Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Minggu, 29 Jun 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Bupati Gresik Lepas 44 Peserta PON XX Papua

    Oleh Angga Maulana

    PPNSI Kritik Kebijakan Pemerintah yang Masih Impor Beras

    Oleh Angga Maulana

    Kapan Rilis Spider-Man: Beyond The Spider-Verse di Indonesia?

    Oleh Rany Nasution

    Alasan Malaysia Enggan Ikuti Langkah Timnas Indonesia Melawan Argentina: Mengapa Berhadapan dengan Tim Besar jika Hanya Akan Kalah?

    Oleh Rany Nasution

    Maling Motor di Citeureup Bogor Dikejar Korban, Akhirnya Dihakimi Massa

    Oleh Angga Maulana

    3 Cara Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Piala Dunia 2026

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Akselerasi Waskita Karya Pasca Efektif Restrukturisasi

    Waskita Karya Restrukturisasi Pinjaman 26,3 Triliun dan Dapatkan Persetujuan Perjanjian KMKP

    Oleh cris a jeni putri
    Harta Kekayaan Bos LVMH Menguap Rp 815,4 Triliun

    Kekayaan Bernard Arnault Tergerus, Posisi di Daftar Orang Terkaya Bergeser

    Oleh cris a jeni putri
    Direktur Bank Indonesia Nanang Hendrasah, Wakil Rektor UGM Paripurna Sugarda dan Direktur PT BNI securities Reza Benito Zahar (dari kiri) menjadi pembicara dalam seminar Surat Berharga Komersial (SBK) di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia (BI), Jakarta, Se

    Surat Berharga Komersial Dorong Penurunan Bunga Kredit Perbankan

    Oleh Angga Maulana
    Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

    Pemerintah akan Tawarkan 79 Proyek di Pertemuan IMF-WB

    Oleh Angga Maulana
    PT Pertamina International Shipping (PIS) melalui kantor cabang PIS Middle East (PIS ME) melakukan kerja sama bisnis dengan pemain global untuk empat kapal milik PIS sekaligus. Kapal tersebut adalah kapal Gas Walio, Gas Widuri, Gas Arjuna, dan Gas Ambalat.

    Hadiri Pertemuan Eksklusif PBB, PIS Ungkap Roadmap Bisnis Berkelanjutan

    Oleh Angga Maulana
    Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita (kanan) menunjukkan mesin Anjungan Minyak Goreng Hygienist Otomatis (AMH-o) di Kantor Pusat Pindad, Kota Bandung, Sabtu (15/9).

    Menperindag Minta Produsen tak Pasarkan Produknya Sendiri

    Oleh Angga Maulana
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Ekonomi > Anjloknya Konsumsi Susu di China: Surplus dan Turbulensi di Pasar
Ekonomi

Anjloknya Konsumsi Susu di China: Surplus dan Turbulensi di Pasar

cris a jeni putri
Terakhir diperbarui: 20 September 2024 10:05 am
cris a jeni putri
Bagikan
Krisis Populasi Bikin Pening, China 'Kebanjiran' Susu
Bagikan

Prolifikasi Peternakan & Peningkatan Produksi

Seiring dengan seruan pemerintah pada tahun 2018 untuk meningkatkan swasembada pangan melalui produksi susu domestik, China mengalami pertumbuhan pesat dalam sektor peternakan sapi perah. Angka ini melampaui target Beijing tahun 2025 tersebut. Produksi susu meningkat secara dramatis, mencapai hampir 42 juta ton pada tahun lalu, dibandingkan dengan 30,39 juta ton pada tahun 2017.

Penurunan Konsumsi dan Deflasi Harga

Namun, dorongan untuk konsumsi susu belum digandakan dengan peningkatan permintaan. Data menunjukkan bahwa konsumsi susu per kapita di China turun dari 14,4 kg pada tahun 2021 menjadi 12,4 kg pada tahun 2022.

Baca Juga:Kontroversi Lelang Gula Rafinasi: Kenaikan Biaya dan Dampaknya pada Industri Makanan dan Minuman

Berkat excess supply, harga susu di China anjlok sejak tahun 2022, bahkan jatuh di bawah biaya produksi rata-rata yang mencapai sekitar 3.8 yuan per kilogram. Hal ini menyebabkan banyak peternakan mengalami kerugian, terpaksa menutup operasinya atau bahkan mengurangi populasi ternak mereka dengan menjual sapi untuk diambil dagingnya.

Perusahaan besar seperti Modern Dairy, salah satu produsen susu terbesar di China, melaporkan pengurangan separuh populasi ternak sapi perahnya pada paruh pertama tahun ini. Mereka juga mencatat kerugian bersih sebesar 207 juta yuan (sekitar Rp 444 miliar).

