Vatikan menerbitkan gambar perdana Paus Fransiskus setelah perawatan selama lebih dari satu bulan di rumah sakit, pada hari Senin (17/3).
Pada gambar tersebut, Paus tampak mengawali misa di kapel dalam apartemen lantai sepuluh Rumah Sakit Gemelli, yang berlokasi di Roma.
Paus yang telah mencapai usia 88 tahun terlihat duduk di kursi rodanya, memakai jubah putih dengan stola bernuansa ungu.
Tanpa zucchetto—yang merupakan penutup kepalanya—dia menghadapi altar sederhana yang dilengkapi dengan salib pada dinding.
Mukanya tak seluruhnya kelihatan, namun matanya terbuka dan menatap teks misa tersebut.
Gambar yang direkam pada hari Minggu sekitar pukul pagi (16/3) merupakan kali pertama Paus muncul sejak dirawat di rumah sakit karena pneumonia dalam dua paru-parunya mulai tanggal 14 Februari kemarin.
Selama beberapa minggu, keadaannya dinyatakan sebagai kritis oleh para dokter dan mengakibatkannya tidak hadir dalam beragam acara publik.
Surat Untuk Umat: Raga Rentan, Cinta Tidak Berbatas
Sejak mendapatkan perawatan, Paus belum dapat mengarahkan Misa di Basilika Santo Petrus atau memberikan doa Angelus secara langsung dari Vatikan.
Namun, dalam pidato Angelus yang dirilis minggu lalu, dia mengekspresikan kebersamaannya dengan para pendukung.
“Saya ingin menyampaikan pemikiran ini kepada Anda pada waktu mengalami ujian, bersama-sama dengan saudara-saudari yang sedang dalam keadaan sulit. Meskipun tubuh kita rapuh, tak ada yang bisa mencegah kami untuk saling mencintai, berdoa, menawarkan dukungan, serta membantu satu sama lain,” sebutnya, demikian dilaporkan AFP.
Pesan tersebut dikirimkan selama minggu kedua Pra-Paska, masa introspeksi untuk umat Katolik sebelum merayakan Paskah.
Vatikan menyatakan bahwa keadaan Paus semakin baik walaupun tetap membutuhkan perawatan medis.
Dia belum terlihat di jendela kamarnya, namun dukungannya tetap tinggi.
dukungan dari pendukung: mulai dari tango sampai anak-anak
Di depan rumah sakit tersebut, terdapat sejumlah aktivis yang berunjak, di antaranya adalah beberapa pemain tango asal Argentina.
Mereka berdansa di bawah langit abu-abu, memegang poster penuh harapan agar Paus dengan cepat kembali.
“Dengan tarian Tango ini, dia perlu dikembalikan,” kata penduduk asli Buenos Aires, Daiana Guspero (38 tahun).
“Saya berharap ia dapat mengalami kekuatan dan kasih sayang kita,” tambahnya.
Di dekat mereka, segerombolan penggalang pramuka Katolik berdiri sambil memegang balon bernuansa kuning dan putih, yang merupakan warna trademark Vatikan.
Belum jelas mengenai identitas Paus dan bagaimana kondisinya saat itu, namun sang pemimpin mereka, Valerio Santobonio, menyadari bahwa perjumpaan tersebut merupakan suatu peluang berharga untuk lebih memahami hidup dalam ajaran Kristiani.
Lainnya anak-anak berasal dari Naples dan mereka mengantarkan pesan kepada Paus.
“Anda menggemari buah hati-bhati, Anda menjadi Paus baginya, oleh karena itu kami menantikan,” ujar Andrea Lacomini dari UNICEF, yang merancang petualangan tersebut.
Pada pesangonya, Paus menyinggung para pendukung muda-nya.Terima kasih, anak-anak tersayang! Paus mengasihi kalian dan selalu berharap untuk bertemu dengan kalian.”
Kesibukan Paskah Tanpa Mengabaikan Pemulihan
Vatikan mengindikasikan bahwa Paus sudah lewat dari tahap yang berbahaya walaupun tidak hadir mendekati Paskah, saat paling sibuk dalam kalender Gereja Katolik.
Pada pesan minggunya, Paus mengulangi doanya untuk kedamaian di Palestina, Myanmar, dan Sudan, bersama dengan ungkapan duka atas bencana kebakaran yang menimpa Macedonia Utara.
“Banyak sinar terang memancarkan kehangatan dari rumah sakit dan puskesmas. Banyak rasa sayang yang menyinari ruangan, lorong, serta klinik di mana tindakan peduli diberikan,” demikian ia menulis.