Dengan menggunakan situs ini, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi dan Ketentuan Penggunaan.
Terima
Senin, 18 Agu 2025
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Ikuti Buletin
Voxnes Logo Voxnes Logo
  • Berita
  • Nusantara

    Ambisi Thom Haye: Menuju Kemenangan Timnas Indonesia di Australia, Lebih dari Seri

    Oleh Rany Nasution

    Kabupaten Banyuasin Jadi Sentra Budi Daya Tanaman Porang

    Oleh Angga Maulana

    Skenario Unik: Timnas Indonesia Dapat Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026

    Oleh Rany Nasution

    Warga Kupang Diimbau tak Jual Beras Bantuan Pemerintah

    Oleh Angga Maulana

    Pemkot Mojokerto Dukung Percepatan Regsosek 2022

    Oleh Angga Maulana

    Celestia, Kapal Pesiar Indonesia yang Gemilang di Urutan 100 Besar Time Magazine

    Oleh Rany Nasution
  • Global
  • Bisnis
    Kemenhub Dapat Tambahan Rp6,69 T di 2025, Menhub Jamin Subsidi Aman

    Menteri Perhubungan Pastikan Alokasi Subsidi Transportasi Tetap Aman di RAPBN 2025

    Oleh cris a jeni putri
    66791c2e2c965

    Dampak Lingkungan dan Ekonomi dari Kebijakan Ekspor Pasir Laut di Indonesia

    Oleh Panggih Suseno
    Tambak ikan (ilustrasi)

    Bangun Pertanian, Indonesia Perlu Belajar dari Denmark

    Oleh Angga Maulana
    Karyawan menunjukkan emas batangan Antam, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Yasin Habibi)

    Antam-Pos Indonesia Kerja Sama Penjualan Emas

    Oleh Angga Maulana
    BMKG Sebut Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu

    Peringatan BMKG: Potensi Gempa dari Zona Megathrust di Indonesia

    Oleh cris a jeni putri
    Bahlil Optimistis Hilirisasi Tambang Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Bahlil: Hilirisasi Tetap Dilanjutkan di Era Prabowo

    Oleh cris a jeni putri
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Indeks
Perbesar FontAa
VoxnesVoxnes
  • Bookmark
  • Riwayat Bacaan
Search
  • Nusantara
  • Global
  • Opini
  • Sosok
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Edukasi
  • Olahraga
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Voxnes > Indonesia > Gotong Toapekong 2024: Ritual Budaya Tionghoa di Tangerang
IndonesiaNusantaraSosial

Gotong Toapekong 2024: Ritual Budaya Tionghoa di Tangerang

Dina Fadilah
Terakhir diperbarui: 23 September 2024 4:49 pm
Dina Fadilah
Bagikan
Arak-arakan Gotong Toapekong 12 Tahun Sekali, Magnet Wisata Warisan Budaya Tak Benda
Bagikan

Pernahkah Anda membayangkan sebuah perayaan budaya yang hanya terjadi sekali dalam 12 tahun? Di tengah hiruk pikuk kota Tangerang, terdapat sebuah ritual unik yang mampu memikat perhatian ribuan orang dari berbagai penjuru.

Gotong Toapekong, sebuah tradisi kuno masyarakat Tionghoa, kembali digelar pada tahun 2024 ini. Mari kita telusuri bersama keajaiban budaya yang tersembunyi di balik ritual ini.

Mengungkap Misteri Gotong Toapekong

Gotong Toapekong bukanlah sekadar festival biasa. Ritual yang diadakan setiap 12 tahun sekali ini memiliki akar sejarah yang dalam dan makna spiritual yang kuat bagi masyarakat Tionghoa di Tangerang, khususnya komunitas yang dikenal sebagai Cina Benteng.

Apa itu Gotong Toapekong?

