Pramono Anung, bakal calon gubernur DKI Jakarta dari PDI Perjuangan, mengungkapkan solusi inovatif untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Gagasannya berfokus pada penerapan kebijakan Work From Home (WFH) yang dipadukan dengan pemanfaatan teknologi.
Optimalisasi WFH untuk Redakan Kemacetan
Pramono Anung menekankan bahwa penerapan WFH akan menjadi salah satu strategi utama dalam mengurai kemacetan Jakarta. “Jadi saya, seperti yang saya lakukan di sekretaris kabinet yang benar-benar didukung oleh Gen-Z adalah work from home, work from everywhere,” ujar Pramono pada kesempatan kunjungannya di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2024).
Menurut Pramono, mobilitas masyarakat merupakan faktor utama penyebab kemacetan yang menganggu Jakarta. Dengan mendorong lebih banyak orang untuk bekerja dari rumah atau lokasi yang paling nyaman bagi mereka, diharapkan mobilitas massal ke titik kumpul pekerja di pusat kota dapat diminimalisir.
“Kalau ini bisa diterapkan untuk Jakarta, saya yakin orang semuanya enggak perlu datang ke Balai Kota atau pun ke mana,” tambah Pramono, menyiratkan efisiensi dan mobilitas yang lebih baik untuk efisiensi waktu dan energi.
Konsolidasi Teknologi Sebagai Dukungan WFH
Pramono menambahkan bahwa kemajuan teknologi menjadi pondasi utama bagi suksesnya implementasi WFH. Sistem teknologi yang canggih memungkinkan pengawasan dan koordinasi pekerjaan yang efektif, meskipun dilakukan dari jarak jauh.
“Kan sekarang sistemnya sudah sangat mudah dan sangat gampang untuk diawasi,” urai Politisi PDI Perjuangan ini. Melalui platform digital berbasis cloud dan aplikasi kolaborasi, komunikasi dan kerja sama tim tetap terjaga, meskipun anggota tim mengelola aktivitasnya di lokasi yang berbeda-beda.
MFH: Fleksibilitas dan Efisiensi di Era Digital
Konsep “Work From Everywhere” yang dikemukakan Pramono Anung menunjuk pada praktik fleksibel di mana karyawan dapat bekerja dari berbagai lokasi sesuai kebutuhan, baik di rumah, di kafe, atau ruang kerja kolaboratif. Konsep ini menawarkan kemudahan dan kenyal bagi para pekerja untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi.
Penggunaan teknologi menjadi kunci dalam memungkinkan fleksibilitas ini. Platform komunikasi, manajemen proyek, dan penyimpanan data berbasis cloud memfasilitasi kolaborasi dan akses informasi yang real-time, terlepas dari lokasi fisik karyawan. Kaca kerja yang elastis ini, sebagaimana diusung Pramono, ke depannya diperkirakan akan menjadi tren utama dalam dunia kerja di masa depan.