Penurunan Impor dan Surplus Susu

Kekurangan permintaan juga terlihat pada penurunan impor susu China. Impor susu dari negara-negara seperti Selandia Baru, Belanda, dan Jerman turun sebesar 13% year-on-year pada delapan bulan pertama tahun ini, mencapai 1,75 juta metrik ton.

Baca Juga:Pemerintahan Baru Dinilai Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Pasar susu bubuk, produk susu impor terkuat, mengalami penurunan volume sebesar 21%, mencapai 620.000 ton. ompok Riset Rabobank memperkirakan bahwa volume impor bersih produk susu pada tahun 2024 kemungkinan akan turun sebesar 12% dari tahun sebelumnya, dan siklus penurunan produksi susu yang berkepanjangan dapat terus memengaruhi volume impor pada tahun 2025.

Tantangan Transformasi Pasar Susu

Industri susu di China juga berjuang untuk memenuhi seruan pemerintah pada tahun 2018 untuk mengedukasi konsumen agar beralih dari minum susu cair menjadi “makan susu”. Konsumsi susu cair masih mendominasi 80% dari total konsumsi susu di China.

Upaya untuk mengembangkan pasar keju, krim, dan mentega, dengan mengubah susu menjadi produk bernilai lebih tinggi dengan masa simpan yang lebih lama, terhambat oleh konsumen yang semakin berhemat.

Untuk mengatasi surplus produksi, produsen China telah mentransformasikan susu mentah menjadi susu bubuk. Akibatnya, China memiliki surplus hingga akhir Juni yang mencapai lebih dari 300.000 ton, kira-kira dua kali lipat dari level tahun sebelumnya.

Padahal, ekspor susu China pada paruh pertama tahun 2024 hanya mencapai 55.100 ton, naik 8,9% per tahun, yang masih jauh dari angka surplus yang ada.

Masa Depan Industri Susu China

Kedepannya, industri susu China menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan surplus produksi dengan permintaan yang stagnan. Memacu peningkatan konsumsi susu dalam bentuk produk olahan, dan mengembangkan strategi ekspor yang lebih efektif menjadi kunci bagi keberlanjutan industri susu China.

Aprionis, faktor lain seperti situasi ekonomi yang relatif melambat dan penurunan angka kelahiran juga turut memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi susu di negara tersebut.

Terpancarnya tren menyeluruh di sektor pertanian dan peternakan, khususnya dalam rentang ketahanan pangan, membutuhkan solusi strategis untuk memaksimalkan energi positif pertumbuhan industri susu China di masa depan.

Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Begini Cara Bayar Pajak Jasa Kesenian dan Hiburan Secara Online Dapatkan! Registrasi PBJT Jasa Kesenian Hiburan Online
Artikel Berikutnya Bahlil Optimistis Hilirisasi Tambang Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo Bahlil: Hilirisasi Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Azzahra Permatahani Cetak Emas Renang PON 2024 Ketiga Secara Beruntun

Azzahra Permatahani Kembali Berhasil Raih Emas di PON 2024 Medan, Sumatera Utara - Azzahra Permatahani,…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Tren Makeup Lebaran: 5 Tipss untuk Tampil Segar seperti Baru Mandi, Viral di TikTok

Voxnes.com Mendekati hari lebaran, banyak sekali trend make-up bermunculan di platform-media sosial. Trend terbaru yang…

Oleh Rany Nasution

Jateng Juara Umum PON 2024 Usai ‘All Jateng Final’ Bulu Tangkis

Jawa Tengah Juarai Bulutangkis PON Aceh-Sumut Senin, 18 September 2023 VOXNES.com, - Jawa Tengah (Jateng)…

Oleh Arsi Imam Baihaqi

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Gen Z Kian Kritis akan Lingkungan, Bank DBS Terbitkan Kartu Kredit Berbahan Daur Ulang
Ekonomi

Bank DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Berbahan Daur Ulang: Inisiatif Ramah Lingkungan untuk Generasi Muda

Oleh Adi Ariyanto
Ini Waktu CPNS Terima Gaji Pertama Setelah Lolos Seleksi
Ekonomi

Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS): Gaji dan Proses Penerimaan

Oleh Panggih Suseno
Manufaktur RI Sekarat, Pengusaha Tekstil Minta Bantuan Anindya Bakrie
Ekonomi

Dukungan Terhadap Anindya Bakrie: Harapan Pengusaha Tekstil untuk Industri Manufaktur Nasiona

Oleh cris a jeni putri
Hadapi Tiongkok, Astra Optimistis Kuasai Pasar Kendaraan Listrik Nasional
Ekonomi

Astra Incar Dominasi Pasar Kendaraan Listrik Nasional

Oleh Adi Ariyanto
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?