Gotong Toapekong adalah sebuah upacara sakral yang melibatkan arak-arakan patung Dewi Kwan Im Hud Couw. Prosesi ini dimulai dari Klenteng Boen Tek Bio dan melintasi beberapa jalan utama di Tangerang. Namun, di balik kemeriahan yang tampak, tersimpan makna yang jauh lebih dalam.

Makna dan Sejarah Gotong Toapekong

Baca Juga:Gusdurian Terus Ekspos Kondisi Etnis Rohingya di Myanmar

Gotong Toapekong merupakan ritual yang diadakan untuk menolak bala dan membersihkan hawa jahat, sehingga kehidupan masyarakat dapat berlangsung damai dan sejahtera. Oey Tjin Eng, sejarawan Peranakan Tionghoa Tangerang, menyatakan bahwa ritual ini bertepatan dengan tahun Shio Naga pada bulan ke-8 penanggalan Imlek.

Ritual ini juga mengingatkan kita akan sejarah panjang Klenteng Boen Tek Bio, yang didirikan pada tahun 1775. Klenteng ini memiliki makna penting dalam komunitas, sebagai tempat bagi umat manusia untuk menjadi insan yang penuh kebajikan dan intelektual.

Jejak Sejarah Klenteng Boen Tek Bio

Kelenteng Boen Tek Bio tidak terlepas dari sejarah Kota Tangerang. Awalnya dibangun dengan bahan dinding bambu dan atap rumbia, kelenteng ini terus mengalami renovasi hingga tampil megah dengan warna merah dan kuning keemasan saat ini. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1904, dengan beberapa patung dewa dipindahkan sementara ke Kelenteng Boen San Bio.

Patung-patung tersebut, termasuk YS Hok Tek Ceng Sien (Malaikat Bumi) dan Dewi Kwan Im Hud Couw, merupakan bagian penting dari ritus dan diakui sebagai simbol spiritual dalam masyarakat Tionghoa. Setelah proses renovasi, patung-patung itu kembali ke Kelenteng Boen Tek Bio, dan pemindahan ini diperingati sebagai ritual Gotong Toapekong.

Gotong Toapekong 2024: Sebuah Perayaan Budaya yang Megah

Baca Juga:Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Berujung Maut di Sukabumi

Tahun 2024 menandai momen istimewa bagi Gotong Toapekong. Untuk pertama kalinya, ritual ini dirayakan setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kota Tangerang. Pengakuan ini membawa dimensi baru pada perayaan, menarik perhatian lebih luas dari masyarakat dan media.

Persiapan dan Antisipasi

Persiapan Gotong Toapekong 2024 dimulai jauh-jauh hari. Panitia penyelenggara, yang terdiri dari anggota komunitas Tionghoa dan perwakilan pemerintah setempat, bekerja keras untuk memastikan setiap detail acara terlaksana dengan sempurna.

“Kami ingin Gotong Toapekong 2024 menjadi momen yang tak terlupakan,” ujar Liem Siu Liang, salah satu panitia penyelenggara. “Bukan hanya bagi komunitas Tionghoa, tapi juga bagi seluruh warga Tangerang dan para wisatawan yang datang.”

Rangkaian Acara yang Mempesona

Puncak perayaan Gotong Toapekong 2024 jatuh pada Sabtu, 21 September. Hari itu, ribuan orang berkumpul di sekitar Klenteng Boen Tek Bio, menanti dimulainya prosesi.

Acara dimulai dengan upacara pembukaan yang khidmat di dalam klenteng. Para pemuka agama memimpin doa dan persembahan, memohon berkah dan perlindungan bagi masyarakat. Suasana spiritual yang kental terasa di setiap sudut klenteng.

Setelah upacara pembukaan, dimulailah arak-arakan yang dinanti-nantikan. Patung Dewi Kwan Im Hud Couw, dihiasi dengan indah dan diusung oleh puluhan orang, keluar dari gerbang klenteng diiringi musik tradisional dan tepuk tangan meriah para pengunjung.

