Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Senin, 18 Agu 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    PNS di Jakbar Nihil Pelaku Tindak Korupsi

    Oleh Angga Maulana

    Film Animasi Cina “Ne Zha 2” Raih Sukses Besar, pecahkan Rekor Box Office dengan Pendapatan 2 Miliar Dolar AS

    Oleh Rany Nasution

    Ringkasan Akhir All England Open 2025: Tiongkok Kalah Total, Indonesia Menangi Runner-Up

    Oleh Rany Nasution

    Kasus PMK di Pasuruan Terus Melandai

    Oleh Angga Maulana

    Razia Masker, Petugas Amankan Motor Harley Tanpa Surat

    Oleh Angga Maulana

    AP II Operasikan Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Akhir Pekan Ini

    Oleh Angga Maulana
  • Global
  • Bisnis
    Manufaktur RI Sekarat, Pengusaha Tekstil Minta Bantuan Anindya Bakrie

    Dukungan Terhadap Anindya Bakrie: Harapan Pengusaha Tekstil untuk Industri Manufaktur Nasiona

    Oleh cris a jeni putri
    Gen Z Kian Kritis akan Lingkungan, Bank DBS Terbitkan Kartu Kredit Berbahan Daur Ulang

    Bank DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Berbahan Daur Ulang: Inisiatif Ramah Lingkungan untuk Generasi Muda

    Oleh Adi Ariyanto
    Tambak ikan (ilustrasi)

    Bangun Pertanian, Indonesia Perlu Belajar dari Denmark

    Oleh Angga Maulana
    Direktur Bank Indonesia Nanang Hendrasah, Wakil Rektor UGM Paripurna Sugarda dan Direktur PT BNI securities Reza Benito Zahar (dari kiri) menjadi pembicara dalam seminar Surat Berharga Komersial (SBK) di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia (BI), Jakarta, Se

    Surat Berharga Komersial Dorong Penurunan Bunga Kredit Perbankan

    Oleh Angga Maulana
    Berlaku Mulai Hari Ini, Transaksi di Gerbang Tol Colomadu Ditiadakan

    Pengalihan Transaksi di GT Colomadu, Pengguna Jalan Tol Solo-Ngawi Diteruskan ke GT Banyudono

    Oleh cris a jeni putri
    Bandara IKN Siap Didarati Pesawat Kepresidenan

    Bandara IKN Siap Didairati Pesawat Kepresidenan

    Oleh cris a jeni putri
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > culture > Waitatiri: Si Pelopor Muda dari Indonesia Whose Karya Buku Menjadi Bahan Ajar Terpopuler di Universitas AS
cultureeducationhistorysocial issuesyoung people

Waitatiri: Si Pelopor Muda dari Indonesia Whose Karya Buku Menjadi Bahan Ajar Terpopuler di Universitas AS

Rany Nasution
Terakhir diperbarui: 17 Maret 2025 11:03 pm
Rany Nasution
Bagikan
Bagikan


Voxnes.com

– Berikut adalah profil Waitatiri, seorang pelajar asal Indonesia whose sebuah karyanya berupa buku telah dipakai sebagai materi pengajaran di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.

Buku dengan judul “The Missing Colors” digunakan sebagai materi pengajaran di Harvard serta sejumlah sekolah di Amerika Serikat.

Waitatiri adalah lulusan UI dan penerima beasiswa LPDP yang meneruskan pendidikan pasca sarjana di universitas Harvard.

Buku itu menyinggung masalah perundungan terhadap anak-anak.

Baca Juga:Ingin Nikah Tanpa Pacaran? Coba 7 Tips untuk Kenali Pasangan Secara Mendalam

Buku tersebut menggambarkan pengalaman seorang anak dalam menavigasi perasaan suramnya sebagai korban bully.


Novi Alviana, alumni dari Universitas Halu Oleo (UHO) di Kendari, mengajarkan bahasa Indonesia di Harvard University, Amerika Serikat.

Di sisi lain, anak-anak lain diperlihatkan dengan warna-warna terang atau mengalami perasaan bahagia.

Buku berilustrasi ini bisa dijadikan alat untuk membahas dengan anak-anak tentang apa saja yang membuat mereka bahagia atau sedih, lewat analogi dariwarna-warna yang ada di dalamnya.

Baca Juga:Apa Bahasa Cinta Anda? Temukan 5 Bahasa Cinta untuk Hubungan yang Lebih Baik!

Perempuan bernama panggilan Wai ini mengawali penulisannya untuk buku tersebut sebagai tugas akhirnya di kursus berjudul Pendidikan di Situasi Ketidakpastian.

Mata pelajaran ini membahas tentang pendidikan bagi anak-anak yang menghadapi kondisi tidak menentu.

Kondisi itu meliputi situasi perang, negeri yang tengah mengalami kesulitan, serta para pencari suaka dan hal-hal serupa.

Untuk Wai, anak-anak yang pernah mengalami bully juga berhadapan dengan keadaan ketidakpastian.

Mereka menghadapi kebimbangan tentang apakah mereka akan dapat melanjutkan pendidikan esok hari atau tidak.

Saya merasa bahwa perundungan (khususnya di Indonesia) juga menggambarkan suatu keadaan ketidaktentuan.

Karena itu, banyak anak-anak di Indonesia menjadi korban perundungan yang mengarah ke akibat serius, termasuk cidera parah, disabilitas tetap, dan bahkan kematian,” jelas Wai pada hari Jumat (14/3/2025), sebagaimana dilaporkan oleh
Kompas.com
.

Alumni UI itu menyelesaikan buku berjudul “The Missing Colors” untuk tugas projek akhir di kelas tersebut.

