Pola Makan Ibu Selama Hamil dan Menyusui Mempengaruhi Pilihan Makanan Anak
Anak yang pemilih dalam soal makanan atau kerap disebut picky eater sering menjadi tantangan bagi orangtua. Perilaku ini bisa mengakibatkan anak kesulitan mendapatkan asupan gizi yang cukup, dan berujung pada masalah kesehatan pada masa tumbuh kembangnya. Namun, tahukah anda bahwa kebiasaan makan anak, di antaranya kemudahan mereka untuk mencoba berbagai jenis makanan, dipengaruhi oleh pola makan ibu selama kehamilan dan menyusui?
Ikatan Kualitas Pola Makan Ibu dan Anak
Dokter Spesialis Anak dari Universitas Gajah Mada, dr. Fitria Mahrunnisa, menjelaskan bahwa beberapa penelitian mengindikasikan hubungan erat antara kualitas pola makan anak dengan pola makan ibu saat hamil dan menyusui.
"Seorang ibu memiliki preferensi bawaan terhadap beberapa jenis makanan, misalnya makanan manis. Preferensi ini bisa memengaruhi makanan yang akhirnya dipilih oleh anaknya," kata dr. Fitria.
Dr. Fitria menekankan bahwa motif memilih makanan tertentu pada anak bukan semata karena rasa atau tekstur, tetapi bisa dipengaruhi oleh gen, hormonal, dan pengalaman sensory dari dalam kandungan.
Menatasi Anak yang Pemilih Makanan
Ketika anak sudah terlanjur picky eater, atau hanya mau makan makanan tertentu, Dr. Fitria menyarankan penggunaan metode responsve feeding. Metode ini membantu orangtua memahami kapan anak merasa lapar dan kenyang. Orangtua juga dapat mencoba mencampurkan makanan yang disukai anak dengan makanan lain yang lebih beragam.
Responsve feeding menjadi pendekatan terpuji karena fokus pada inisiatif anak dalam memilih makanan. Namun, dorongan dari orangtua untuk mencoba makanan baru tetap penting, sekecil apapun porsi yang diberikan.
Risiko Kekurangan Gizi akibat Picky Eater
Kebiasaan picky eater dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi pada anak. Penting untuk diingat bahwa setiap jenis makanan mengandung kandungan gizi yang berbeda dan dibutuhkan oleh tubuh anak untuk tumbuh dan berkembang.
Anak yang hanya mengonsumsi makanan tertentu berisiko kekurangan karbohidrat, lemak, protein, dan zat gizi mikro penting seperti zat besi, zinc, dan multivitamin. Kombinasi kekurangan gizi makro dan mikro ini berdampak buruk pada kesehatan anak, bahkan dapat menyebabkan stunting jika dibiarkan terlalu lama.
Ibarat sebuah bangunan yang dibangun dari berbagai bata permen yang berbeda, tubuh anak membutuhkan beragam jenis makanan untuk tumbuh menjadi kokoh.
"Anak yang hanya makan makanan tertentu berisiko defisiensi nutrien, yang kemudian mengakibatkan masalah kesehatan saat anak tumbuh besar. Contohnya, gejala anemia," papar Dr. Fitria.
Kebiasaan Picker Eater yang Berlanjut
Karena pola makan Ibu selama kehamilan dan menyusui dapat mempengaruhi minat anak pada beragam makanan, kebiasaan anak memilih makanan tertentu juga bisa berlanjut hingga usia anak bertambah. Dr. Fitria menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengajarkan anak untuk makan makanan beragam.
Pengaruh Preferensi Ibu terhadap Kebiasaan Makan Anak
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan ibu memengaruhi 30% variasi kualitas pola makan anak, bahkan sejak masa kehamilan dan menyusui. Ini menyiratkan bahwa kebiasaan makan orang tua, terutama ibu, memiliki dampak signifikan pada kesehatan anak di masa yang akan datang.
Penyadaran majulah bahaya picky eater bagi anak dan peran penting pola makan ibu. Membiasakan anak mencoba beragam makanan sejak dini adalah langkah awal yang krusial untuk menciptakan kebiasaan makan sehat dan memastikan pertumbuhan anak yang optimal.