Rute arak-arakan melewati beberapa jalan utama di Tangerang, termasuk Jalan Cilangkap dan Jalan Kali Pasir. Di sepanjang jalan, warga berjejer untuk menyaksikan prosesi, banyak di antaranya ikut berdoa dan memberikan persembahan.

Partisipasi Masyarakat yang Mengesankan

Yang membuat Gotong Toapekong 2024 istimewa adalah partisipasi masyarakat yang luar biasa. Tidak hanya dari komunitas Tionghoa, tapi juga dari berbagai latar belakang etnis dan agama.

“Saya bukan keturunan Tionghoa, tapi saya merasa terpanggil untuk ikut merayakan,” ujar Asep, salah seorang warga Tangerang yang hadir. “Ini adalah bukti keindahan keberagaman budaya di kota kami.”

Banyak pengunjung yang mengenakan pakaian tradisional Tionghoa, menambah kemeriahan suasana. Beberapa komunitas seni lokal juga turut berpartisipasi, menampilkan tarian barongsai dan atraksi budaya lainnya di beberapa titik sepanjang rute arak-arakan.

Dampak Gotong Toapekong terhadap Masyarakat dan Ekonomi Lokal

Perayaan Gotong Toapekong tidak hanya memiliki makna budaya dan spiritual, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi Tangerang.

Mendorong Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Ritual yang hanya diadakan setiap 12 tahun sekali ini menjadi daya tarik wisata yang kuat. Ribuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, berdatangan ke Tangerang untuk menyaksikan Gotong Toapekong 2024.

“Okupansi hotel-hotel di Tangerang meningkat drastis selama periode perayaan,” ungkap Hendra Wijaya, perwakilan dari Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tangerang. “Ini tentu berdampak positif bagi perekonomian lokal.”

Tidak hanya sektor perhotelan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar area perayaan juga mendapat keuntungan. Penjual makanan, cinderamata, dan jasa lainnya mengalami peningkatan omzet yang signifikan.

Memperkuat Kohesi Sosial

Lebih dari sekadar acara budaya, Gotong Toapekong menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antar komunitas di Tangerang. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam perayaan ini menciptakan rasa kebersamaan dan saling pengertian.

“Gotong Toapekong mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan merayakan keberagaman,” kata Dr. Siti Nuraini, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia. “Ini adalah contoh nyata bagaimana tradisi budaya bisa menjadi jembatan pemersatu masyarakat.”

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Meski Gotong Toapekong 2024 berlangsung sukses, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan di masa depan.

Melestarikan Autentisitas di Era Modern

Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjaga keaslian ritual di tengah modernisasi. “Kami ingin Gotong Toapekong tetap relevan bagi generasi muda, tanpa kehilangan esensi spiritualnya,” ungkap Ruby Santamoko, Ketua Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio.

Upaya pelestarian ini melibatkan dokumentasi yang cermat, pendidikan budaya untuk generasi muda, dan adaptasi yang hati-hati terhadap perkembangan zaman.

Mengelola Dampak Pariwisata

Meningkatnya jumlah wisatawan juga membawa tantangan tersendiri. Pengelolaan kerumunan, kebersihan lingkungan, dan keamanan menjadi fokus utama panitia penyelenggara.

“Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan Gotong Toapekong secara bertanggung jawab,” tegas Liem Siu Liang. “Kami ingin ritual ini memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya dan lingkungan.”

Penutup: Merayakan Keberagaman Melalui Tradisi

Gotong Toapekong 2024 telah membuktikan bahwa tradisi kuno masih memiliki relevansi dan daya tarik di era modern. Ritual ini bukan hanya tentang melestarikan warisan budaya, tapi juga tentang membangun jembatan pemahaman antar komunitas.

Saat kita menantikan Gotong Toapekong berikutnya di tahun 2036, kita diingatkan akan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Dalam keberagaman inilah kita menemukan kekuatan dan keindahan bangsa ini.

