan Rp 57 Juta

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    Telkomsel berkomitmen untuk terus beradaptasi dan relevan dalam menghadirkan perubahan yang dapat menjawab berbagai tantangan yang datang seiring dengan perkembangan zaman.

    Telkomsel Fokus Penyediaan Solusi Layanan Digital

    Oleh Angga Maulana
    Ilustrasi jembatan timbang

    Kemenhub Masih Toleransi Truk yang Kelebihan Muatan

    Oleh Angga Maulana
    Segini Nilai Ambang Batas Atau Passing Grade Tes SKD CPNS 2024

    Nilai Ambang Batas SKD CPNS 2024: Syarat dan Rincian untuk Setiap Kelompok Peserta

    Oleh Panggih Suseno
    PT Digital Aplikasi Solusi atau lebih dikenal sebagai Digiserve by Telkom Indonesia kembali mencatatkan prestasi dalam ajang bergengsi TOP GRC (governance, risk, and compliance) Awards 2023 yang bertemakan Building Resilient Future Through ESD & GRC. Dalam ajang tersebut, Digiserve berhasil mendapatkan dua penghargaan prestisius.

    Implementasi GRC, Anak Usaha TLKM Digiserve Raih Dua Penghargaan

    Oleh Angga Maulana
    Bahlil Optimistis Hilirisasi Tambang Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Bahlil: Hilirisasi Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Oleh cris a jeni putri
    Petugas keamanan berjaga di Check Poin 28 sebagai akses keluar masuk kendaraan PT Freeport di Timika, Papua, Minggu (30/4).

    Menteri Luhut: Divestasi Freeport Selesai 2019

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Teknologi > Urgensi Penggunaan AI dan Ketidakpastian Regulasi
Teknologi

Urgensi Penggunaan AI dan Ketidakpastian Regulasi

Muhammad Fayyadl
Terakhir diperbarui: 21 September 2024 8:12 am
Muhammad Fayyadl
Bagikan
ENAy06eRQ I
Bagikan

Kecerdasan Buatan (AI) terus berkembang pesat, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek bisnis di seluruh dunia. Dari peningkatan produktivitas karyawan hingga meningkatkan profitabilitas, AI telah membuka peluang baru untuk inovasi dan efisiensi. Namun, seiring semakin banyak organisasi yang mengimplementasikan AI ke dalam proses mereka, kebutuhan akan regulasi yang tepat juga meningkat. Di sinilah peran pemerintah menjadi penting dalam memastikan bahwa adopsi AI berjalan dengan aman dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, EU AI Act menjadi patokan penting bagi banyak negara dalam merumuskan regulasi AI.

Meskipun begitu, perusahaan tidak bisa sekadar menunggu pemerintah merumuskan regulasi yang tepat, karena risiko tertinggal dari kompetisi sangat besar. Oleh sebab itu, organisasi perlu mempertimbangkan model operasional AI yang bertanggung jawab, guna memastikan adopsi AI yang aman dan etis, sambil tetap memperkuat posisi mereka di pasar. Dengan menerapkan AI Operating Model yang sesuai, perusahaan dapat menyiapkan kerangka kerja yang tepat untuk menjaga privasi, menghindari penyalahgunaan data, serta memastikan AI diintegrasikan dengan benar ke dalam tenaga kerja mereka.

Meningkatnya Adopsi AI dan Urgensi Pengaturan

Data dari laporan global tentang AI pada tahun 2024 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk AI diperkirakan akan berlipat ganda, dengan 87% perusahaan melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan AI, naik dari 74% pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan bahwa semakin banyak bisnis yang mulai melihat manfaat nyata dari AI, baik dalam hal efisiensi operasional maupun inovasi. Namun, lonjakan penggunaan ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah di seluruh dunia, mendorong mereka untuk mengikuti jejak Uni Eropa dalam merumuskan regulasi AI mereka sendiri.

Namun demikian, regulasi yang tepat membutuhkan waktu untuk dirumuskan dan diimplementasikan. Seperti yang kita lihat di AI Safety Summit di Inggris pada bulan November 2023, meskipun ada upaya internasional untuk menyepakati cara menangani risiko AI, ketidakpastian regulasi tetap menjadi tantangan besar bagi perusahaan. Misalnya, Meta dan Apple mengumumkan penundaan peluncuran produk AI baru di Eropa karena regulasi yang belum jelas.

Baca Juga:Huawei Mate XT: Ponsel Lipat Super Canggih Penantang iPhone 16

Dalam situasi seperti ini, perusahaan tidak bisa hanya menunggu keputusan pemerintah. Mereka harus segera mengambil langkah mandiri dengan menciptakan AI Operating Model yang memadai agar tetap kompetitif dan relevan dalam industri mereka. Menunda implementasi AI hanya karena ketidakjelasan regulasi bukanlah pilihan, terutama karena banyak bisnis lain sudah mulai mengadopsi teknologi ini untuk mempercepat pertumbuhan dan inovasi mereka.

Risiko Tanpa Pengawasan yang Ketat

Selain ketidakpastian regulasi, penggunaan alat AI pihak ketiga dan kepemilikan perusahaan juga menambah risiko bagi keamanan data karyawan dan pelanggan. Alat AI yang berada di domain publik memungkinkan data yang dimasukkan oleh karyawan, termasuk informasi pelanggan yang bersifat rahasia, untuk secara tidak sengaja tersebar ke publik. Tanpa model operasional AI yang kuat, perusahaan berisiko menghadapi masalah keamanan dan kerugian finansial, karena tidak adanya aturan dan kontrol yang jelas dalam penggunaan alat AI.

Di sinilah pentingnya memiliki kerangka kerja yang terstruktur untuk adopsi AI. Model operasional AI bertindak sebagai pengaman, dengan memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi memahami batasan, etika, dan potensi risiko dari penggunaan AI. Tanpa langkah-langkah ini, perusahaan berisiko menghadapi masalah hukum, ketidakpercayaan dari pelanggan, dan bahkan dampak reputasi yang merugikan.

Selain itu, model operasional AI juga membantu perusahaan memitigasi risiko dari teknologi yang terus berkembang ini. Misalnya, AI yang digunakan dalam konteks analisis data atau otomatisasi dapat memiliki dampak besar terhadap hasil bisnis, tetapi tanpa pengawasan dan pengujian yang memadai, AI juga bisa menciptakan keputusan yang salah atau bahkan menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan. Maka dari itu, adopsi AI harus diimbangi dengan kebijakan yang kuat, pengawasan yang manusiawi, dan langkah-langkah mitigasi risiko yang jelas.

AI sebagai Kolega Kerja dan Perlunya Manajemen yang Tepat

Baca Juga:Sony Xperia 1 VI vs Galaxy S24 Ultra: Duel Kamera Quantum 📸

Selain peningkatan produktivitas, AI juga mulai memainkan peran penting dalam meningkatkan pekerjaan manusia. Dalam banyak kasus, AI bertindak sebagai “kolega” yang membantu karyawan menjalankan tugas-tugas rutin dengan lebih cepat dan efisien. Namun, untuk mencapai sinergi yang maksimal antara manusia dan AI, organisasi harus memperlakukan AI seperti tenaga kerja manusia, dengan aturan, pelatihan, dan kebijakan yang jelas.

Sebagai contoh, dalam perusahaan yang mengadopsi AI untuk membantu dalam pengambilan keputusan bisnis, model evaluasi kinerja harus diterapkan untuk mengukur efektivitas AI secara berkala. Ini mirip dengan bagaimana kinerja karyawan dievaluasi berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jika AI diintegrasikan sebagai bagian dari manajemen tenaga kerja, organisasi dapat mengurangi kekhawatiran tentang penggantian tenaga kerja manusia dan, sebaliknya, lebih fokus pada bagaimana AI dapat memperkuat kinerja manusia.

Dengan adanya manajemen yang tepat, AI dapat membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan tanpa mengurangi peran manusia. Sebaliknya, AI dapat membantu manusia dalam mengambil keputusan lebih baik, meningkatkan kualitas layanan, dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang lebih tinggi.

Pentingnya Pengawasan Manusia dalam Implementasi AI

Salah satu faktor kunci dalam penggunaan AI adalah pentingnya pengawasan manusia. Meskipun teknologi AI telah berkembang pesat, sistem AI otonom sepenuhnya masih merupakan hal yang jarang ditemui. Dalam sektor-sektor seperti kesehatan dan keuangan, di mana data sensitif sering digunakan, campur tangan manusia sangat penting untuk memastikan bahwa hasil yang dihasilkan oleh AI tetap akurat dan dapat dipercaya.

Model operasional AI harus dirancang dengan pengawasan manusia yang ketat. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan transparan. Sebagai contoh, dalam penggunaan AI untuk menganalisis data kesehatan pasien, manusia tetap harus terlibat dalam proses untuk menghindari kesalahan analisis yang dapat berdampak pada pengambilan keputusan medis yang krusial.

Tidak hanya itu, tantangan terbesar dalam adopsi AI saat ini adalah masalah keamanan. Sebuah survei menemukan bahwa 38% profesional IT menyatakan kekhawatiran utama terkait AI adalah masalah keamanan. Oleh karena itu, perusahaan harus bertanggung jawab dalam menjaga kepercayaan terhadap sistem AI dengan memvalidasi data secara teliti, memastikan sumber data yang digunakan akurat, serta memastikan integritas data di setiap tahap pengambilan keputusan. Ini akan memastikan bahwa kerangka kerja yang tepat untuk AI dapat menjaga akuntabilitas dan integritas data.

Kesimpulan: Mengambil Langkah Tanggung Jawab Sekarang

Dengan perkembangan AI yang terus melaju pesat dan ketidakpastian regulasi yang masih ada, perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk memastikan bahwa adopsi AI berjalan dengan aman dan etis. Menerapkan AI Operating Model yang kuat adalah langkah awal yang penting untuk melindungi perusahaan dari risiko, sambil memastikan bahwa keuntungan dari AI dapat dimaksimalkan. Tanpa langkah ini, perusahaan berisiko tertinggal dari para pesaing yang sudah lebih maju dalam menggunakan AI.

Selain itu, dengan terus memperbarui pedoman dan mengikuti perkembangan regulasi, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan. Pada akhirnya, langkah-langkah ini bukan hanya untuk melindungi bisnis, tetapi juga untuk memastikan bahwa teknologi AI digunakan untuk kepentingan yang lebih besar, baik bagi perusahaan maupun masyarakat luas.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Vadel Badjideh: Kalau Terbukti Menghamili, Gua Masuk Penjara Sendiri Vadel Badjideh Bantah Menghamili Lolly
Artikel Berikutnya Harga Emas Antam Terus Naik, Hari Ini Sentuh Rp1.455.000 per Gram Harga Emas Antam Naik Rp12.000, Tembus Rp1,443.000 Per Gram

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Kemenpar Gelar Festival Pesona Fesyen dan Hijab 2017

VOXNES.com, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali menggelar Festival Pesona Fesyen dan Hijab Indonesia 2017…

Oleh Angga Maulana

Pasien Covid-19 Keluhkan Gejala tak Biasa pada Kaki, Apa Itu?

VOXNES.com, JAKARTA -- Covid-19 kerap memunculkan gejala yang umum seperti batuk, demam, hingga kehilangan indra…

Oleh Angga Maulana

  • Bocornya Data NPWP Ditengarai karena Penyimpanan di Banyak Tempat

Data NPWP 6 Juta Orang Bocor: Jokowi Panggil Kominfo dan BSSN Pogramm Presiden Joko Widodo…

Oleh Bayu Utomo

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Penemuan Fosil Trilobit Ungkap Struktur Kepala dan Pelengkap Baru yang Mengejutkan
Teknologi

Trilobit Mengungkap Misteri Struktur Kepala Baru

Oleh Adi Ariyanto
Ini Link Resmi Cek Hasil Seleksi CPNS 2024
Teknologi

Cek Hasil Seleksi CPNS 2024: Link Resmi Di Sini!

Oleh Bayu Utomo
China Dikeroyok Asing, Ramai-ramai Ikut Perintah Amerika
Teknologi

Sumber: AS Tegaskan Perintah Umum atas Ketegangan China-Dunia

Oleh Bayu Utomo
Cara Kerja Gojek-Grab Bikin Jokowi Cemas, 5 Negara Ini Sudah Larang
Teknologi

Gig Economy: Tantangan dan Solusi di Indonesia

Oleh Bayu Utomo
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?