Lubang Hitam ‘Membunuh’ Galaksi: Penemuan Mengerikan dari Teleskop James Webb
James Webb Space Telescope (JWST) telah menangkap insiden yang mengguncang dunia astronomi. Para astronom menemukan bukti kuat bahwa lubang hitam supermasif mampu ‘membunuh’ galaksi dengan cara menyedot mereka hingga mati.
Penemuan ini, yang dilaporkan oleh tim peneliti dari University of Cambridge, mengungkap fenomena menakjubkan yang terjadi di alam semesta. Galaksi yang diteliti, bernama ‘GS-10570’ atau ‘Galaksi Pablo’, terletak sekitar 11,5 miliar tahun cahaya dari Bumi, membuatnya berusia sekitar 2,3 miliar tahun setelah Big Bang.
Galaksi ‘Mati’ dan Misteri di Baliknya
Galaksi Pablo, yang memiliki massa seberat 200 miliar kali matahari – seukuran dengan Galaksi Bima Sakti, seharusnya mampu menghasilkan banyak bintang. Namun, teleskop JWST menangkap bukti bahwa galaksi ini telah ‘mati’, alias tidak membentuk banyak bintang, dengan menganggap ukurannya.
Ilmuwan sejak lama mencurigai bahwa lubang hitam supermasif dapat mengakhiri kehidupan galaksi. Namun, observasi dari JWST memberikan bukti valid pertama yang menunjukkan bagaimana proses tersebut terjadi.
Francesco D’Eugenio, anggota tim peneliti dari University of Cambridge, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan: "Berdasarkan observasi awal, kami mengetahui galaksi ini berstatus padam. Tidak membentuk banyak bintang jika dilihat dari ukurannya. Kami memprediksi ada kaitan antara lubang hitam dengan matinya pembentukan bintang di Galaksi Pablo."
"Namun, sebelum deteksi dari James Webb, kami tak bisa mempelajari lebih lanjut soal padamnya galaksi dan kaitannya dengan lubang hitam. Kami juga tak tahu apakah kepadaman ini bersifat sementara atau permanen," tambahnya.
Penjelasan Fenomena Pembunuhan Galaksi
Dengan pemanfaatan kekuatan supernya, JWST mengungkapkan kebenaran yang mengerikan tentang nasib Galaksi Pablo. Lubang hitam, yang bermassa 200 juta kali massa matahari, membayangi galaksi tersebut dan ‘memotong’ sumber asupan materi, yaitu gas dan debu yang dibutuhkan untuk membentuk bintang.
D’Eugenio mengungkapkan: "Akhirnya, kami menemukan bahwa lubang hitam telah membunuh galaksi ini dengan memotong sumber asupan ‘makanan’ yang dibutuhkan galaksi untuk menciptakan bintang baru."
Aniaya galaksi ini berlangsung dengan cepat. Angin yang dipancarkan oleh lubang hitam bergerak dengan kecepatan luar biasa, mencapai 2,2 juta mil per jam. Kecepatan luar biasa ini menyebabkan galaksi Pablo kehilangan bahan bakarnya dan akhirnya menjadi ‘kerangka’ yang tandus dan sunyi di angkasa.
Observasi Lanjut dan Misteri Kosmik yang Tetap
Tim peneliti dari University of Cambridge berencana untuk melanjutkan observasi Galaksi Pablo menggunakan beberapa teleskop luar angkasa dan radio lainnya, termasuk Atacama Large Millimeter-Submillimeter Array (ALMA). Amanda Barnard, rekan setim D’Eugenio, menjelaskan bahwa dengan kombinasi data dari berbagai sumber, mereka dapat mengungkap dampak lubang hitam secara lebih detail dan memahami proses hilangnya materi dari Galaksi Pablo.
“Kami ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana udara di sekitar galaksi terpengaruh oleh lubang hitam. Kami juga ingin mengetahui bagaimana lubang hitam ini berkontribusi pada pembentukan bintang di galaksi sekitarnya"
Observasi dan analisis lebih lanjut akan memberikan wawasan penting tentang bagaimana lubang hitam masif berkontribusi dalam dinamika kosmik dan kehidupan galaksi di alam semesta.
Penemuan ini bukan hanya tentang kematian Galaksi Pablo, tetapi juga sebuah panggilan untuk mengungkap lebih banyak rahasia tentang lubang hitam dan peran mereka dalam menata kembali peta kosmik.