Bagi Anda yang tertarik untuk mendalami lebih lanjut tentang Gotong Toapekong atau ingin berpartisipasi dalam pelestarian budaya Tionghoa di Indonesia, jangan ragu untuk menghubungi Yayasan Boen Tek Bio atau Dinas Kebudayaan Kota Tangerang. Mari bersama-sama menjaga dan merayakan warisan budaya kita untuk generasi mendatang.

DITAG:Adat TionghoaGotong ToapekongTionghoaTradisi
Bagikan Artikel Ini
Twitter Email Salin Tautan Cetak
Artikel Sebelumnya Beri Dukungan, Partai Hanura Perkenalkan Pram-Doel DPP Partai Hanura Dukung Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada 2024
Artikel Berikutnya Sri Mulyani Ungkap Alasan Pegawai Kemenkeu Jadi PNS Paling Tajir di RI Sri Mulyani Jelaskan Kenaikan Pendapatan PNS Kementerian Keuangan

Sumber Terpercaya untuk Informasi Akurat dan Terbaru!

Kami berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan terkini. Itulah sebabnya banyak orang mempercayai kami untuk mendapatkan informasi terbaru. Ikuti kami untuk pembaruan real-time tentang berita dan tren terbaru!
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Posting Populer

Hermes Tampilkan Koleksi Kulit Mewah di Paris Fashion Week

Voxnes.com , Jakarta - Desainer dari Hermes, Nadege Vanhee, mempersembahkan koleksinya untuk musim gugur-musim dingin…

Oleh Rany Nasution

Murid SD di Kotim Menangkan Kompetisi Coding dan AI

SAMPIT Alethea Putri Hasian Tampubolon, siswa SD Katolik Yos Sudarso Sampit, sukses mendapatkan posisi kedua…

Oleh Rany Nasution

Sucor Sekuritas: Danantara Siap Memberikan Dampak Besar pada Pasar Modal Indonesia

Voxnes.com.CO.ID - JAKARTA Sucor Sekuritas menganggap bahwa dengan hadirnya BPI Danantara dapat memicu perkembangan investasi.…

Oleh Rany Nasution

Anda Mungkin Juga Menyukainya

Tangkapan layar peristiwa dinding roboh akibat freestyle motor yang menimpa bocah 8 tahun di Padang.
Nusantara

Polisi Proses Hukum Pelaku Freestyle Motor yang Sebabkan Gian Meninggal Saat Hendak Wudhu

Oleh Angga Maulana
Personel (BPBD) berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (ilustrasi). Di Sumsel, muncul gerakan Sumsel Darurat Asap.
Nusantara

Muncul Gerakan ‘Sumsel Darurat Asap’, Ini Reaksi Gubernur Sumsel

Oleh Angga Maulana
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi
Nusantara

70 Persen Anggota Polda Jabar Belum Miliki Rumah Layak

Oleh Angga Maulana
AA1AXion
communitycultureIndonesialocal newsnews

Desa Mililing: Dari Asal Usul DeepSeek hingga Destinasi Wisata Populer

Oleh Rany Nasution
Voxnes Logo Voxnes Logo
FacebookSuka
TwitterIkuti
InstagramIkuti
TikTokIkuti
WhatsAppIkuti
Google NewsIkuti

Kanal

  • Voxnes Nusantara
  • Voxnes Global
  • Opini & Analisis
  • Sosok & Inspirasi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi & Inovasi
  • Gaya Hidup & Kesehatan
  • Hiburan & Budaya Pop
  • Lingkungan & Alam
  • Edukasi & Pengembangan Diri
  • Komunitas & Sosial
  • Olahraga

Berlangganan Newsletter

Daftarkan diri Anda untuk menerima artikel terbaru kami langsung di inbox Anda!

  • Disclaimer
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Kontak

Copyright 2024 Voxnes Media. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi?