Voxnes.com
– Fabio Di Giannantonio menampilkan performa luar biasa dengan meraih posisi kelima di MotoGP Argentina 2025.
Meskipun demikian, Fabio Di Giannantonio kurang puas karena merasa dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam perlombaan berdurasi 25 putaran itu.
Diggia percaya diri dapat mencapai posisi podium di MotoGP Argentina 2025, namun tempat tersebut pada akhirnya direngkuh oleh rekannya sendiri, Franco Morbidelli.
Tidak hanya itu, mantan pebalap dari tim Gresini Racing ini pun marah karena menganggap rekan satu timnya lah yang sudah merenggut peluangnya untuk mendekati podium.
Di putaran ke-2, Morbidelli mendahului Diggia di bagian dalam tikungan yang membuat pebalap bernomor 49 tersebut harus mengambil jalur lebih lebar.
“Posisi kelima dari sudut pandangan objektif merupakan hasil yang positif, namun saya kurang puas dengan alur perlombaan tersebut,” ujar Diggia seperti dikutip Voxnews.com dari Speedweek.
“Aku berharap bisa menggunakan kecepatanku yang luar biasa sejak awal, namun Franky mengacaukan strategiku dengan gerakan mendahuluikannya,” terangnya.
Adegan tersebut menyebabkan Diggia kehilangan dua tempat seketika, pasca insiden itu Brad Binder dengan cepat mengambil alih kedudukannya.
Dia tertinggal setelah Binder dan menyebabkan tekanan ban depanya meningkat, sehingga daya cengkramannya menurun dan iramanya menjadi kacau mulai saat itu.
“Saya meninggalkan jalur yang seharusnya diikuti, kehilangan lajunya, dan banyak meluangkan waktu. Ini sungguh disesali,” jelas pembalap asal Roma, Italia itu.
“Sebab meskipun Franky dapat bergerak dengan leluasa selanjutnya, aku perlu lebih mengawasi tekanan ban. Kecepatan fantastis yang kuperoleh juga lenyap,” jelas Diggia.
Memerlukan sekitar 20 lap bagi dia untuk memulihkan diri, dan setelah itu kecepatannya mulai meningkat di laps akhir perlombaan sehingga dapat menyelesaikan lomba di urutan kelima menggeser posisi Johann Zarco.
Di samping itu, Diggia menganggap kondisi tubuhnya belum sepenuhnya sembuh dari cederanya dan ini membuat energinya tidak optimal ketika harus melewati sejauh 25 putaran yang cukup jauh tersebut.
“Saya menghadapi sedikit gangguan dalam hal energi saya, namun saya menyadari bahwa belum mencapai puncak performa seutuhnya lantaran peningkatan konsentrasi yang kurang baik,” tambahnya.
“Sebagai contoh, saya dua kali lupa menonaktifkan perangkat tinggi badan jadi mobil melaju dengan posisi sangat rendah saat menghadapi tikungan 6. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi,” ujar Diggia.
Namun begitu, Diggia tetap merasa senang karena dia cukup kompetitif sepanjang akhir pekan dan tampak berpotensi menghadirkan tantangan bagi para pembalap di grup kedua.
“Saya senang karena kita berkinerja sangat baik sebagai sebuah tim sepanjang akhir pekan. Kita menemukan irama dan konsistensi sambil mengambil keputusan yang tepat,” tambah pembalap tersebut.
“Sekali lagi kita meningkatkan prestasi bersama sebagai sebuah tim. Saya punya kecepatan luar biasa saat bertarung, sehingga finis di urutan lima sedikit menyedihkan,” ungkapnya.