Secara sebenarnya, projek akhir dapat dilakukan dalam berbagai format. Akan tetapi, Wai memutuskan untuk mengambilnya dalam bentuk sebuah buku.

“Sebab saya memiliki pengalaman di bagian penulisan kreatif serta telah menerbitkan sebuah buku pada tahun 2014, saya melamar untuk merancang proyek akhir berupa buku cerita anak. Saya kemudian mendapatkan respons positif dari dosen,” jelas Wai.

Di sini lahirlah buku The Missing Colors. Karya berilustrasi ini menggabungkan dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Wai menyatakan bahwa karyanya diberi nilai maksimal.

Di samping itu, dia ditugaskan sebagai salah satu wakil kelas pada acara pameran projek akhir.

Di lokasi tersebut, dia menampilkan cara membuat buku berjudul The Missing Colors.

Bukan hanya itu saja, dosen-dosennya bahkan mengusulkan agar bukunya dimasukkan ke dalam fitur website Harvard REACH.

Website tersebut menyediakan sumber daya bagi guru, ahli riset, dan penyusun kebijaksanaan dalam bidang pendidikan.

“Selama beberapa bulan terakhir, saya telah banyak bekerja sama dengan dosen-dosennya serta tim Harvard REACH guna menyusun kurikulum K-3 (kelas TK hingga SD kelas 3) yang didasari pada buku itu,” jelas Wai.

Sejak bulan April kemarin, buku serta kurikulumnya sudah secara resmi berstatus sebagai sumber daya bagi para pengajar di program Harvard REACH.

Kurikulum serta buku-bukunya dapat diakses secara cuma-cuma oleh semua orang dan didistribusikan ke berbagai sekolah di Amerika.


Menyinggung masalah perundungan dengan sudut pandang yang baru

Wai mengangkat masalah perundungan lantaran mendengar banyak berita tentang perundungan tersebut.

Saat masih di AS pun, aku sudah sering mendengar tentang berita perundungan di Indonesia yang tidak jarang mengakibatkan korban jiwa.

Saya ingin menyampaikan pesan tentang perundungan, namun dari sudut pandang yang baru,” katanya.

Untuk Wai, perbincangan tentang ancaman bully telah seringkali digelar di sekolah, seperti contohnya lewat program P5 (Proyek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila) yang ada pada Kurikulum Merdeka.

Dia berencana untuk menjelaskan apa yang terjadi setelah perundungan kepada para korban, bukan hanya fokus pada konsekuensinya saja.

Menurut penjelasan Wai, narasi dalam buku The Missing Colors berasal dari pengalaman sebenarnya para korban bully.

Penyampai informasi dalam buku itu adalah seorang korban perundungan di sekolah yang telah berhasil pulih dan merangkul suasana lebih baik.

Saya kira buku ini dapat berhubungan dengan anak-anak di Indonesia karena menyinggung masalah perundungan di sekolah.

“Mendukung anak-anak agar menjadi lebih peka terhadap penderitaan korban dan menyadari bahwa masih ada harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi mereka,” jelasnya.

Menurut dia, buku yang menggunakan analogi berbagai warna ini bisa membantu anak-anak untuk mengenali serta memisahkan antara emosi-emosi positif dan negatif.

Berikutnya, anak-anak juga bisa mengobrol bersama orangtua, guru, ataupun penjaga mereka.

Buku tersebut menuntun anak-anak agar menyadarai tindakan orang lain yang mempengaruhi perasaan mereka, hingga akhirnya bisa mendiskusikan situasi itu atau dengan lantang menjelaskan apa yang dirasakan.


>>>Perbarui berita terbaru di Google News Voxnews.com

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Profil Nunung: Pelawak Solo yang Mengurbakan Segalanya untuk Keluarga, Kini Hidup di Kosan
Artikel Berikutnya AA1I2Jyu Fisik Pemain Handal dan Taktik Cemerlang, Erick Thohir Prediksikan Kemenangan Timnas Indonesia di Tanah Australia

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Kontroversi Lelang Gula Rafinasi: Kenaikan Biaya dan Dampaknya pada Industri Makanan dan Minuman

VOXNES.com - Kebijakan baru mengenai lelang gula rafinasi telah memicu kontroversi. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan…

Oleh Angga Maulana

Empat Wasit Indonesia Pimpin Pertandingan ACL Two, Persib Alami Kekalahan di Debut Asia

Dukungan Wasit Lokal di ACL Two Lima pembawa acara dari Tiongkok atau lebih dikenal dengan…

Oleh Panggih Suseno

Widia Fujiyanti Raih Medali Emas Panjat Tebing Lead PON XXI

Widia Fujiyanti Raih Emas Panjat Tebing di PON XXI Aceh-Sumut 2024 Banda Aceh, Aceh: Atlet…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Anda Mungkin Juga Menyukainya

AA1B3ABP
childrenculturefood and drinkfood culturereligion

Pesan Inspiratif dari Si Kecil yang Mengharukan: Mencuri Takjil demi Berbuka Bersama Ibu

Oleh Rany Nasution
AA1APcLA
culturefood and drinktraveltravel advicetravel destinations

Rencana Perjalanan 3 Hari 2 Malam dari Surabaya: Petualangan Mengejar Kuliner Legendaris dengan Anggaran Rp 1,5 Juta

Oleh Rany Nasution
AA1AFxxP 1
adventure travelculturefood and drinkfood culturetravel

Itinerary 3 Hari 2 Malam di Pasuruan: Nikmati Kuliner Lebih dengan Bujet hanya Rp 1,2 Juta Termasuk Tiket Kereta PP dan Penginapan

Oleh Rany Nasution
BB1ptdfB
culturegermanhistoryliteracysociety

Kapan Sih Manusia Mulai Bisa Berbicara?

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?