Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Selasa, 8 Jul 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    5 Rekomendasi Drakor yang Akan Membawa Anda Melintas Waktu

    Oleh Rany Nasution

    Presiden Kirim Bantuan Jagung untuk Suroto

    Oleh Angga Maulana

    1 Pemain Naturalisasi Bergabung dengan Timnas Indonesia di Sydney: Akan Debut Melawan Australia?

    Oleh Rany Nasution

    Penyaluran Bantuan Air Bersih di Cianjur Dilakukan Sampai Malam

    Oleh Angga Maulana

    Jika Kalahkan Australia, Begini Cara Mudah Timnas Indonesia Lolos Langsung ke Piala Dunia 2026

    Oleh Rany Nasution

    Metro Ho Chi Minh Baru Dibuka, Segera Masuk Daftar Tempat Terbaik Dunia 2025

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Komentar Rocky Gerung soal Munaslub Kadin

    Rocky Gerung Sindir Munaslub Kadin: Begini Kesannya

    Oleh Panggih Suseno
    Petani gula melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta pada 28 Agustus 2017..

    APTRI: 500 Ribu Ton Gula Petani Belum Laku

    Oleh Angga Maulana
    6 Juta Data NPWP Warga RI Bocor, Pakar Ungkap Petaka Besar

    Waspada Kebocoran Data NPWP: tips Keamanan dan Respon DJP

    Oleh cris a jeni putri
    Demi Susu Ikan, Kemenkop UKM & BPOM Sepakat Janji Lakukan Ini

    Kemenkop UKM dan BPOM Sepakat Percepat Proses Izin Edar Susu Ikan

    Oleh cris a jeni putri
    Bagaimana Membersihkan Catatan Kredit yang Jelek?

    Cara Membersihkan Catatan Kredit yang Jelek

    Oleh Panggih Suseno
    Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

    Pertemuan IMF-WB Bisa Genjot Ekonomi Bali Hingga 6,54 Persen

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Humaniora > 7 Alasan Orang Tergoda Pseudosains
Humaniora

7 Alasan Orang Tergoda Pseudosains

Adi Ariyanto
Terakhir diperbarui: 19 September 2024 10:51 am
Adi Ariyanto
Bagikan
Mengapa Banyak Orang Percaya Pseudoscience? Ini Dia 7 Kemungkinan Alasannya
Bagikan

Menyingkap Fenomena Keyakinan pada Pseudoscience

Pseudoscience, atau ilmu palsu, merujuk pada klaim, metode, atau praktik yang tidak berdasarkan prinsip ilmiah yang valid. Meskipun secara jelas banyak teori pseudoscience tidak didukung oleh bukti yang kuat, banyak orang, termasuk individu yang dianggap cerdas, tetap mempercayainya. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Fenomena ini merupakan kajian yang menarik dan kompleks, di mana berbagai faktor psikologis, sosial, dan emosional berperan.

Faktor Mengapa Pseudoscience Menarik

  1. Kebutuhan Penjelasan atas Hal-Hal yang Tidak Dimengerti

Manusia memiliki naluri alami untuk mencari penjelasan atas fenomena yang tidak mereka pahami. Dalam situasi di mana ilmu pengetahuan belum memberikan jawaban yang memuaskan, pseudoscience sering menawarkan penjelasan sederhana dan langsung.

Kecepatan penjelasan yang ditawarkan ini, meskipun tidak didukung bukti, dapat memberikan rasa puas bagi sebagian orang, sehingga mereka merasa terpenuhi meskipun penjelasan tersebut tidak valid secara ilmiah.

  1. Bias Kognitif
Baca Juga:MR.PPRT Dicabut? Koalisi Sipil Desak DPR Usut Sept 2024

Bias konfirmasi adalah salah satu faktor utama yang membuat orang percaya pada pseudoscience. Individu cenderung mencari dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan mereka, sambil mengabaikan bukti yang bertentangan.

Fenomena ini menciptakan penguatan yang berkelanjutan terhadap pandangan yang tidak ilmiah, membuat orang semakin yakin dengan keyakinan mereka tanpa melihat argumen yang kontradiktif terhadapnya.

  1. Emosi dan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi yang positif kerap kali membuat orang merasa terhubung dengan praktik pseudoscience. Contohnya, seseorang mungkin merasa lebih baik setelah mengikuti terapi alternatif, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya.

Emosi yang kuat ini dapat mempengaruhi cara orang menilai dan menerima informasi. Pengalaman pribadi yang diwujudkan dalam bentuk emosi dapat mengalahkan logika dan fakta yang ada.

  1. Ketidakpercayaan pada Otoritas
Baca Juga:Muhadjir: Gaji Tak Bagus, Tolak Iuran Tambahan Pensiun

Banyak individual memiliki skeptisisme terhadap institusi ilmiah dan pemerintah.

Ketidakpercayaan ini dapat muncul dari berbagai faktor, seperti skandal, kesalahan di masa lalu, atau ketidakpuasan terhadap cara informasi disampaikan. Akibatnya, orang cenderung mencari alternatif dalam pseudoscience yang terasa lebih "dekat" dengan pengalaman mereka, meskipun tanpa dasar ilmiah yang kuat.

  1. Kompleksitas Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sering kali melibatkan konsep yang kompleks dan teknis, yang mungkin sulit dipahami oleh sebagian orang. Sebaliknya, pseudoscience sering disajikan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga menarik bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang ilmiah yang kuat.

Simplifikasi yang ditawarkan pseudoscience membuatnya lebih mudah diterima, bahkan tanpa kritis terhadap kebenarannya.

  1. Pengaruh Media Sosial

Dalam era informasi yang cepat seperti sekarang, media sosial dan influencer dapat dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak akurat.

Banyak orang terpengaruh oleh konten yang viral dan mungkin tidak memeriksa kebenarannya. Ini membuat pseudoscience tampak lebih valid di mata masyarakat. Informasi yang tidak selalu akurat beredar tanpa terkontrol di media sosial, sehingga memper erleichkan penyebaran informasi

  1. Sosialisasi dan Komunitas

Keterlibatan dalam kelompok atau komunitas yang mendukung pandangan tertentu juga bisa mempengaruhi keyakinan individu.

Ketika seseorang merasa terhubung dengan orang lain yang memiliki pandangan yang sama, mereka lebih cenderung untuk menerima dan mempercayai informasi tersebut, bahkan jika itu adalah pseudoscience. Konteks sosial dapat memperkuat keyakinan seseorang, meskipun keyakinan tersebut tidak didasari oleh bukti ilmiah yang kuat.

Pentingnya Literasi Ilmiah

Percaya pada pseudoscience adalah fenomena yang kompleks dan multidimensi. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk membangun literasi ilmiah dan kemampuan berpikir kritis di masyarakat.

Dengan cara ini, kita dapat membantu orang lebih bijaksana dalam menilai informasi yang mereka terima dan membuat keputusan berdasarkan bukti yang valid.

Pentingnya tidak hanya memahami ilmu pengetahuan itu sendiri, tapi juga bagaimana informasi diproses, diinterpretasi, dan disampaikan. Menumbuhkan kecurigaan terhadap klaim yang tidak didukung bukti, serta kemampuan untuk mengidentifikasi bias dan manipulasi, menjadi kunci untuk mengatasi penyebaran pseudoscience.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Menkumham Supratman Andi Agtas Bertemu Erick Thohir, Bahas Naturalisasi Pemain Basket dan Sepak Bola Naturalisasi Atlet Basket & Sepak Bola Bahas Menkumham dan Erick Thohir
Artikel Berikutnya Jokowi Bilang Data NPWP Bocor karena Disimpan di Banyak Tempat
  • Bocornya Data NPWP Ditengarai karena Penyimpanan di Banyak Tempat

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Rafael Struick, Gelandang Timnas Indonesia, Bergabung dengan Brisbane Roar FC

Penyerang Timnas Indonesia Rafael Struick Berlabuh di Liga Australia Jakarta - Rafael Struick, penyerang muda…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

7 Gaya Mix & Match yang Akan Membuat Anda Semakin Cerah dengan Busana Berwarna Kuning

Warna yang melambangkan keceriaan dan antusiasme, yaitu kuning, sering dikaitkan sebagai pakaian ikonik dari musim…

Oleh Rany Nasution

Menanti Gol Perdana Ronaldo di Serie A

VOXNES.com, TURIN -- Sassuolo akan menjadi lawan perdana Juventus pascajeda internasional, tepatnya pada pekan keempat…

Oleh Angga Maulana

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Kemendikbud-Ristek Tekankan Pentingnya Pemimpin yang Mengutamakan Layanan Pendidikan Berkualitas
Humaniora

Kemendikbud Tekankan “Pemimpin Utamakan Kualitas Pendidikan”

Oleh Adi Ariyanto
8 Cara Mudah Menghapus Halaman Kosong di Microsoft Word
Humaniora

Bersih dan Fokus: 8 Langkah Hapus Halaman Kosong di Word

Oleh Adi Ariyanto
Rektor Al-Azhar Mesir Apresiasi Sistem Pendidikan PP Amanatul Ummah
Humaniora

Rektor Al-Azhar Apresiasi Sistem Pendidikan Amanatul Ummah

Oleh Adi Ariyanto
Kepemimpinan Perempuan di Sektor Iklim dan Lingkungan Butuh Dukungan Kebijakan
Humaniora

Tantangan dan Kesempatan Kecerdasan Perempuan dalam Kepemimpinan Lingkungan

Oleh Adi Ariyanto
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?